08. Trip to the Beach

215 30 2
                                    

"Weekend nongki kuy."

"Skip, gue lagi bokek."

"Halah nongki doang, udah lo jajan kopi aja, Jaem."

"Gue belom dikasi uang jajan sama papa ya tan, uang gue habis gue buat projek ekstra kemaren."

"Gapapa bang, gue bayarin."

Jaemin langsung menoleh ke arah Chenle dengan tatapan yang datar. Ia tidak kaget dengan kelakuan adik kelasnya yang satu itu. "Gampang amat lo ngomong, tan." Chenle menatapnya bingung. "Tan? Setan? Lah salah gue apa bang?" Tanya Chenle bingung. "Sultan Le, sultan. Bukan setan. Mau ngomong sul ntar dikira gue manggil lo samsul." Balas Jaemin yang mendapatkan tabokan oleh sang kembaran. "Ya lebih mending sul lah daripada tan!" Jaemin hanya balik menatap Jeno tajam. "Apa apa? Nak lawan?" Tanya Jeno.

"Kek familiar aja tu kalimat." Ujar Jisung mencoba memikirkan dimana dia mendengar kalimat itu. "Doraemon anjir!" Haechan langsung menatap sang teman. "Doraemon asalna? Jelas jelas itu dari Spongebob bego!"

"Punya temen ga ada yang pinter! Itu dari Upin Ipin bego! Jelas jelas bahasa itu melayu!"

"Upin Ipin otak lo! Dikira yang dari Malaysia cuma Upin Ipin kali ya. Itu dari Boboiboy anjir! Astaga bukan temen gue lo pada."

"Dih, emang lo temen gue? Orang temen gue cuma Naruto."

"Haechan stress."

Mark hanya memandang enam temannya itu, yang otaknya hampir tidak ada yang waras. Ah, dia tidak mengaca sepertinya. Padahal dia itu sebelas dua belas dengan mereka. Ya awalnya sih dia cuma pemuda normal, kalem, punya malu, tapi setelah ketemu mereka? Mark sering bertanya kemana perginya sikap sikap nya itu.

"Pantai Gunung Kidul, kuy."

Perdebatan mereka terhenti. Dan Mark agaknya menyesal mengatakan itu, karena sedetik setelahnya一

"WOAH! AYO BANG! NGINEP JOGJA HAYU!"

"PINTER JUGA LO BANG. KUY LAH, GUE BOBOL CELENGAN GUE DULU."

"GAS LAH BANG."

"HAYOK LAH BANG. NTAR PAKE SUPIR KELUARGA GUE AJA BANG."

"HAYOK LAH. SEKALIAN KE HARTONO YA BANG? GUE MAU BELI PARFUM BARU DISANA."

一gendang telinganya serasa ingin pecah. Beruntung sekali mereka di rumah Chenle saat ini, dan rumah Chenle saat itu sedang sepi. Tidak ada orang kecuali mereka, pembantu pembantu Chenle kebetulan saat itu diliburkan. Jika mereka sedang di tempat umum, Mark tidak akan menganggap mereka teman.

"Jadi gimana? Fix ga? Kalo fix gue isi bensin dulu dah. Habis bensin gue dipake nganter anak anak mondar mandir nyari sponsor kemaren." Tanya Mark memastikan. "Pake mobil lo bang? Ga pake mobilnya Chenle aja?" Tanya Renjun ragu. "Mentang mentang lo baru dapet SIM bang. Ga ah gue takut kenapa napa." Mark memandang mereka tidak percaya.

"Gue emang baru dapet SIM tapi yang nyetirin lo pada sampe Semarang siapa kalo bukan gue hah? Punya temen ga ada akhlak ya kaya gini."

Yang lain hanya cengegesan. "Mobil lo aja bang? Pake mobil gue juga ga?" Tawar Jeno, karena hanya dia dan Mark saja yang bisa menyetir. Ya sebenarnya Jaemin bisa, tapi dia nya ogah ogahan kalau disuruh menyetir. "Irit bensin." Katanya, namun semua juga tahu, sebenarnya si maniak americano itu malas menyetir saja.

"Udah mobil gue aja. Gue ntar bawa Brio papa gue. Lagian lo pada kurus kurus ntar pasti ada tempat sela." Bantah Mark. Yang lain hanya bisa pasrah, ya memang ucapan Mark itu benar.

"Besok Sabtu kumpul rumah gue jam 8 pagi. Males gue harus nyamperin rumah lo pada satu satu."

___

kita ini apasih ? • 7dream ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt