Pada akhirnya Jeno melepas tangannya yang menutupi lubang Jaemin lalu kembali menghentakkan penisnya hingga keduanya sampai pada klimaks.

"J-Jenhh... ahnghhhh!"

"Arghhh! Fuckhh!" umpat Jeno sambil menggeram merasakan nikmatnya klimaks di dalam tubuh Jaemin yang sudah terkapar lemas.

Tanpa tunggu lama, Jeno segera bangkit dan kembali memasukkan penisnya ke dalam celana setelah di bersihkan, karena memang sejak tadi ia masih berpakaian lengkap. Di ambilnya tisu basah dari dalam lemari di ruang kesehatan, lalu membersihkan sisa sperma yang ada di dalam lubang Jaemin dan perutnya. Ia juga membantu Jaemin berpakaian.

Setelah kembali rapih dan bersih, Jaemin memilih untuk tertidur dengan membalikkan badan. Dia tak ingin menatap wajah Jeno yang terus menatap wajahnya dengan tatapan yang entah apa artinya. Ada rasa sesak di hati, namun Jaemin sudah begitu lelah untuk menangis. Ia juga tidak mau menangis di depan Jeno karena hal itu akan semakin membuat pria itu merasa menang dan berkuasa.

"Jaem.." panggil Jeno pelan sambil memegang bahu Jaemin. 'Mainan'nya sudah kembali ia masukkan ke dalam saku celana.

"Jika sudah selesai, pergilah. Aku ingin sendiri." balas Jaemin sambil menepis tangan Jeno di bahunya. Karena bingung harus bagaimana, Jeno hanya menghela nafas panjang.

"Baiklah kalau itu maumu. Aku mau kembali ke kelas, sepulang nanti akan kubawakan tasmu ke sini." lalu langkah kaki pun terdengar menjauh dan di tutup dengan suara pintu.

/Tess.. tess../

Tanpa sadar air mata Jaemin jatuh. Hisak tangis pun mulai terdengar. Sekuat apapun Jaemin menahan, tetap saja ia merasa sakit sudah dilecehkan seperti itu. Ia merindukan kekasihnya saat ini.

"Mark... kau di mana?" lirihnya lalu kembali terhisak dalam sunyinya ruangan serba putih itu.


---------------


Bel pulang sekolah pun terdengar beberapa menit yang lalu, Jaemin berusaha bangun dari kasur untuk pergi ke kelas mengambil tas. Walau Jeno bilang akan mengambilkannya namun Jaemin tetap ingin mengambilnya sendiri. Belum ia berdiri, tiba-tiba pintu ruang kesehatan di buka.

"Oh, Jaemin kau sakit?" itu Jung Sungchan. Pria yang sekelas dengan Mark Lee.

"Aku... i-iya agak pusing tadi."

"Sudah minum obat?" yang di balas anggukan dari Jaemin.

"Kau sedang apa di sini?" tanya Jaemin gantian.

"Ini biasalah, sedikit luka saat jam olahraga tadi." sambil menunjukkan siku lengannya.

"Ouhh~ terlihat perih. Mau kubantu obati?"

"Ah tidak, terima kasih. Aku hanya perlu memberikan sedikit alkohol agar cepat kering. Tidak parah juga." lalu Sungchan berjalan menuju lemari obat dan mengobati lukanya sendiri.

"Chan, apa hari ini Mark masuk?" Sungchan menatap Jaemin lalu menjawab.

"Tidak. Dia tidak mengabarimu?" Jaemin menggeleng.

"Pesanku bahkan tak di balas, aku telepon nomornya juga tidak aktif. Memang Mark tidak memberi kabar salah satu dari kalian berenam?"

"Tidak ada. Bahkan Jeno, satu-satunya orang terakhir yang berkomunikasi dengan Mark bilang terakhir bicara dengan Mark kemarin malam, saat memintanya menjemputmu Les."

"Hah~ kemana dia? Tidak biasanya Mark hilang seperti ini. Oh, kemarin dia pakai mobil, 'kan?"

"Iya."

HOCKEY BOYS! √Nomin ft Markhyuckजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें