Chap 8

1.4K 176 22
                                    

Note : dari sini alurnya akan berubah jauh dari chap sebelumnya, kalau berasa gk nyambung mohon maaf karena mulai sekarang saya mau fokusin buat namatin book ini. Maaf juga karena lama gk up 🙇🏻‍♂️🙇🏻‍♂️

Menodongkan sebelah tangannya, Eren menatap heran pada pria dihadapannya. Menoleh kesekeliling mencari keberadaan sosok lain, beranggapan bahwa bukan dirinya lah yang tengah diajak berinteraksi.

"A-anoo... K-kau... ingin sesuatu?" tanyanya dengan sedikit ragu menatap sosok yang sama sekali tak terlihat jelas dimatanya, hanya tubuhnya yang terlihat jelas sedang bagian atas hanya terlihat buram.

"Janjimu... bocah."

. . .

"Eren!"

Tubuhnya tersentak kaget kala sebuah tepukan keras menghantam pundaknya, menatap kesal pada sang sahabat yang lantas menyuruhnya untuk menatap kedepan.

"Sudah selesai melamunnya... Jaeger?" ucap sang guru menatap tajam pada sosok pemuda emerald yang tengahmenelan ludah gugup dari balik frame miliknya.

"H-Ha'i!!! Su-sumimasen deshita!" Eren dengan segera berdiri lantas menundukan tubuhnya cepat guna meminta maaf pada sang guru yang menatapnya sekila sebelum akhirnya memulai materi.

Tepat satu jam berikutnya bell berbunyi menandakan jam pelajaran pertama telah usai dan pergantian jam kedua, beberapa siswa maupun siswi bernapas lega kala mereka bisa terbebas dari pelajaran yang mereka anggap menyusahkan termasuk pemuda dengan surai cokelat juga manik emerald yang baru saja bernapas lega karena bisa terbebas dari guru botak juga terkenal paling galak baginya. Ya, baginya. Karena menurut Eren sendiri, guru botak satu itu memberikan tatapan tajam juga perlakuan sadis hanya untuknya. Eren merasa seperti tersisihkan. Ckckck.

"Lagi-lagi kau melamun."

Eren mengernyit kecil mendengar desah lelah dari sang sahabat yang tengah berdiri disampingnya dengan sebuah baju yang tengah dipeluk didepan dada.

"Ada apa? Armin?" tanyanya menatap heran pada Armin yang kini mendengus kecil melihat betapa dongo'nya sahabatnya ini.

"Sekarang waktunya olahraga-"

"Bukankah jam olahraga nanti setelah istirahat? Kenapa berganti sekarang?" tanya Eren.

Pletak-

"Sungguh Eren, sejak kapan kau jadi seperti ini? Astaga, kemana sahabat kecilku yang manis juga menggemaskan dan pintar?"

"Ish! Kau berlebihan Armin."

"Cepat ganti baju, jam olahraga kita ditukar dengan pelajaran kedua. Eld sensei akan ada kegiatan lain setelah istirahat nanti, jadi Eld sensei meminta kita digabungkan dengan kelas sebelah yang kebetulan jam olahraganya sekarang." jelas Armin yang dibalas sebuah anggukan paham dari sang cokelat.

"Ayo."

Mereka mulai berjalan keluar kelas menuju ruaang ganti, dimana sudah dipenuhi oleh beberapa siswa yang tengah berganti seragam. Beberapa dari mereka melirik sekilas pada kedua pemuda yang baru saja memasuki ruang, guna mencari tahu siapa gerangan yang baru saja memasuki area ruangan tersebut.

Love Story [RiRen]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें