23||Berhenti berharap

Start from the beginning
                                    

"Ternyata kau masih belum bisa melupakan gadis itu," gumam Azize.

Azize sedari tadi mengikuti Asep, dia kira Asep akan menjauh ternyata dugaan nya salah. Asep akan tetap perduli dan tetap mencintai sahabat nya itu.

Sesakit itu ya Ares.... batin Azize.

Azize langsung memasuki mobilnya dan kemudian mengikuti Asep kembali. Dari percakapan yang dia dengar, Azize tahu tujuan kekasihnya ini. Harus menunggu waktu lama untuk kesana, karena jarak bar ke apartemen Asep sekitar 45 menit an. Azize yakin kekasihnya mencari bar yang jauh dari apartemen agar tidak bisa di susul. Tapi, Azize bisa melakukan semuanya tanpa terkecuali sekalipun.

Perjalanan masih panjang, mobil yang dikendarai Asep sama sekali tidak ngebut. Sepertinya, dia sedang banyak pikiran dan tidak ingin membuat sebuah musibah dimalam hari.

"Ada apa sebenarnya, kenapa dia terlihat kacau seperti itu." gumam Azize pelan.

"Ozkan, apa kau tahu kenapa wajah Aresap sangat kacau?" tanya Azize yang memasukkan panggilan.

"Nona... sahabat anda sudah memberitahu semuanya." jelas Ozkan dari sana.

"Baik, terimakasih informasinya. Kau sedang berada dimana?"

"Saya sedang mengikuti nona Aisyah, dia sudah menunggu tuan Aresap dicafe didekat apartemen nya."

Azize merasa cukup, dia sudah tahu semuanya. Azize akan tetap pura-pura tidak tahu didepan Aresap. Apapun yang terjadi Azize akan tetap mencintai Aresap walaupun harus sedikit bersabar.

****

"Sial... bagaimana ini, harus menemui Aisyah sedangkan saya ingin menjauh."

Asep mengemudikan mobilnya dengan santai, sengaja memperlambat waktu agar tidak terlalu lama bertemu Aisyah. Asep tidak akan sanggup jika terlalu lama, dia tidak ingin menyakiti hati Azize maupun Aisyah.

"Saya harus mencari alasan agar bisa segera pulang, dan tidak terlalu lama bersama Aisyah," gumam Asep sambil memikirkan cara untuk tidak berlama-lama bersama Aisyah nantinya.

Perjalanan sudah sampai, Asep yang sudah bisa melihat Aisyah dari kejauhan masih belum bisa turun kesana. Asep mengontrol perasaan nya dan berusaha untuk tetap tenang.

Dia berjalan memasuki cafe tersebut dengan santai, "hai sudah menunggu lama?" tanya Asep berbasa-basi.

"Akhirnya kau datang... darimana saja kau?"

"Tidak, hanya sebentar pergi mencari angin. Ada apa kau menemui ku?" tanya Asep to the point.

Aisyah menyerahkan paper bag yang dia bawa ke depan Asep. "Ini kue yang aku janjikan, aku tidak akan mengingkari janjiku." ujar Aisyah dengan tersenyum.

Asep menerima nya tanpa berusaha menolak dan tersenyum manis seperti biasanya, "terimakasih, aku kira kau tidak akan datang membawakan kue nya."

Aisyah terdiam sebentar, "kita masih bisa berteman bukan? Setelah ini kau akan menjauhi ku?"

"Tentu saja, kita akan berteman. Lupakan perasaan yang tidak jelas ini, berhenti berharap baik aku ataupun kau." ujar Asep santai.

Aisyah merasa perasaan nya sakit mendengar Aresap berbicara dengan sesantai itu. "Baiklah, aku pergi ya hari sudah semakin malam." pamit Aisyah yang sudah lebih dahulu pergi.

Asep sengaja tidak mencegah nya atau untuk mengantarkan wanita itu pulang, Asep takut perasaan nya akan terus menerus bertambah.

Kenapa Ares tidak mengejar Aisyah? batin Azize bertanya-tanya.

Aisyah yang terlihat berjalan tidak semangat membuat Azize menjadi takut akan terjadi sesuatu padanya. Azize meminta Ozkan untuk mengikuti Aisyah dari belakang agar menjaga wanita itu tetap baik-baik saja.

Sedangkan Asep masih melamun dengan pikiran nya sendiri tanpa berniat beranjak dari tempat duduknya.

"Apa saya sudah menyakiti hati nya?"

Asep mengacak rambutnya dengan kasar, kenapa hidupnya penuh dengan ketidakmampuan yang harus dia rasakan. Situasi ini membuat nya harus lebih sabar menghadapi semuanya.

"Hai.... " ujar Azize yang mengambil kursi didepan Asep.

Asep terkejut kenapa kekasihnya ini berada disini, apa dia mendengarkan semuanya atau memang baru datang.

"Hei kenapa?" tanya Azize kembali.

"Tidak... tumben kau malam-malam kesini, dan tidak memberiku kabar untuk datang."

"Aku tadi ke apartemen mu, dan sepertinya tidak ada orang. Aku pikir kau sedang berjalan atau bersantai, eh ternyata benar kau ada disini." ujar Azize yang pura-pura tidka tahu semuanya.

"Oh baiklah, apa kau sudah makan?"

"Sudah, sebelum kesini aku sudah makan." jelas Azize sambil tersenyum manis.

Azize memang sengaja tidak menanyakan apa yang ada didepan Asep, karena itu akan membuatnya teringat kembali semua perbuatan kekasihnya itu. "Apa kau ada hal lain sampai kau datang malam-malam begini?" selidik Asep yang masih bertanya atas kedatangan kekasihnya ini tiba-tiba.

Azize memajukan sedikit wajahnya, "aku hanya ingin mengatakan, berhenti berharap dengan seseorang yang sebenarnya bukan menjadi milikmu." tekan Azize disetiap perkataan nya.

Deg

Sebenarnya apa yang Azize inginkan padaku, batin Asep.






















































Hai balik lagi!
Semoga suka ya!
Jangan lupa vote dan komen nya!
Makasih banyak!

I am coming Istanbul [COMPLETED]Where stories live. Discover now