24|| Mine!

11 4 1
                                    

Jangan coba lari dari tanggung jawab, kau disini karena aku, begitupun sebaliknya. Kau dan dia tidak akan bersatu selagi masih ada aku.
-Azize Elife Aslan

"Maksud mu apa?" tanya Asep sambil mengernyitkan kening nya.

Azize tersenyum lelaki didepannya ini seperti polos sekali, "aku rasa, kamu paham apa yang aku bicarakan Ares." ujar Azize yang kemudian meneruskan langkah nya untuk pergi.

"Tunggu.... " teriak Asep.

Azize menoleh, mengacuhkan bahu nya pertanda ada apa.

"Aku akan tetap mencintaimu." jelas Asep yang sebenarnya paham apa maksud kekasihnya itu.

Azize tidak menjawab dia langsung memalingkan wajah nya tanpa berkata apa-apa lagi.

"Apa dia benar marah?" gumam Asep, biasanya kekasihnya itu tidak akan lama jika marah. Tapi, lihatlah dia mengacuhkan Asep.

Malam ini malam terburuk bagi Aresap Wiguna bertemu dua gadis yang sama-sama dia cintai. Tidak, Ase harus menepis jauh-jauh perasaan cintanya terhadap Aisyah sebelum kekasihnya itu bertambah marah kepadanya.

Asep langsung memasuki apartemen nya, tanpa membersihkan tubuhnya yang terlihat sangat lelah sekali. Mobil nya saja dia tinggalkan dan besok hari akan mengambilnya.

***

"Nona kau tak apa?" tanya Ozkan yang sedari tadi memperhatikan wajah malas anak tuan nya ini.

"Aku tidak apa-apa Ozkan. Jangan beritahu ayah jika aku sedang tidak baik-baik saja ya," pinta Azize yang merasa ayahnya tidak perlu tahu apa yang sedang dia alami sekarang.

"Baik nona... lalu, sekarang kita akan kemana?"

"Aisyah, sebaiknya aku kesana dan menjelaskan kembali apa yang aku maksud."

"Baik nona."

Azize sengaja tidak menjawab pertanyaan Aresap Wiguna Azize tidak ingin hatinya sakit terus-menerus karena perbuatan lelaki itu. Sakit hatinya ini tidak bisa dibalas dengan kata 'aku mencintaimu' Azize pun dapat dengan mudah mengatakan itu semua tanpa Aresap suruh. Apa lelaki itu tidak sadar, bahwa dirinya sangat mencintai nya tanpa melihat apapun.

"Nona sudah sampai," ujar Ozkan yang melihat Azize melamun.

"Eh... baiklah, Ozkan kau tunggu saja disini aku tidak akan lama setelah itu kita akan langsung pulang." ungkap Azize langsung turun dari mobil dan menghampiri rumah sahabat nya itu.

Azize menekan bel yang berada disebelah kanan pintu ini, tidak butuh waktu lama tuan rumah nya segera membuka dengan mata sembab. Azize yakin, Aisyah menangis karena kekasihnya itu.

"Selamat malam," ujar Azize yang langsung duduk di sofa tanpa dipersilahkan oleh sang tuan rumah.

"Hai, selamat malam." Aisyah berusaha menjawab dengan nada yang santai agar tidak terlalu terdengar sesenggukan nya.

"Apa kau habis menangis?" tanya nya basa-basi.

"Benar, tadi sehabis mengupas bawang mataku perih sekali," bohong Aisyah.

I am coming Istanbul [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang