2

17 1 14
                                    

Hari Sabtu.

Yeo-eun yang libur bekerja tidak segera bangun meskipun alarm ponselnya berdering dengan brutal.

08.00

"ah benar.... kucing itu...hoaaamm- harus makan..."

Ia kemudian melangkah keluar kamar meskipun dalam keadaan setengah sadar.

"Meong, ayo makan- WAAAAAAAAAA!!!!!!!!!"

"SIAPA KAU??!??!?!"

Betapa terkejutnya Yeo-eun saat menemukan pria dewasa tengah duduk meringkuk di atas sofa.

Pria itu juga tak kalah terkejut.

"S-SIAPA KAU???!!?" Yeo-eun meraih apapun di dekatnya, untuk berjaga-jaga.

Pria itu hanya diam. Sorot matanya sangat dalam sekaligus ketakutan. Matanya terus mengikuti gerak-gerik Yeo-eun.

"meowww...rrrrrrrr"

"Huh?!"

"meow!"

Yeo-eun rasanya ingin pingsan saat pria itu akhirnya berdiri dan menunjukkan badannya yang menjulang.

🐈🐈🐈🐈

"Sebenarnya ada apa?!?!?" Teriak Yeo-eun frustasi.

Pria yang duduk meringkuk di lantai terus memperhatikan Yeo-eun. Masih dengan tatapan nyalang sekaligus ketakutan.

Gadis itu menghela napas berat. Mustahil baginya untuk mencerna apa yang barusan ia lihat.

"Kau mengeong? Cih, yang benar saja"

"Rrrr....meoowwwwrrrr!!!"

Pria itu menggeram layaknya kucing yang sedang bertengkar.

Yeo-eun hanya melongo melihat perilaku makhluk di depannya.

Jika dilihat kembali, Yeo-eun merasa bahwa pria ini sangat mirip dengan kucing yang ia bawa pulang tadi malam.

Ehm- maksudnya, fitur-fitur wajahnya begitu pas.

Mata tajam yang agak sipit dan sedikit naik, hidung mancung yang kecil, bibir mungil berbentuk busur panah, pipi gendut, dan jangan lupa rambut abu-abunya yang sangat mirip dengan warna bulu kucing yang Yeo-eun tolong.

"Jangan-jangan..... kau adalah kucing tadi malam?!"

Tentu saja pria itu tidak menjawab.

"Heol, aku tidak percaya ini" Yeo-eun menenggak air putih dengan rakus hingga tersisa setengah botol.

"Oke, pertama, siapa namamu?"

"....."

"meow"

"TIDAK MUNGKIN NAMAMU ADALAH MEOW!"

"Bisa gila aku"

"Hhhhhh.... baik. Sekarang kita cari nama yang pas untukmu"

"Hm... bagaimana kalau.... Taekwoon?"

"Taekwoon, Taekkie, Daeguni... sepertinya bagus!"

Pria di depannya hanya diam menatap Yeo-eun bingung.

"Baiklah Taekwoon, namaku Yeo-eun. Ku ulangi, Yeo-eun"

Pria itu-yang sudah resmi berganti nama-menatap uluran tangan Yeo-eun.

"...ah benar. Kau tidak mengerti ini" Yeo-eun menarik tangannya kembali.

"Aku tidak berharap kau akan bicara, tapi setidaknya akan kucoba"

"Ehm, ulangi setelah aku. Tae..k...woon..."

"....."

"Taek" Yeo-eun dengan perlahan mengeja namanya, memperjelas gerakan lidahnya.

"Woon"

"T-tae..."

"HUH?!???"

"KAU SUNGGUH BISA BICARA?????"

"Taek...woon..."

Yeo-eun menganga seolah terdapat pemandangan bagus di depannya.

"Kau bisa bicara?!" Yeo-eun mengguncang pundak pria setengah kucing di depannya.

"MEOW!" Taekwoon merasa sentuhan gadis di depannya mengganggu, ia mengeong karena kaget.

Taekwoon masih meringkukkan tubuhnya. Kepalanya menunduk seolah enggan bertatap muka dengan Yeo-eun.

"Hei...apa aku menyakitimu? Maaf..."

"Aku hanya takjub...hehe" Yeo-eun tersenyum kikuk.

"Ah benar! Kau belum makan- tunggu. Berarti kau tidak bisa makan makanan kucing lagi?"

"....wujudmu sekarang manusia..."

"Okay, tunggu di sini. Taekwoonie suka tuna?"

Tanpa menunggu jawaban dari Taekwoon (sebenarnya tanpa ditunggu pun, ia tak akan bicara), Yeo-eun beranjak menuju kulkas dan meneliti isinya satu per satu. Mencari keberadaan sepotong ikan tuna yang ia yakini masih ada di dalam sana.

Benar, tuna itu masih ada di sana, meskipun tidak sesegar ketika pertama kali di beli. Setidaknya Yeo-eun pandai menyimpan tuna itu di dalam freezer.

Yeo-eun mengeluarkan tuna itu, dan memindahkannya ke wadah lain sembari menunggu bunga es yang membalut ikan tersebut leleh. Tunanya masih keras.

Kegiatan Yeo-eun terhenti sejenak, ia merasa ada yang janggal.

"Tunggu..."

Dengan perasaan harap-harap cemas, Yeo-eun hati-hati menolehkan kepalanya untuk menengok Taekwoon yang ada di belakang.

".....kau....t-tidak-"

"....tidak pakai baju......"

******

Kitten || TaekwoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang