Bullying and Babysitter

249 41 2
                                    

Warning: Sad story, Abused :''(
Judulnya aja bulli pasti sedih :"(
(B/G): bully girl
(B/B): bully boy

"Anak aneh.." kata salah satu teman sekalasku sedangkan yang lainnya tertawa mendengarnya.

"Kamu lebih cocok sama anak jalanan dibandingkan kita kita ini, iya gak~"

"Berhenti.." bisikku.

"Hah.. barusan kamu bilang apa?? Hei (B/G/1) dia bicara sesuatu padamu"

Seketika (B/G/1) berhenti tertawa dan menatap (y/n) dengan sinis.

"Heh... Lu jangan coba-coba bicara denganku dan temanku. Karena kau tidak pantas untuk bisa bicara dengan kami." Kata terakhirnya sebelum  Ia dan temannya meninggalkan (y/n) sendirian di timbunan pasir di taman bermain sekitarnya.

(No one POV...)

(Y/n) berusaha untuk bangun namun pukulan dan tinjuan yang diberikan (B/B) dan temannya membuatnya tidak kuat lagi dan menangis tersedu-sedu karena tidak ada yang mau menolongnya.

Apa yang aneh darinya sehingga ia begitu dibenci semua orang, kecuali orang tuanya yang selalu sibuk dan jarang memperhatikan keadaan anak semata wayangnya.

Ia berusaha bangkit lagi dan berhasil. (Y/n) pulang dengan keadaan yang lebih memburuk dari kemarin yang hanya mungkin di dorong oleh mereka ke genangan air sampai kotor.

Di rumahnya, Babysitter yang disewa orang tuanya sama sekali tidak mempedulikannya. Yang dia pedulikan hanyalah uang dan makan gratis di rumahnya. (Y/n) sangat berani untuk menghadapi Babysitter pemalas itu seperti ' lainnya ' .

Beberapa Babysitter yang di sewa ayahnya sangat tidak lulus standar Babysitter yang layak. Beberapa dari mereka datang untuk uang, nonton tv sepuasnya, makan gratis, dan menjadi penguasa rumah seharian penuh.

Tapi (Y/n) sudah siap dengan itu. Itulah mengapa ia disebut anak yang Unik dan cerdik walaupun sangat kaku dihadapan orang tertentu. Saat si Babysitter dengan nama asli Gaby (sorry bagi yang memiliki nama yang sama, kalian boleh ganti namanya jika kalian mau) sedang duduk santai di sofa sambil nelpon dengan pacarnya. Daripada dia tau itu pacarnya. Well dari cara si Gaby selalu baper dan juga agak manja dengan orang yang di telponnya dan juga kalimat 'sayang' yang membuat (Y/n) makin jijik dengarnya.

Saat Gaby masih sibuk, (Y/n) menyelinap ke dapur dan mengambil sesuatu yang ia perlukan. Kebetulan saat mengambil barang yang diperlukannya dia melihat sebuah bungkusan Snack yang mungkin saja Gaby baru ingin memakannya namun ada panggilan masuk. (Y/n) mengambil sebuah botol berisi kapsul bubuk dan menuangkan isinya ke dalam Snack tersebut sambil mengocok isi Snack agar tercampur semua isinya.

Namun tanpa ia sadari ternyata Gaby datang ke dapur dan melihat (y/n) yang menyentuh cemilannya.

"Hey! Mau ngapain!?"

"Eh, Nona Gaby. Ini nih saya lagi pindahin semut yang masuk ke cemilan nona 'eww' " merasa jijik harus mengatakan kalimat itu.

"Semut??" mulai percaya.

"Iya semut, lagian juga kenapa snacknya ditinggalkan begitu saja."

"Terserah saya " ucapnya lalu pergi dengan snack itu.

Your POV...

"Thats it!" Ucapku dalam hati, jika seandainya masih ada kesempatan, ku  tambah lagi beberapa butir ke dalamnya sehingga ia harus menderita sebulan. Tapi aku tak sekejam itu. Kemudian aku berlalu dengan barang-barang yang ku ambil. Sebenarnya yang ku ambil hanyalah Tissue toilet tambahan dan beberapa Snack yang dia simpan, toh mungkin nanti dia tidak mau makan juga dan sekaligus tidak menambahkan jumlah sampah yang ada di lantai dan Gaby nggak  mau membersihkannya.

Kebetulan tissue yang ada di toilet sudah habis dan aku hanya perlu menyembunyikan tambahannya Hehe~







Sorry jika chapter ini terlihat sedikit. Sebenarnya aku membuat cerita ini karena aku sangat suka Little Nightmares dan banyak yang ingin move on dari LN 2 bagi yang sudah tau endingnya 😭
mana 😭😭
Dan oh iya, di buku ini kamu dengan mono hanya sebatas kawan saja atau "playmate" kalo nggak tau apa artinya cari di google. Di buku ini juga Six dan Runaway kid (Seven) nggak akan muncul di buku dan ada di buku kedua setelah buku ini selesai😏

Our Nightmare [Mono x Reader] Little Nightmares 2 FanfictionWhere stories live. Discover now