Glad to Be Yours • JAEMIN #2

The Spark that started it all

"Ish mana ada,gak pernah ileran ya aku." ucap Aleesha.

"Udah buru nih pegang kue nya." ucap Haechan.

Aleesha pun mengambil kue tersebut.

Jam 12 tepat mereka pun menyanyikan lagu happy birthday untuk Jaevin.

"HAPPY BIRTHDAY JAEVIN HAPPY BIRTHDAY JAEVIN HAPPY BIRTHDAY HAPPY BIRTHDAY HAPPY BIRTHDAY JAEVIN."

Jaevin membuka matanya lalu tertawa kecil, "Udah curiga gue dari awal." ucapnya.

"Ah gak asik ketauan," ucap Jindan.

"Buru,tiup lilinnya dulu." ucap Haechan.

Aleesha tersenyum di hadapan Jaevin dengan memegang kue ulang tahun untuk Jaevin.

"Make a wish dulu Kak." ucap Aleesha.

Jaevin pun memejamkan matanya lalu memanjatkan harapan serta doanya,kemudian ia meniup lilin yang ada di kue tersebut.

"Yeaay," ucap Aleesha.

Jaevin tersenyum, "Kok lo bisa bangun? Kan lo kalo tidur udah kaya kudanil gembrot lo tuh." ucapnya.

"Ish bisa lah aku kan kasih sugesti ke diri aku sendiri supaya bisa bangun sebelum jam 12 dan ternyata bener." ucap Aleesha.

Jaevin tertawa lalu mengusap wajah Aleesha.

"Ish,udah nih potong kue nya aku pegel." ucap Aleesha.

Jaevin mengambil alih kue tersebut dan menaruhnya di meja.

"Happy birthday Kak Jaevin calon kepala rumah tanggaku!!" ucap Aleesha sambil memeluk Jaevin.

Yang lainnya tertawa mendengar ucapan Aleesha.

Jaevin tertawa kecil lalu membalas pelukan Aleesha.

"Makasih ya bocil." ucapnya sambil mengusap punggung dan kepala Aleesha.

Aleesha melepaskan pelukannya, "Ish orang tuh balesnya makasih ya calon ibu dari anak-anakku." ucapnya.

Jaevin dan yang lainnya tertawa.

"Nanti anak lo bingung masa ibu gue kecil begini," ucap Haechan.

"Ish Kak Haechan nyebelin banget
,emang Kalani gak small hah?!" ucap Aleesha.

"Small,tapi lo extra extra small." ucap Haechan.

Aleesha hanya mencebikan bibirnya, Jaevin tertawa lalu mengusap kepala Aleesha.

Yang lainnya pun tertawa.

"Bentar, aku mau ngambil kado aku dulu." ucap Aleesha lalu berlari masuk ke kamar Jaevin tempat ia menyimpan tasnya.

Jaevin pun tertawa kecil sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Seneng gak disurprisein mbak tunangan?" ucap Haechan.

Jaevin hanya tertawa. Jujur ia merasa senang hari ini.

Drtt drtt

Ponsel Jaevin bergetar, Jaevin segera mengambil ponselnya.

Mikaila is calling.

Jaevin berdeham lalu memisahkan diri sebentar untuk mengangkat telepon dari Mikaila.

"Hallo?"

"Jaev bisa tolongin aku?"

"Kenapa?"

"Perut aku sakit banget Jaev, di rumah aku lagi gak ada siapa-siapa."

"O-oke aku kesana."