Siapa bilang seorang introvert akan terus menjadi pribadi yang suka dengan kesendirian, keheningan dan merasa dirinya penat dengan keramaian?
Seorang introvert juga bisa menjadi seorang extrovert. Laya sendiri telah membuktikannya! Dari kecil diri...
"Ya karena mama pikir itu jalan yang terbaik untuk masa depan kamu. Selama ini mama selalu memanjakan kamu, takut jika kamu akan diapa apakan oleh teman-teman kamu. Mama hanya khawatir dengan kamu karena kamu putri satu-satunya mama." Terdengar isakan kecil pada mamanya sebelum beliau melanjutkan perkataannya.
"Jadi sekarang mama sadar kenapa dirimu seperti ini itu karena mama. Kamu suka penyendiri dan kamu tidak bergaul dengan siapa-siapa karena mama melarang kamu untuk pergi keluar jauh. Maafkan mama. Mama sekarang mau kamu bisa bergaul dengan anak-anak yang lain, maka dari itu............... " Belum selesai perkataan mamanya Laya langsung memotongnya.
"Tidak! " Laya berteriak keras. Setelah dirinya tersadar jika ia telah membentak mamanya, ia langsung berlari menaiki tangga menuju kamarnya.
Laya duduk diatas ranjangnya menekuk dan menundukkan kepalanya. Di lengkapi dengan hawa keheningan, Laya menenangkan dirinya agar tidak terlalu emosional. Orang tua Laya memahami jika Laya memang harus memiliki waktu sendiri untuk intropeksi terhadap dirinya sendiri. Lama Laya hanyut dalam keheningan hingga akhirnya ia menyambar buku lukis dan mulai menggambar desain pakaian yang ia inginkan untuk meringankan beban di pikirannya.
Tiga gambaran telah ia selesaikan semalaman karena pikirannya yang terus kacau. Bagaimana jika ia tidak bisa berbaur dengan anak sekolah disana? Bagaimana jika kejadian semasa SD nya kembali terulang? Bagaimana ia bisa menangani itu semua?.
Tetapi jika galau seperti ini. Ini bukan Laya. Laya tidak pernah merasa jika dirinya harus terus terpuruk, Laya harus terus menyemangati dirinya. Membujuk dirinya untuk intropeksi diri. Mamanya tidak salah, memang benar Laya selama ini sangat suka kesendirian bahkan karena ini Laya begitu gugup bertemu dengan orang-orang baru disekitarnya. Tetapi inilah dunia, dunia yang harus ia jalani. Tidak selamanya dirinya harus berada di zona nyaman. Laya harus keluar dalam zona nyaman. Jika dirinya akan terus bergantung pada keheningan dan kesendirian maka Laya tidak akan mendapat hasil apapun di masa depan. Laya terus memberikan pemahaman pada dirinya hingga tidak tidur semalaman.
***
Laya turun dari kamarnya dengan mata pandanya. Melihat mamanya yang saat ini sedang membersihkan meja makan. Terlihat kedua orang tuanya sepertinya sudah sarapan, tinggal dia yang belum sarapan. Mamanya tersenyum ke arah Laya, begitupun Laya membalas senyuman mamanya.
"Ayo duduk mama akan siapkan sarapan untukmu" Laya mengangguk lalu duduk.
"Mama tidak ke butik? " Tanya Laya.
Mamanya memiliki butik pakaian untuk pernikahan, gaun pesta, bahkan pakaian formal. Mamanya sangat suka mendesain pakaian. Mungkin dari mamanya Laya memiliki bakat mendesain gaun.
"Nanti siang mama akan ke sekolah kamu untuk mengurus semuanya karena kamu akan sekolah" Laya mengangguk mengerti.
"Jadi?....."
Laya kembali di buat terheran oleh mamanya.
"Jadi? " Tanya Laya penasaran.
"Jadi apakah kamu mau untuk sekolah? Sepertinya kamu tidak semarah kemarin" Goda mama.
"Iya ma" Jawab Laya sambil menyuapkan nasi ke mulutnya.
Mamanya tersenyun lebar, menampakkan wajah kebahagiaan. Bahwa sebentar lagi putri tunggalnya akan bersekolah dan bisa berbaur dengan banyak orang.
"Ya sudah cepat makan, bentar lagi juga gurumu akan datang dan bersiaplah untuk sekolah"
Laya mengangguk dan mulai mempercepat kegiatan makannya.
- - - - - - - - - - Bersambung....
Next di tunggu cerita selanjutnya yah gimana jadinya Laya jika ia mulai bersekolah...
Oh ya jangan lupa di beri tanda likenya dong agar Author semangat untuk menulis ceritanya... Semoga kalian suka dengan ceritanya.
Ini aku baru belajar menulis jadi jika ada kesalahan kata atau ada yang salah bisa komen aja ya. Aku akan selalu menerima kritik dan saran dari kalian..
Terimakasih untuk yang sudah membaca cerita
"INTROVERT"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ilustrastion warung Nek Sani.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.