"Hegh!"

Barra tertawa garing,melanjutkan dengan sorot benci yang bertindih-tindih.Terlebih saat mendengar tawa bapak di depan televisi,bersama dua istri dan adik-adik kecilnya.

"Menghargai?Apa bapak pernah menghargai kita?Egois!Mas Tegar nyadar gak kalau bapak sebenarnya mampu belikan rumah perempuan itu!Dia nyiksa ibu aja dengan menjadikan satu rumah dengan perempuan itu!"

"Barra..!!"

Tegur Tegar dengan mata melotot,ia tak mau lagi ada ribut-ribut.

Barra tak peduli,hanya menggeleng perih.sengaja menyenggol panci yang belum di letakkan kakaknya di tempat semula.

"KROMPYAANGG....!!"

"Maaasss...apa yang jatuuh??'

Ibu Dewi berteriak dari ruang keluarga.Semua menoleh ke arah dapur.

"Panci,bu..maaf gak sengaja."

Jawab Tegar sambil mengambil panci yang sempat berputar,yaah..penyok?!Tegar menepuk jidatnya.Sekuat apa adiknya??

******

"BRAAAKK..!!"

Barra membanting pintu kamar kasar.Tak di gubris sapaan adik-adiknya.Bu Dewi menahan suaminya yang akan marah.

"Sudah..sudah..yang penting dia mau pulang ke rumah."

Ucap ibu Dewi sambil menepuk-nepuk bahu suaminya.pak Purbo menggerutu.

Ibu Hamida yang melihat itu hanya menghela nafas.Sampai kapan Barra akan bersikap seperti itu?Apa salah ibu Hamida?Ia sudah berusaha semampunya untuk 'masuk'dalam keluarga ini,tapi...

"Ada kupu-kupu,bunda..!"

Teriak Givari tiba-tiba,melihat hewan yang dia anggap kupu-kupu hinggap di bunga in door,lidah mertua.di sebelah televisi.

"Itu ngengat,dek.."

Ucap Tegar sambil duduk di karpet,di sisi adik-adiknya.Sementara bapak dan dua ibunya di atas sofa.Bapak duduk di tengah,di apit dua istrinya.Dengan tangan bapak terentang,tampak keren di mata Tegar.Tegar Menyandari Sofa dimana ibunya berada,meletakkan tangan ibunya agar memijati pundaknya.

Ibu Hamida dan bapaknya tertawa melihat itu.

"Kebalik,mas..ibu yang di pijati,kan ibu yang capek kerja."

Protes Kamila juga.Ibu Dewi tersenyum,tetap memijati pundak Tegar yang mengeluh capek habis cuci piring dan perabot kotor.

"Pras lembur..Mi..?"

Pak purbo bertanya pada bu Dewi.Di iyakan bu Dewi.

"Kupu-kupu,maas.."

Givari masih lebih tertarik pada hewan kecoklatan yang kini nangkring di atas terarium yang ada di meja.

"Sama kayak kupu-kupu,mas?"

Kamila bertanya serius,mengamati sayap yang terbentang itu,kecoklatan dan kusam.Beda dengan sayap kupu-kupu yang biasanya indah dengan warna cemerlang.

"He'em."

Jawab Tegar sambil mengamati hewan nocturnal itu.

"Cuma dia aktif di malam hari."

Jelas Tegar lagi,di sahuti sang bapak.

"Kupu-kupu malam,dek."

Ucap sang bapak,tapi di hus
Ibu Hamida,ibu Dewi ikut tertawa saat Kamila serius bertanya lagi,

"Kupu-kupu malam atau ngengat,mas?"

"Ngengat,deek.."

Jawab Tegar dengan tawa pula,sambil ngemil makan kue coklat kering kesukaan Barra.Membiarkan kedua ibu dan bapaknya masih berkelakar dengan istilah 'kupu-kupu malam'.

ᴹʸ ᶠᴬᵀᴴᴱᴿ ᴵˢ ᴾᴼᴸʸᴳᴬᴹᴼᵁˢ Where stories live. Discover now