Dirinya masih terus bertanya-tanya siapa pemuda yang telah mengganggu ketenangannya itu?. Kenapa pemuda itu merusak warung Nek Sani?. Dan kenapa juga Laya harus kabur?.
Laya duduk termenung sangat lama. Laya tidak memahami bagaimana dirinya yang tidak suka dengan keramaian. Dari kecil Laya tidak pernah keluar rumah, paling keluar rumah hanya ke warung ataupun ke sekolah. Tiap kali ke sekolah pun Laya merasa berada di keramaian energinya akan malah berkurang. Dari itu Laya memilih untuk tidak bersekolah lagi dan memilih Private School. Keluarga Laya adalah keluarga yang berada, sejak Laya kecil mamanya selalu memanjakannya karena Laya adalah anak tunggal keluarga ini. Setelah kejadian dimana mamanya mengalami kecelakaan dan rahimnya harus diangkat. Semenjak dari itu keinginan Laya untuk memiliki adik pupus di tengah jalan.
Krittt...
Laya menoleh mendapati mamanya di depan pintu. Mamanya tersenyum ke arah Laya, langsung menhampiri putrinya.
"Jika kamu ada masalah ceritakan ke mama, jangan di pendam itu tidak baik" Mamanya mengelus-elus puncak kepala Laya.
"Eh.. Oh ya mana sayur yang mama minta untuk kamu belikan? " Tegas mama.
Laya kembali mengingat kejadian tadi di warung. Dirinya kabur dari keramaian karena merasa energinya telah terkuras dan merasa penat. Laya menggeleng.
"Kenapa?" Tanya Mama.
"Disana ramai" Laya langsung memalingkan wajahnya melihat-lihat designer pakaian yang saat ini sedang ia kerjakan.
Mamanya hanya bisa tersenyum melihat tingkah putri tunggalnya ini. Mama berlalu meninggalkan Laya di kamarnya sendiri yang kini sedang berkutik dengan lukisan desainnya.
Laya sangat gemar mendesain bahkan saat ini dirinya sudah memiliki puluhan koleksi desain pakaian yang begitu indah. Desain pakaian mulai dari pengantin, gaun pesta hingga pakaian formal biasa. Dikala dirinya sedang gelisah Laya selalu mendesain apapun kesukaannya, seperti dirinya sangat suka mendesain pakaian. Mamanya kerap kali membujuknya untuk membawa desainnya ini ke butik dan mengajak Laya untuk berkerjasama. Namun Laya menolak dan hanya ingin menyimpan bakatnya ini.
***
Waktunya makan malam bersama keluarga, Laya turun dan sudah berberes dengan pekerjaannya. Dilihatnya mama dan papa nya tengah duduk di meja makan. Terlihat mereka sedang menunggu Laya untuk makan bersama. Laya duduk di bangku yang berhadapan dengan mamanya. Sedangkan papa berada di bangku utama meja makan. Melambangkan papa adalah kepala keluarga ini.
Mamanya mengambilkan nasi untuk Papa dan Laya. Di teruskan dengan lauknya. Mereka berdoa dan makan bersama-sama.
Setelah makan mereka masih tetap berada di meja makan. Mamanya ingin membahas sesuatu yang memang itu akan penting bagi anaknya kedepannya.
"Laya" Mamanya masih ragu untuk berkata, karena apakah putrinya akan menyetujui ucapannya atau tidak.
Laya menoleh menatap mamanya.
"Mama disini ingin menyekolahkan kamu"
"Bukankah mama memang sudah menyekolahkan aku? " Tanya Laya terheran.
"Bukan maksud mama sekolah private kamu, tetapi kamu akan sekolah seperti anak-anak pada umumnya"
Mendengar itu Laya terkejut, Laya langsung terdiam menahan amarahnya.
VOCÊ ESTÁ LENDO
INTROVERT (End)
Ficção AdolescenteSiapa bilang seorang introvert akan terus menjadi pribadi yang suka dengan kesendirian, keheningan dan merasa dirinya penat dengan keramaian? Seorang introvert juga bisa menjadi seorang extrovert. Laya sendiri telah membuktikannya! Dari kecil diri...
Laya
Começar do início
