Chap 7 : Memory

1.4K 163 12
                                    

Pemuda dengan potongan undercut itu, melirik sekilas pada sosok bocah yang terlihat tengah menggerakan tangan mungilnya diatas sebuah buku gambar dipojok ruangan.

"Eren." panggilnya kala melihat raut wajah sedih yang tergambar jelas pada wajah bocahnya. Sedangkan yang dipanggil mengangkat kepalanya, menatap sang pemanggil.

"Uhmm? Ada apa heichou?"

"Mau ketaman bermain?" tawarnya dengan ekspresi andalannya. Yang ditanya hanya menatap sebentar lantas kembali melanjutkan gambarannya yang belum selesai. "Tidak perlu heichou. aku ingin disini saja."

Menghela napas kecil sebelum akhirnya Levi kembali melanjutkan tugas nya yang belum selesai. Berusaha mengabaikan wajah sedih Eren.

Beberapa jan berlalu dengan keheningan yang menyelimuti ruangan tersebut, hingga sebuah suara khas anak kecil memecah keheningan.

"Heichou!"

Mengalihkan pandangannya dari lembaran kertas, Levi menatap Eren yang tengah berdiri dihadapannya dengan menjulurkan kedua tangan dengan sebuah kertas yang ia sobek dari buku gambar miliknya, tercetak sebuah ukiran sosok pria yang Levi duga adalah gambar dirinya. Menaikan sebelah alisnya, menatap penuh tanya pada Eren.

"Ini, apa menurut heichou gambaran Eren bagus?" tanyanya menunduk dengan tangan yang masih memegang kertas tersebut sebelum akhirnya berpindah tangan pada Levi.

Menatap sekilas pada gambaran Eren, dan menatap sang bocah yang masih menunduk.

"Tidak buruk."

"Kalau begitu heichou simpan. Eren akan berusaha menggambar lebih bagus lagi, sampai heichou bilang 'bagus' dengan pandangan penuh kagum." balas Eren.

"Baiklah. Jika kau bisa membuatku berkata seperti itu, aku akan membelikanmu 10 burger keju." Levi mengusak lembut puncak kepala sang bocah membuat Eren berbinar senang.

"Hontou?!" pekiknya kegirangan.

"Hn, kau harus benar-benar melakukannya bocah. Aku akan menunggu hasil gambarmu yang kau bilang akan membuatku terkagum-kagum itu, bocah."

"Uhm! Eren akan berusaha!"






























Kelopak mata tan itu terbuka lebar, maniknya terpaku pada sprey yang ia remat mengingat mimpinya. Apa? Siapa heichou yang ia panggil itu? Ia yakin bocah yang ia lihat adalah dirinya, apa mimpi itu adalah kepingan ingatannya dimasa dulu yang menghilang?

Eren meremat bagian dadanya saat merasakan sebuah kekosongan melandanya, hingga tanpa sadar setetes air keluar dari pelupuk matanya. Tersentak kaget, sebelum akhirnya ia menghapus air matanya kemudian bergegas menuju kamar mandi berusaha melupakan mimpinya.

.

.

.

"Kau dengar sendiri Levi, ibumu menunggumu. Kau harus menentukan pilihanmu."

Pria dengan tinggi tak semampai itu terdiam dengan ekspresi datar andalannya walau nyatanya ia tengah dilanda rasa frustasi. Ibunya sekarat, dan ingin melihat pernikahannya. Mendengus lirih sebelum akhirnya beranjak dari posisi duduknya, dan berniat pergi.

"Mau kemana kau?" Sang pria yang lebih tua menatap datar pada sang anak yang balas menatapnya dengan tatapan sama.

"Bukan urusanmu."

Love Story [RiRen]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα