Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Winter terus-terus lihat Sungchan yang sebentar lagi berangkat ke bandara. Sebenarnya Winter mau nangis karena kali ini Sungchan bakal di Jerman seminggu.
"Kenapa mukanya sedih gitu?" Tanya Sungchan
"Nggak kok biasa aja"
Tangan Sungchan tidak bisa diam, tangannya sudah mengusak-usak rambut Winter, "Jangan buat ulah disini"
"Dih apaan, kayanya gue yang harus ngasih tau lo supaya gak berulah disana" ucap Winter
Sungchan langsung memeluk Winter dari samping dan meletakan kepalanya di bahu Winter, "Gue mungkin berulah kok, gue harus bisa menang"
"Gak bisa lo pulang cepat apa?" Tanya Winter
"Sekarang lo jadi gak bisa jauh-jauh dari gue ya?" Goda Sungchan
"Nggak kok biasa aja"
"Iya deh biasa aja"
"Soalnya Chenle sama Karina suka hilang kalau di kampus, gue jadinya sendirian. Kalau ada lo kan gue gak sendirian"
"Jadi gue cuman buat nemani lo selama ini?"
"Ihh nggak gitu, lo tau sendiri guebgak punya banyak teman. Lo sih enak duduk bentar sudah jadi teman" ucap Winter
Tangan Sungchan bergerak membelai rambut Winter, "Iya, kalau acara selesai gue langsung pesan tiket langsung lulang"
"Tapi kalau lo mau jalan-jalan disana gak apa-apa kok, jarang-jarang keluar negeri di bayari fakultas kan"
"Kalau ada apa-apa telepon gue ya" ucap Sungchan
Winter menganggu, Sungchan masih tetap bersandar di bahunya menunggu mobil yang menjemputnya ke bandara.
***
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Pagi-pagi Giselle sudah diributkan dengan urusan dapur, ini karena Jaemin. Cowok itu buat Giselle kepikiran jadi Giselle insiatif buat masak untuk Jaemin walaupun dia gak bisa masak. Yang terjadi di dapur malah kaya lagi perang. Tangan Giselle sudah berkali-kali kena minyak yang panas.
