Murid baru

15 0 0
                                    

Pukul 06.00
"Deeek woy bangun udah siang ini ntar Lo telat!" teriak seorang lelaki sambil menggoyangkan tubuh Drizzle agar bangun.

Drizzle yang merasa tidurnya terganggu karena teriakan kakaknya pun perlahan membuka matanya. Tepat di depan nya ada Daniel yang telah siap dengan seragam sekolah nya.

"Masih ngantuk Bang." ucap Drizzle lalu memejamkan matanya kembali.

"Driz,, coba liat jam, udah jam berapa ini aduuuh." Daniel berbicara sambil menunjuk tangan nya seolah olah ia memakai jam tangan.

"Iih ngantuk bang emang jam berapa sih??" tanya Drizzle yang akhirnya penasaran.

Mata Drizzle berhasil membulat dengan sempurna ketika tau jam berapa sekarang. Ia segera bangun dan lari ke kamar mandi meninggalkan Daniel yang masih berdiri. Daniel yang melihat tingkah adiknya hanya bisa menggelengkan kepalanya kemudian ia keluar dari kamar Drizzle dan menemui kakaknya serta ayahnya yang berada di ruang makan.

Tak butuh waktu lama untuk seorang Drizzle bersiap siap karna sekarang pun ia telah siap. Untung saja tas sekolah sudah ia bereskan sejak semalam jadi tak perlu membereskan nya lagi. Drizzle tersenyum pada bayangan dirinya sendiri di depan cermin. Kemudian ia mengambil tas nya dan menggendong nya.

Drizzle keluar dari kamarnya dan mulai melangkahkan kakinya menemui kakak fan ayahnya di ruang makan. Sekarang sudah pukul 06.30 tak ada waktu untuk sarapan maka dari itu, ia memutuskan untuk makan di sekolah. Baru kali ini ia terlambat bangun dan ini di sebabkan karna kejailan Haris tadi malam.

Drizzle terus melangkahkan kakinya ke arah meja makan. "Pagi ayah,, pagi Abang Abang ku." ucap nya dengan riang.

"Pagi juga tuan putri." jawab mereka serempak.

"Sini sarapan dulu." ajak Richard dengan lembut

"Gx keburu yah, Driz makan di sekolah aja." ucap nya sambil memasukkan roti ke dalam tas nya lalu langsung mengajak Daniel untuk berangkat sekolah. Dasar adik durhaka wkwkwk. "Bang ayo berangkat udah telat nih." Drizzle menepuk pundak kakaknya membuat Daniel tersedak.

"Uhuk... uhuk...." Daniel segera mengambil minum lalu meminum nya. "Ish sabar dong gue lagi makan ini." sambung Daniel lalu melanjutkan acara makan nya.

"Iih bang udah telat kita ini aduuh." Drizzle berteriak frustasi karna kakaknya.

"Salah Lo lah knpa bangun siang." Daniel masih terus memasukkan roti ke dalam mulutnya.

"Kok gue? Salahin Bang Haris dong suruh sapa ganggu gue mulu." jawabnya yang tak mau kalah.

Haris bangun dari duduknya kemudian mengelus pundak adiknya. Ia merasa bersalah pada Drizzle karna ulahnya adiknya kini telat untuk sekolah.

"Ade berangkat sama Abang ya ayo salam dulu sama ayah." Haris menyuruh Driz untuk bersalaman pada ayahnya. Dan ia pun menuruti perkataan Haris.

"Driz pamit ya yah." ucap nya sambil bersalaman.

"Iya sayang belajar yang semangat yaa." pesan Richard pada anak perempuan nya.

"Iya yah,, dah bang Arkan dah bang Daniel." Drizzle dadah sambil melangkahkan kakinya mengikuti Haris yang sudah berjalan mendahului Drizzle.

Sekarang mereka sudah ada di luar, Haris memasuki mobil berwarna hitam dan diikuti oleh Drizzle. Ia membawa mobil dengan kecepatan tinggi agar adiknya tak terlambat untuk sekolah.

Saat ini Drizzle telah sampai di depan gerbang SMA bina bakti. Ia tak lupa untuk mencium tangan kakaknya kemudian pamit masuk kelas.

"Ade ke kelas ya bang." pamit nya pada Haris.

an encounter that ends in treasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang