"Kok lo yang bawa mobil sa?! Lo bisa bawa mobil?!"

"Pernah dulu main bombomcar"

"Kan beda, kenapa gak Mashi aja sih?"

"Emang nyampe?"

"Iya juga, kakinya gak bakal sampe sih"

"Ngomong lagi gue jadiin kepala lo bola basket." Sahut Mashiho kesal.

"Buset, kecil-kecil nyeremin." Jaehyuk kemudian tertawa, disusul dengan Mashiho dan juga Asahi yang terkekeh kecil.

"Ekhem!"

Mereka bertiga berhenti tertawa lalu mengalihkan pandangan mereka kearah polisi dibelakang Asahi.

"Sebelum kalian seneng-seneng dulu, kalian saya kasih ini." Polisi bername tag 'Lee Hangyul' itu menyerahkan surat kearah Jaehyuk.

Jaehyuk dengan bingung menerima surat tersebut lalu membacanya, seketika matanya membola, "SURAT TILANG?!"

Asahi dan Mashiho yang mendengar teriakan Jaehyuk langsung bertatapan satu sama lain.

"Mampus..." Guman Mashiho pelan.

"ASA! MASHI! JELASIN INI APA?!" Jaehyuk menyerahkan surat tilang itu kepada Mashiho dan Asahi, tapi yang keduanya lakukan hanya tertawa melihat raut wajah Jaehyuk yang memeable banget.

"Gomen, tadi gue disuruh Mashi trobos lampu merah, kalau enggak gue trobos lo pasti mati ditangan Junkyu." Jawab Asahi sembari terkekeh. Jaehyuk yang mendengar itu berpikir-pikir lagi, ada betulnya juga, pasti dia sekarang tinggal nama kalau Asahi sama Mashiho gak dateng.

"Yaudah lah, tapi lo berdua yang bayar ya!"

"Enak aja! Kan mobil lo!"

"Lo yang make!"

"Lo yang nyuruh!"

"Sama aja! Lo yang duduk didalem!"

"Asahi yang nyetir!"

"Iya soalnya lo pendek!"

"Kurang ajar! Mau mati lo?!"

"Wah! Jan-jangan lo psikotesnya!"

"Psikopat bodoh!"

"TUH KAN, TAU LAGI!"

"Serah lo jae! Gak mau debat sama orang bodoh!"

"Nyenyenyenye pendek!"

"NGENGKENG!"

"UDAH!" Suara keras Asahi membuat keduanya diam, bahkan Asahi sendiri terkejut dengan suaranya, dia kemudian menatap kearah Hangyul yang hanya menonton debat mereka.

"Pak, biar nanti saya yang bayar." Ujarnya, Hangyul kembali dari kesadarannya, dia mengangguk, "Saya tunggu di kantor polisi."

Selepas kepergian Hangyul, Jaehyuk hanya menatap Mashiho sinis, dan dibalas tatapan sinis juga dari Mashiho.

"Laper"

Ucapan Asahi membuat keduanya menoleh, Jaehyuk baru sadar kalau daritadi dia belum makan, "Ke cafe dulu tempat Junkyu kerja yuk! Kue disana enak-enak."

Asahi dan Mashiho mengangguk, mereka bertiga berjalan perlahan keluar dari gedung kosong tersebut, diluar masih banyak mobil polisi serta polisi disekitar mereka yang asik mengobrol, tapi seketika Jaehyuk berhenti berjalan.

" Kenapa?" Tanya Asahi.

"Ada yang kelupaan?" Pertanyaan Mashiho membuat Jaehyuk melotot, dia baru tersadar akan sesuatu.

"ANJIR, JIHOON MANA?!"

;grudge

Haruto menatap Junkyu disebelahnya yang sedang bernyanyi-nyanyi gak jelas.

Seharusnya, mereka berbeda sel tahanan karena usia Haruto yang masih muda, tetapi karena ancaman Junkyu bahwa dia akan kabur dari penjara dan juga membunuh tahanan lainnya, akhirnya Haruto dipindahkan satu sel dengan Junkyu.

"Kak, kita ngapain disini?" Tanya Haruto random.

"Menurut lo?" Ujar Junkyu sinis. Haruto yang melihat itu hanya membuang nafasnya kasar.

"Coba kalau tadi lo langsung bunuh Jaehyuk, gak bakal dipenjara gini." Ucapan Junkyu membuat Haruto mendecih kesal, harusnya dia yang bilang gitu ke Junkyu, lagian nembak orang aja pake ngobrol dulu, mana gak kena lagi.

"Harusnya karena kakak lah, ngapain pake dendam segala"

"Oh, lo nyalain gue?" Junkyu tersenyum manis kearah Haruto, tapi di mata Haruto itu adalah senyuman paling mengerikan yang dia lihat.

"Eng-enggak, canda hehe"

Dalam hati Haruto merutuk dirinya dimasa lalu yang terlalu gegabah akan tindakannya, dia ingin menyalahkan Junkyu, tapi sebagai adik angkat yang baik, tentu saja dia tidak bisa.

Tanpa Junkyu, mungkin hidup Haruto lebih parah lagi dari ini.

"To," Panggilan Junkyu membuat Haruto yang sedang melamun menatap kearahnya.

"Mau kabur gak?"

Haruto melotot tak percaya kearah Junkyu, "Emang bisa?!"

"Apasih yang Kim Junkyu gabisa HAHAHAHAHA"

Mendengar tawa Junkyu membuat Haruto tersadar, bahwa selama ini, ternyata Junkyu lebih menakutkan dari yang dia bayangkan.

"Harusnya dibawa ke RSJ, bukan malah dipenjara, yang ada malah gue ketularan gila nanti"

















































































































BREAKING NEWS!

Kabar terbaru dari Kantor Kepolisian Treasure, bahwa dua tahanan mereka atas nama Kim Junkyu (21 tahun) dan Haruto (17 tahun) kabur dari sel tahanan.

Dua buronan tersebut masih dicari keberadaannya, diharapkan bagi siapapun yang melihat mereka ataupun mengetahui keberadaan mereka, segera lapor pada pihak kepolisian. Berikut adalah gambar wajah dari buronan tersebut, silahkan hubungi nomor dibawah ini untuk menghubungi pihak kepolisian.


Pip.

"Ihhh kok dimatiin tvnya?!"

"Yoonbin gak seru, padahal kita mau liat mereka yang kesusahan nyari kita!"

"Kalian berdua, berhutang banyak sama gue"

"Hutang? Pft- hutang banyak katanya to! HAHAHAHAHA. Ambilin gue bon bon cepet"

"Nih kak"

"Jun-Junkyu l-lo mau ngapain? Turunin gak pistolnya!"

"Sorry to say Yoonbin, tapi lo udah gak berguna lagi buat gue"

"Plis, j-jangan tembak gue"

"No thank you, i sorry"

Dorrr!!!
























































































"Bercanda bin. Lagian gue gak bakal bunuh lo sebelum dia nyuruh gue"

;grudge

akhirnya selesai!

anw, aslinya ada tiga chapter akhir, yaitu chapter penjelasan dan juga jawaban, tapi aku unpub dulu sebagai revisi. Karena book ini sedang dalam tahap revisi untuk versi cetaknya.

aku minta maaf ya untuk itu. terima kasih juga karena udah baca book ini sampai akhir—eits, ini bukan akhir lho sebenarnya, kalian yakin kalau pembunuh aslinya bener-bener junkyu dan haruto? hihi

nantiin terus yaa informasi tentang kelanjutan book ini. sekali lagi, terima kasih banyakk ♡

grudge | treasure ✔Where stories live. Discover now