CHAPTER II BAYU

148 41 4
                                    

"lo nggak salah Dhyia, gue yang salah karena terlalu khawatir sama lo sampai gue lupa posisi gue yang hanya sekedar sahabat lo"

Bayu

.####################


.
.

.
.
.

Seminggu kemudian

Matahari sudah terlihat berada di arah barat. Senja sedikit demi sedikit telah menampkan dirinya. Kampus sudah mulai sepi satu persatu mahasiswa sudah meninggalkan kampus karena telah menyelesaikan mata kuliahnya. Tapi berbeda dengan Bayu Agraha, Cowok popular yang terkenal dengan sikap cuek dan dinginya, mahasiswa tingkat 3 fakultas psikologi itu masih terlihat celingak-celinguk mencari seseorang. Dengan sedikit tergesah-gesah, Bayu memutari setiap sudut kampus dengan raut wajah yang sedit kesal.

Bayu meremas rambut hitamnya dengan frustasi. Pasalnya sudah hampir sejam Bayu mencari Dhyian tapi seseorang yang dia cari tak juga terlihat. Handphone Dhyian tak aktif, teman sekelasnya sudah pulang, secret HMJ Sastra juga kosong. Trus Dhyian kemana? Apa jangan-jangan Dhyian lagi jalan sama Adit? begitulah yang Bayu pikirkan.

Seminggu yang lalu setelah Diky dan Mike bercerita bahwa mereka melihat Dhyian dan Adit makan di café dekat kampus, Bayu jadi uring-uringan nggak jelas. pasalnya Dhyian dan Adit bukan hanya sekedar makan. Tapi Adit nyatain perasaannya pada Dhyian itu yang Mike dan Diky ceritakan pada Bayu. Parahnya lagi mereka nggak ada yang tahu apakah Dhyian menerima Adit atau tidak. Mike dan Diky hanya mendengar saat Adit menyatakan perasaannya, kerena setelah itu mereka berdua langsung keluar dari café untuk menemui Bayu.

Bayu hanya bisa memaki ke dua sahabatnya itu. Bagaiamana bisa mereka tak mendengar semua percakapan Dhyian dan Adit. Jadilah seminggu ini Bayu terus merasa penasaran dan kesal ditambah lagi seminggu ini Dhyian sangat sulit ditemui karena sibuk mengurusi festival tahunan yang 3 minggu lagi akan diadakan. Sebenarnya bukan Cuma Dhyian yang sibuk, Bayu pun seminggu ini ngurusin tugas kuliah yang numpuk Karena banyaknya nilai Bayu yang eror di semester sebelumnya.

Bayu masih terus mencari Dhyian dan saat Bayu berakhir di gedung serba guna kampus, Bayu melihat Dhyian dan Adit lagi ngobrol berdua. Sebenarnya dalam ruangan bukan hanya ada Dhyian dan Adit, di sana banyak mahasiswa sastra lainnya yang lagi sibuk buat acara festival 3 minggu lagi. Dan tanpa permisi Bayu langsung saja masuk dan mendekati Dhyian.

"Dhy gue mau ngomong sama lo!" ucap Bayu.

"Bay lo ngapain disini?" jawab Dhyian sedikit kaget karena kedatangan Bayu yang tib-tiba.

"Gue mau ngomong Dhy." Paksa Bayu

"Ngga boleh Bay, gue lagi latihan. Dan lagian ngapain lo kesini sih, lo kan tahu mahasiswa lain nggak boleh masuk."

"Bentar aja Dhy." Lagi-lagi Bayu memaksa Dhyian.

Adit yang sedari tadi diam mulai angkat bicara melihat perlakuan Bayu yang memaksa Dhyian dan Bayu yang sudah seenaknya masuk ke ruangan yang seharusnya tak boleh dia masuki.

"Lo apa-apaan sih maksa orang seenaknya. Dhyian lagi latihan sama gue." Ucap Adit sedikit kesal pada Bayu.

"Diam lo, Gue nggak punya urusan sama lo." Bentak Bayu.

"Tapi jika lo ganggu Dhyian, itu juga lo ganggu gue. Lo nggak liat kita lagi latihan. Pergi sana lo. Lagian lo ngga baca peringatan di depan, bahwa MAHASISWA SELAIN ANAK SASTRA DILARANG MASUK. Buta lo atau nggak bisa baca?" Sindir Adit.

"Lo bacot ya." Bayu mulai emosi. Rahangnya mengeras dan tangannya sudah mengepal seolah siap melayangkan tinju kemuka Adit. Tapi sebelum itu terjadi suara teriakan dari pengeras suara terdengar.

FRIEND ZONE ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang