SOUP

604 89 8
                                    

Carry Knightley

Aku terbangun dan merasakan seluruh tubuhku mulai membaik. Samar samar, kulihat langit dari celah pintu tenda. Hari sudah malam. Ah, sepertinya aku tertidur sejak kemarin.

Pandanganku tertuju pada seisi tenda Erwin. Banyak sekali perkamen berserakan di meja kerja nya yang berada di sebelah pintu tenda. Namun sisi lain tenda sangatlah rapi. Aku tau bahwa Erwin sedang bekerja keras untuk memantaskan diri sebagai komandan Resimen Penyelidik selanjutnya. Ia masih saja sempat menyelamatkanku dari serangan titan. Aku harus berterimakasih padanya dan segera pergi dari tenda ini. Aku sudah cukup merepotkan dirinya.

"Kamu sudah bangun?"

Suara berat dari arah pintu tenda membuatku terkesiap.

Kamu?

Ternyata yang berdiri di ambang pintu adalah Erwin.

"Iya, aku baru bangun. Maaf Erwin, telah merepotkanmu dan terimakasih banyak telah menyelamatkan nyawaku." ujarku tulus dengan nada kaku.

Erwin tersenyum, senyum yang tidak pernah ditujukan kepadaku sebelumnya. Ia membawa nampan silver berisi segelas air dan semangkuk sup dengan kedua tangannya, lalu duduk di tepi kasur. "Tidak apa-apa Carry, lain kali kau harus lebih cepat dan siaga. Jangan meremehkan para titan itu. Jika nyawamu berbahaya, maka aku akan... maka seluruh regu akan merasa sedih... karena telah kehilangan anggota yang hebat."

Aku meringis. "Aku sedikit meremehkan kemarin. Alhasil nyawaku hampir saja melayang. Oh iya, maaf berada di tendamu Erwin. Aku akan pergi ke tend..."

Erwin memotong kalimatku. "Tidak. Maksudku, tidak apa-apa kau ada disini. Aku bisa tidur di bawah menggunakan alas. Lagipula, tubuhmu masih lemah. Jangan kemana mana dulu."

Aku mengernyitkan dahi. Tidak mungkin aku bermalam disini. Reflek, aku memaksa tubuhku untuk duduk.

"Carry, jangan duduk dulu, kau masih sakit." Erwin mencegahku, namun ia segera bergeser untuk membantuku duduk.

Sentuhan yang kuat, juga lembut.

Aku menatap tanah dengan perasaan tidak karuan. "Erwin, maaf aku selalu merepotkan."

Erwin berdecak. "Tidak apa-apa, makanlah."

Nampan itu diberikan kepadaku, lalu aku mulai mengangkat sendok dengan perlahan, namun sialnya sendok itu kembali terjatuh ke nampan.

Aku bisa melihat Erwin tersenyum dari sudut mataku.

Ada apa dengannya hari ini, tidak seperti Erwin yang kami semua kenal

"Akan kubantu." ujar Erwin tiba-tiba.

Dengan cepat, Erwin mengambil nampan dari pangkuanku dan mulai menyendokkan sup untukku.

Sepertinya Erwin kerasukan iblis

Ia menyendokkan sup ke dalam mulutku perlahan, namun aku hanya merasakan hambar. "Sup ini hambar." aku menyeletuk sambil membiarkan sup hambar ini memasuki tubuhku. "Aku akan membuatkanmu sup yang sangat enak. Resep keluargaku! Kau pasti akan mengetahui itu enak hanya dari aromanya saja!"

Sial, aku keceplosan. Mengapa aku begitu cerewet di depan Erwin. Sungguh memalukan.

Perkiraanku, Erwin akan kesal karena aku berteriak seperti anak kecil. Namun, Erwin malah tertawa.

Cold [Erwin Smith Imagine]Where stories live. Discover now