"Makasih Jeno, gue ambil bibit dulu"

Tidak ada lagi pengganggu, Xiyeon merasa senang. "Jen---"

"Jeno kita mau tanam berapa? Pot yang dibeli Chaewon juga banyak" datanglah Karina yang minta pendapat Jeno. Kalo soal pot yang banyak, tentu itu karena Yunseong yang belinya minta banyak biar gak kurang nanti.

"Tanam dua aja, atau tiga. Terus nanti pilih deh pertumbuhannya yang paling bagus buat nulis kesimpulan pertumbuhannya" kata Jeno.

"Oke. Lo bisa bantuin gue?" Tanya Karina lagi.

"Tentu, gue harus apa?" Karina lalu mengajak Jeno pergi, ninggalin Xiyeon yang wajahnya cemberut gagal pdkt ke Jeno.

"Apaan sih Karina ganggu aja. Emang yang lain mana? Ada Shuhua,Lia atau Bomin, kan. Kenapa harus Jeno?"

"Maklumin aja, Jeno ketuanya. Mungkin Karina takut nanti salah langkah"

"Lo ngagetin gue, Jinyoung. Untung gue gak kayak Hyunjin, yang punya kebiasaan kagetan. Kalo dia mah pasti sudah jatuh saking terkejutnya"

"Eh gue dengar ya omongan lo!"

"Si dower nyahut segala lagi" kan Xiyeom manatahu Hyunjin dengar omongannya.

"Yaudah kerjain tugas lo, dan tenangin hati lo yang terbakar api cemburu" Jinyoung tahu karena dia baca pikiran Xiyeon. Ada untungnya juga kemampuannya, lebih baik Jinyoung pergi tadi dia mau ambil tempat untuk menyiram tanaman.

"Ih Jinyoung sok tau lo! Kesel gue"Xiyeon hentak-hentakkin kakinya ditanah, bodoh amat dikatai anak kecil atau gila kah.

Lain lagi dengan Heejin yang lagi fokus menaruh bibit kedalam pot yang sudah diisi tanah. Yang lain juga, karena banyak yang ditanam, makanya semua kebagian tugas.

"Sini biar gua aja, lo gak becus kerjanya" Soobin mengambil sekup yang berada ditangan Heejin.

"Gue bisa kok"

"Diam" Heejin diam, Soobin kelihatan serius. Cowok itu merapikan tanah itu lalu mengubur bibit tersebut dengan bagus.

Heejin berniat ingin nyiram, namun Soobin merampas tempat siraman itu lagi. Yaudah Heejin lihatin aja Soobin yang nyiram pot itu.

"Lo sengaja ya nyiram tangan gue?" Soobin tidak jawab, Heejin tahu tangannya sengaja disiram sama cowok itu.

"Tangan masih mending, kalo baju gue ikutan kena gue hajar lo" Soobin menghentikan aktifitasnya, lalu natap Heejin dengan angkuh.

"Emang lo bisa ajari gue? Jangan coba menyaingi langit"

"Reseh lo, mending sana ke kelompok lo" usir Heejin, keberadaan Soobin hanya membuat darahnya tinggi.

"Gue,Lo dan teman kelompok kita kerjasama, makanya gue bantuin lo. Bantuin lo yang gak becus kerjanya"

Heejin ingin menonjok muka Soobin sama seperti Yiren. Bedanya Yiren nonjok cowok karena takut, kalo Heejin ingin nonjok Soobin saking kesalnya.

"Gue gak becus? Maksud lo apa? Jadi orang sombong banget. Lo sekamar kan dengan Haechan dan Jeno, duh gue kasihan dengan mereka berdua. Mereka harus satu kamar dengan lo dan teman lo yang matanya tajam itu. Mentang-mentang kalian dari kelas A, sombongnya selangit"

Error Class!Donde viven las historias. Descúbrelo ahora