Tertawa sambil geleng-geleng kepala saat melihat Kamila dan Givari yang menyapu halaman malah main kejar-kejaran dengan kupu-kupu.

******

Tegar menatap kupu-kupu cantik yang di tunjuk Kamila dengan sumringah.Tegar melarang untuk menangkapnya,hanya boleh menikmatinya dengan memandangnya.

Hewan diurnal itu menari-nari di antara bunga-bunga yang bermekaran.Golongan serangga ordo lepidoptera itu hinggap dan menegakkan sayapnya tepat di depan Kamila.Gadis kecil itu tampak kegirangan.

"Yang ngecat sayapnya Alloh,mas?"

Tiba-tiba Givari bertanya,Tegar tertawa,mengiyakan dan membimbing adiknya mengucap masyaalloh.Mereka memandangi kupu-kupu cantik dengan sayap putih,di pinggirannya terlihat sembur hitam dan coklat.Mungkin itulah yang membuat Givari berpikir bagaimana cara Alloh mengecatnya,hingga begitu indah dan sempurna,Masyaalloh.

"Mas?..siapa tuh di gerbang?"

Kamila berkata sambil menunjuk gerbang,tampak dua orang laki-laki celingak-celinguk kebingungan.

Tegar berjalan ke arah mereka,membiarkan adiknya yang masih takjub dengan kupu-kupu.

"Eh..maaf,dek...benar ini rumah Budi Prasetyo?Yang kerja di..."

Salah satu laki-laki itu menyebut salah satu nama perusahaan kontruksi.Tampak ragu bahwa ini adalah rumah dari...

"Iya,dek..kami sudah muter-muter tanya.Kata mereka ya ini rumahnya?bener?"

Yang satunya menimpali.Tegar membenarkan.Meminta mereka masuk dengan sopan.Meski ragu,mereka mengikuti Barra.

"Yakin ini rumah mas Pras yang kita kenal?"

Tanya Andi,teman Pras, tidak yakin,karena penampilan dan sikap Pras jauh dari orang kaya.Ini rumah apa istana?celangap batinnya tak percaya.Menatap rumah dengan arsitektur jawa dengan taman luas yang..

"Siapa tau cuma numpang."

Bisik Sulaiman dengan cekikikan.Di benarkan Andi.Iya juga ya..siapa tahu numpang familynya.Karena selama ini Pras selalu menghindar dengan banyak alasan jika teman-temannya ingin main.Mungkin sungkan karena numpang.Duga batin mereka.

"Sebentar,mas..saya bangunkan mas Pras dulu..kecapekan..masih tidur."

Ucap Tegar dengan senyum,meminta mereka masuk tapi mereka memilih duduk di kursi teras samping.

Andi dan Sulaiman,saling lirik saat melihat meja di depan mereka adalah meja marmer.Marmer di taruh teras?pikiran mereka sama;sekaya apa keluarga ini?Dan sebaik apa family yang di tumpangi Pras hingga membiarkan Pras molor sampai jam segini?

******

"Silakan di minum,mas.."

Andi dan Sulaiman mendongak saat sebuah suara merdu terdengar.Bengong menatap wanita cantik dengan tunik coklat susu dan jilbab senada.Menyuguhkan dua cangkir teh dan setoples kue coklat kering.Apanya Pras?cantik banget.Kakaknya atau...

"Saya ibunya Pras,silakan di cicipi cemilannya,anggap rumah sendiri."

HAAHH??

Ke dua teman Pras itu celangap tak percaya.Ibunya?Yang benar saja?Mereka menjawab iya, masih bengong,membiarkan ibu Hamida Hanum masuk ke dalam.Jika wanita cantik itu ibunya?berarti rumah ini miliknya dong?atau numpang dengan ibunya juga?

Mereka masih saling bisik dengan berbagai praduga,sambil menunggu Pras yang cukup lama tidak muncul-muncul.

*****

ᴹʸ ᶠᴬᵀᴴᴱᴿ ᴵˢ ᴾᴼᴸʸᴳᴬᴹᴼᵁˢ Where stories live. Discover now