Good to Me

80 9 3
                                    

Judul: Baik(nya) Untukku
Oleh: Penulis

Sesak dadaku.
Lelah badanku.

Semuanya memuakkan.
Rasanya menjijikan.

Relung hanya ingin menarik semua nafas.
Hilang sebelum meledak di dalam ampas.

Tidak ada pijakan, tidak ada topangan.
Tidak ada siapa pun, hampa tanpa pegangan.

Serasa memabukkan namun menyesatkan.
Sulit diungkapkan meski sudah lama tertahan.

Sunyi tanpa nadamu, gelap tanpa cahyamu.
Jiwa tidak lagi menggebu, hilang bersama debu.

Mengekang di ujung maut.
Menciut bagaikan seorang pengecut.

Tatkala hati ini merindukan titik temu.
Sebelum akhirnya diri ini menemukanmu.

~*~
.
.
.
~*~

"Apa? Lembur?"

Wanita di hadapannya mengangguk singkat. "Banyak hal yang harus diurus, jadi aku akan mengambil waktu lembur hari ini."

Mendengar itu, pria yang tengah melihat laporan sejenak pun hanya memaklumi saja. Kedua tangannya merapikan berkas untuk disimpan di dalam pembungkus berkas.

"Baiklah, kalau begitu aku akan menjemputmu saat selesai—"

"Soal itu," Dia melanjutkan walau ragu akan lirikan balik, "aku bisa pulang sendiri. Tidak perlu menjemputku."

Hal itu membuat dirinya terdiam sesaat.

Mungkin memang perlu untuk mengerjakan tanpa diganggu.

Keheningan melanda sebelum kepalanya hanya mengangguk saja. "Baiklah. Kerja yang benar."

"Baik, pak. Terima kasih."

Awalnya memang tidak masalah pada hari itu, karena mereka berdua sama-sama bekerja keras dalam melakukan urusan dalam karier. Tidak ada yang khusus dan masih bisa dimengerti.

Namun saat hal yang tidak biasa terjadi, masihkah untuk membiarkannya begitu saja?

Pria bernama Victor tersebut sekarang berada di dalam kendaraan pribadi yang berada di parkiran. Goldsman juga sudah mengurus segalanya di kantor dan akan segera pulang, jadi tidak ada hal yang perlu dilakukan lagi.

Kepala cerdasnya mengarah ke pemikiran seorang wanita beberapa minggu yang lalu.

Aneh sekali akhir-akhir ini, pikirnya sebelum mengelus dagu sendiri.

Dipikir-pikir lagi, semuanya mulai sedikit berubah.

Pasalnya, semenjak yang bersangkutan sering ijin kerja di batas jam kantor—apalagi selalu memilih pulang sendiri tanpa dijemput—waktu keduanya untuk bersama menjadi terpotong.

Padahal sudah menentukan tempat agar bisa rileks sejenak, tapi kencan kemarin saja malah tidak jadi berangkat. Hanya karena pekerjaan mendadak wanita itu dan dirinya yang harus rapat dengan klien, semuanya jadi berantakan.

Waktu terbuang sia-sia untuk pekerjaan yang dijalani, sehingga mereka tidak bisa melakukan hal yang biasanya dilakukan sebagai sepasang kekasih.

Sebenarnya ia tidak masalah kalau tidak kencan, tidak mengapa. Lagipula itu pun jika bisa dan ada waktu luang. Namun harusnya wanita itu tahu; jika ia tidak bisa jarang melihat wajahnya yang manis meski sering temperamen.

Melody: [Good to Me] - VictorWhere stories live. Discover now