TUJUH BELAS-ODIRA'S NIGHTMARE

19 5 13
                                    

Tujuh belas

"Jangan lewatkan sarapanmu lagi Odira," tegur Abimanyu sambil berjalan di sebelah gadis itu.

"Aku cuma takut terlambat," jawab Odira pelan, sepertinya Abimanyu kesal padanya, sekarang saja Abimanyu tidak sehangat biasanya.

"Nggak akan terlambat Odira, cuma sarapan, aku pasti akan menunggumu. Jangan diulang, padahal kemarin kau sudah berjanji tidak akan melewatkan sarapanmu, lagipula memangnya kita mau kemana? Cuma membuat ramuan, kan?" Abimanyu terus berbicara hingga mereka tiba di pondok yang semalam.

"Iya-iya. Aku salah," ucap Odira mengalah.

Abimanyu tidak menjawab ucapan Odira lagi, lagipula kalau diomelin terus bisa-bisa gadis itu merajuk.

"Hari ini kita buat ramuan apa?" tanya Odira semangat, Odira baru menyadari ternyata membuat ramuan begitu menyenangkan dan juga mudah. Kalau tau begini, Odira tidak akan menolak ajakan Abimanyu kemarin.

"Seperti kemarin," jawab Abimanyu singkat lalu naik ke atas pondok. Setelah itu Abimanyu mengulurkan tangannya agar Odira lebih mudah untuk menaiki pondok.

Odira menyambut uluran tangan Abimanyu lalu menaiki pondok dengan hati-hati dan langsung duduk di sebelah kekasihnya itu.

"Nggak yang lain aja? Padahal ramuan yang kemarin itu udah banyak banget loh." Odira rasa jika membuat ramuan yang sama itu akan sia-sia, karena ramuan yang kemarin sudah sangat banyak.

Ramuan itu sudah habis, Odira, batin Abimanyu. Andai Odira tau, gadis itu tidak akan menganggap hal ini sia-sia.

"Nggak akan sia-sia, banyak yang membutuhkannya Odira."

Odira mengangguk saja, toh ia yakin dengan tindakan yang diambil oleh Abimanyu.

"Ayo, kita buat sekarang!" Odira langsung mengambil alat-alat untuk membuat ramuan dengan semangat membuat Abimanyu tersenyum tipis. Abimanyu menyayangi Odira, entah sejak kapan, tetapi ia harus memanfaatkan orang yang ia sayangi demi rakyat-rakyatnya, Odira pasti sangat kecewa ketika mengetahui kebenarannya.

Abimanyu tidak punya pilihan lain, hanya Odira yang bisa membuat ramuan yang tepat, jika ada pilihan lain, maka Abimanyu akan memilih jalan itu meskipun harus mengorbankan nyawanya. Yang terpenting Odira tidak merasa sakit.

"Abimanyu, kenapa nangis?" Odira panik melihat air mata yang turun dari kedua mata kekasihnya, memangnya apa yang membuat Abimanyu sampai menangis seperti ini?

"Abimanyu!"

Abimanyu langsung memeluk Odira, ia tidak bisa membayangkan kebencian yang akan diberikan Odira kepadanya, tatapan penuh cinta ini akan berubah menjadi tatapan kebencian.

"Abimanyu, kau kenapa?" tanya Odira panik, apa yang terjadi dengan Abimanyu? Kenapa tiba-tiba seperti ini?

"Tidak, aku—" Abimanyu tidak bisa melanjutkan kata-katanya, memangnya apa yang bisa dikatakannya?

"Kau aneh." Odira langsung melepaskan diri dari pelukan Abimanyu, jujur saja, Odira tidak suka dipeluk, oleh siapapun itu.

"Ya," balas Abimanyu seadanya.

"Yasudah, ayo kita buat ramuannya." Odira mengalihkan topik lalu mengambil penumbuk kecil yang terletak di pinggir pondok dan langsung menumbuk daun yang sudah disiapkannya.

"Odira, bagaimana jika aku mengkhianatimu? Apa kau akan sangat membenciku? Meskipun aku tidak bermaksud menyakitimu," ucap Abimanyu tiba-tiba membuat gerakan Odira langsung berhenti.

Gadis itu teringat dengan mimpinya semalam, memang ia tidak mengingat mimpinya dengan jelas, tetapi yang semalam itu adalah mimpi paling buruk yang pernah dialami  oleh Odira.

Odira's Nightmare [Selesai]Where stories live. Discover now