Kawan Baru

89 5 0
                                    

Setelah aku dan Pratama selesai makan di sana. Kami memutuskan untuk segera menuju rumah Pratama.

Tak lama kami berkendara, laju motor memasuki gang sempit. Dan dari sana ada sebuah rumah yang disisinya terdapat kebun sayur.

Motor memasuki pintu pagar yang terbuka dan berhenti sedikit didepannya. Aku turun memberikan helmet kepada Pratama.

Pratama turun mengambil helmet dariku, dan kepalanya masih memakai helmet.

Rumah ini lumayan ku pikir, tembok dan bercat hijau. Lantainya putih dan bersih.

Aku dan Pratama memasuki rumah ini. Rumahnya kecil namun terlihat nyaman.

Aku disuruh duduk di kursi ruang tamu, sementara ia membuka helmetnya dan menaruh dua helmet di salah satu meja kosong.

"Tunggu sebentar ya, Davis. Saya mau cari Ibu dulu."

Aku mengangguk tersenyum padanya.

Rumah ini memiliki dua ruang kamar dan satu kamar mandi.

Di depan ruang tamu kulihat lemari barang dan sebuah tv di mejanya yang sedang tidak dinyalakan.

Kemana Pratama pergi, aku merasa risih jika ditinggal sendirian dirumah orang yang baru ku kenal.

Tak lama Pratama datang kembali dari pintu belakang jika ku perhatikan.

"Davis, mau minum apa? Teh atau kopi?" Ujarnya menawarkan minum.

"Gak usah, Tama. Sudah minum kan tadi."

"Gapapa, santuy. Saya buat teh aja ya kalo gitu."

"Ya terimakasih Tama." Ujarku. Tidak enak pula menolak tawarannya.

Dia kembali ke dapur dibelakangnya. Ya dapur dan pintu belakang berada di ujung dari hadapanku. Aku bisa liat Tama mengambil gelas di rak piring dekat pintu kamar mandi yang tertutup. Walaupun kecil namun rumah ini nampak elegan terlihat dengan susunan benda yang terjejer.

Ku lihat pula Pratama menatapku tersenyum mengambil dua buah gelas. Aku agak risih sebenarnya.

Beberapa menit setelahnya Pratama datang membawa dua buah gelas berisi teh hangat, diatas wadah nampan.

"Ibu dan adik kamu kemana?" Tanyaku membuka percakapan.

"Ibu ku sepertinya sedang keluar rumah dengan adikku."

"Oh iya, Tama. Aku lihat disebelah ada kebun."

"Oh itu kebun milik tetangga, mereka sewa lahan disini."

"Mmm, luas juga berarti tanah rumah kamu ya."

"Alhamdulillah warisan bapak."

Aku mengangguk mengerti.

"Eh diminum, Dav."

"Iya."

Aku menyeruput teh hangat itu sedikit. Dia nampak masih memperhatikanku.

"Oh iya kamu katanya mau bersih-bersih."

"Iya Tama."

"Disana kamar mandinya." Tunjuknya .

Aku segera beranjak dari kursi karena tubuhku sudah lengket. Harus mandi. Aku tipikal orang yang menghindari sesuatu yang tidak nyaman di tubuhku.

Pratama masih memperhatikanku.

Aku memasuki pintu kamar mandi, lalu menguncinya. Dan selanjutnya mandi dan numpang mencuci pakaian disana.

Pratama masih menunggu diruang tamu duduk sambil menonton tv yang baru dinyalakan.

Kisah Cinta Di Apartemen Where stories live. Discover now