"Kemarin juga cuma ngobrol sebentar sih sama orang tuanya. Abis itu pergi"

"Orang tua siapa Ran?" tanya seseorang yang tiba-tiba datang

"Mertua" jawab Rani masih sibuk dengan pikirannya

"Hah, mertua siapa?!"

Rani menoleh seketika

"Eh Ilmi, hehe. Ngapain anti di sini?"

"Murojaah lah. Anti? bukannya gak sholat?"

Rani menangguk

"Gak ngantuk. Mau nyari udara"

"Gaya" cibir Ilmi

"Ohiya, maksud anti mertua siapa?"

"Emang ana bilang gitu?" Rani balik tanya

"Au ah males" Ilmi menyerah. Ia buka Al-Qur'annya, lalu murojaah hafalannya

"Kelas duabelas pada kemana tu?" tanya Rani. Mata nya menangkap segerombolan di depan pengasuhan. Ia yakin itu anak kelas duabelas. Pasalnya ia melihat seseorang yang pernah menyita fikirannya saat ia kelas sepuluh tahun lalu

"Kan bau-bau mau perpisahan Ran"

Rani ber-oh panjang. Memang sebelum perpisahan akan ada latihan ini-itu untuk kelas akhir. Itu artinya sekolah akan libur, begitu juga dengan mengajinya. Semua sibuk dengan acara itu. Ustadz-usatdzah, dan anak SMA yang membantu

"Rani di panggil ustadzah Fairuz tuh" Yesmi memecah pandangan Rani ke kakak kelasnya itu

"Ustadzah Fairuz?" tanya Rani

Yesmi mengangguk

"Punya masalah apa anti Ran?" bisik Ilmi

"Gak tau deh, kayaknya ana baik-baik aja tuh"

"Cepetan Ran"

Rani berdiri. Ia sedikit takut sebenarnya. Ustadzah Fairuz. Ketua ustadzah junior itu dikenal galak. Jika di sekolah, mungkin semacam BK.

"Di depan dapur ustadzah ya Ran" imbuh Yesmi

Rani mengangguk



.

.

"JAWAB RANI!"

Kini Rani berdiri tepat di depan ustadzah galaknya itu. Fairuz. Tangannya meremas ujung atasan bajunya yang sepanjang lutut

"Kamu ngapain sering ke rumah ustadz Aziz?"

"Di suruh ustadzah"

"Siapa?"

"Us-ustadzah Lili" cicit Rani

"Beneran?"

Rani mengangguk takut

"Rani, apa kamu gak malu ke sana terus? "

"Sekarang udah enggak ustadzah"

"JAWAB KAMU YA?!"

Rani tersentak. Remasan di bajunya makin kuat. 

"KAMU ITU UDAH BALIGH RANI, MALU DONG KE RUMAH ORANG UDAH BERKELUARGA!"

Rani diam. Air mata yang sudah ia tahan tak dapat terbendung lagi. Setetes-dua tetes keluar

"USTADZAH TAU KALO DI SURUH, TAPI GAK HARUS TIAP AHAD DONG. APA KAMU GAK PUNYA ALASAN BUAT NOLAK?"

Rani diam-lagi. Ia menundukkan kepalanya.

"KALO BEGINI TERUS KAMU MAU USTADZNYA BERPALING SAMA KAMU, HAH?"

Saranghae UstadziiWhere stories live. Discover now