"Aku bukan anak TK."

Cetus Barra,ketus.Tanpa peduli teguran ibu Dewi yang juga masuk dapur.Ia akan kembali ke toko setelah yakin Pras baik-baik saja.

"Mas..mas Barra.."

Ucap ibu Dewi sambil menyusul Barra yang bergegas pergi.

"Aku sudah menuruti ibu untuk pulang ke rumah,tidur di rumah..tapi jika untuk bersikap baik pada dia...!!"

Barra menggantung ucapannya.Sambil menujuk ke arah ibu Hamida.Melanjutkan dengan tegas..

"Sorry,bu..aku tidak bisa..!"

Lanjutnya sambil mengambil sepedanya.Mengayuhnya dengan kasar.Ibu Dewi menghela nafas.Tidak bisa berbuat apa-apa.

*****

Amir menyikut Barra yang masih asyik menyantap baksonya.

"Barra..kayaknya dua cowok itu mengamati kita dari tadi.."

Bisik Amir,menunjuk dua lelaki yang berjaket jumper.Mata Barra beralih pada sosok yang di maksud Amir.Ia pun menyadari itu,bahkan ia tahu bahwa mereka mengamati sejak di taman kota.Dan sekarang,mengikuti sampai sini.

"Kita pergi."

Bisik Barra,membayar dua mangkuk bakso dan dua gelas es jeruk.Amir mengikuti.

"Mereka juga keluar,Barra.."

Bisik Amir saat melihat dua orang berjaket jumper itu juga keluar.

"Mereka bawa motor."

Bisik Amir lagi,mengamati dua orang itu.Yang sedang menghubungi seseorang lewat telfon.Yang satu menghidupkan motor.

"Kita lewat jalan besar saja."

Putus Barra sambil memakai sarung tangan dan helm sepedanya.Fillingnya tidak enak.Barra ingat siapa mereka.

"Haaii..kalian dari mana?"

Tiba-tiba terdengar sebuah suara,Barra menghela nafas.cewek ini seperti hantu yang ada di mana-mana.Kadang Barra heran juga,karena cewek yang di gozipkan ada apa-apa dengan Mas Tegar ini,nyaman-nyaman saja memakai jubah dengan kerudung lebar,naik sepeda until.

"Ngintil aja kakak iparmu,Barra.."

Celoteh Amir sambil terkekeh.Meski matanya sempat melirik dua lelaki berjaket jumper itu.Iya kan?Mereka belum berangkat?

"Siapa juga sudi punya kakak ipar kayak Sofi.."

Sungut Barra,mendelik saat di lempar Sofi sisa air mineral dalam botol kemasan yang ada di dalam keranjang sepeda.

Air yang tinggal sedikit itu terserak acak di atas rumput.Akhirnya mereka pulang bareng,sambil berbincang dari mana masing-masing.

"Ati-ati,Fi..ntar di perkosa,Barra.."

Ledek Amir dengan tawa ngakak, sebelum belok ke arah jalan rumahnya.Sempat mengumpat keras saat di jitak Barra dari atas sepeda.Sofi hanya tertawa-tawa melihat kelakuan dua sahabat itu.

*****

Senja yang indah,dengan cakrawala berwarna merah saga.Tampak angkuh dan garang di atas sana.

Sofi berusaha mensejajari kayuhan sepeda Barra.Bener-bener tuh anak,beda banget dengan Tegar.Mana ini area persawahan yang sepi lagi.
Dan sepertinya dari tadi ada yang mengikuti mereka,atau kebetulan searah?

Baru saja Sofi akan berteriak memanggil Barra yang berada sekitar tiga puluh meter di depannya,,tiba-tiba saja ada yang menyepak sepeda Sofi.Dari pengendara motor.Tak ayal lagi,Sofi jatuh terguling ke sisi lain jalan.

"GUBRAAKK..!!"

Bara menoleh kaget.Saat mendengar suara pekikan Sofi dan suara sepeda jatuh.Segera ia berbalik.

"Sofii..!"

Teriaknya panik.Langsung menggeletakkan sepedanya begitu saja.Membantu Sofi bangkit.

"Apa-apa'an kalian?!Apa salah gadis ini?"

Pekik Barra berang,menghentak dada salah satu penabrak Sofi.

"Banyak bacot,kamuu..!!'

Teriak yang di hentak dadanya oleh Barra.Langsung memberikan bogem mentah,tapi dengan cepat Barra berkelit menghindar.

Sofi berteriak,meminta mereka berhenti,tapi tidak di gubris.Sofi terbelalak saat entah dari mana,tiba-tiba muncul banyak pengendara motor,mengelilingi mereka.

"Kamu punya masalah dengan mereka,Barra?"

Pekik Sofi dengan curiga.Ini di sengaja.Bukan terjadi secara kebetulan.Pasti Barra bikin gara-gara dengan salah satu dari mereka,hingga..

"Cerewet..siaga saja..!!"

Omel Barra,berdiri dengan kuda-kuda,saling berdiri membelakangi.Dengan punggung menyatu.

Waspada menatap sosok-sosok yang kini mengepung mereka.Jumlahnya sekitar delapan orang.Dengan empat sepeda motor.Dengan salah satu isyarat merekapun menyerang Barra dan Sofi.

"HIIIAATT!!"

Tak ayal lagi,pertarungan sengit pun terjadi.Senja kian memerah,seolah menjadi saksi pertarungan tidak seimbang itu.

Barra baru tahu mengapa jubah muslimah itu di buat lebar,ternyata itu sama sekali tidak menghalangi gerakan Sofi menyerang dan menghindar lawan-lawan mereka.Ada legging
Yang terlihat jelas saat jurus-jurus silat melayang menghajar lawan.

Dan,
Ketika lagi,
Muncul belasan motor yang kian mendekat,dengan deru motornya yang meraung-raung,Barra menggamit kasar tangan Sofi.

Mengajak lari masuk kebun jagung.Sempat menangkis kayu yang di lempar salah satu penyerang dengan tendangan kakinya.Meloncati irigasi bersama Sofi..

Teriakan dan hardikkan terdengar,
MENGEJAR!!

"HOOII..BERHENTI..JANGAN KABUUR..!!"

******

(SELASA,09 MARET 2021)

ᴹʸ ᶠᴬᵀᴴᴱᴿ ᴵˢ ᴾᴼᴸʸᴳᴬᴹᴼᵁˢ Where stories live. Discover now