8.

100 9 7
                                    

Vicky.

"Vicky, vicky.... Bangun" seseorang memanggil namaku dan aku membuka mata, cahaya matahari menusuk mataku. Varun berdiri tepat di depanku dan aku mencoba bangun dan duduk di batu besar.

"Apa yang kamu lakukan disini, aku mencarimu kemana-mana dan kamu malah tidur disini" ucap varun, aku mengosok mataku untuk mendapatkan penglihatan yang jelas.
Aku melihat sekeliling dan ternyata aku tidur di pinggir sungai, aku teringat kejadian tadi malam. Seharusnya aku mendengarkan penjelasan sara dan seharunya aku tidak mengatakan sesuatu yang kasar padanya.

"Kamu harus segera mengungkapkan perasaanmu padannya" seru varun, aku bingung dengan perkataanya. 'Mengungkapkan perasaan' apa yang dia maksud. Apakah varun tahu kalau aku mencintai sara....

"Apa maksudmu?" Tanyaku.

"Kamu harus segera mengungkapkan perasaanmu pada istrimu" ucap varun.

"Istri?" Kataku.

"Aku sahabatmu, aku tahu kalau kamu sudah menikah meskipun kamu menyembunyikan pernikahan dari sahabatmu ini" katanya. Aku kaget mendengar ucapan varun, bagaimana dia bisa tahu kalau aku sudah menikah, siapa yang memberitahunya.

"Bagaimana kamu tahu" kataku.

"Paman yang memberitahuku, tenanglah aku tidak akan marah meskipun kamu menyembunyikan pernikahanmu" katanya. Dan perkataannya membuatku lega, setidaknya dia tidak marah padaku karena aku telah menyembunyikan pernikahanku darinya.

"Kamu mencintai sara kan?" tanya varun, dan aku hanya mengangguk.

"Kamu harus menceritakan masalalumu kepadanya, dan katakan bagaimana perasaanmu terhadap dia. Aku yakin dia juga mencintaimu" katanya. Bagaimana dia bisa begitu yakin kalau sara akan membalas perasaanku. Bagaimana jika dia tidak menyukai aku.

"Bagaimana kamu begitu yakin kalau dia mencintaiku" aku bertanya padanya.

"Aku telah berbicara padanya, dan dari caranya membicarakan tentangmu, aku yakin bahwa dia mencintaimu" jawabnya.

"Kamu berbicara dengan sara, kapan?, dimana?," aku bertanya.

"Hei, hei, tenanglah. Bagaimana mungkin aku tidak berbicara dengannya, dia adalah kakak iparku. Lagipula alia juga banyak bercerita tentang istrimu" dia mengatakan denga seringai diwajahnya, aku tahu dia bermaksud menggodaku.

"Apa yang alia ceritakan tentang sara" kataku.

"Sudah cukup, kita akan membicarakan ini nanti. Sekarang ayo cepat pergi ke rumah sakit karena kamu harus tanda tangan surat kepulangan appa, paman akan dirawat dirumah" katanya. Apakah kondisi appa sangat buruk sehingga dia harus dipulangkan.

"Dan satu lagi, bhabhi menitipkan salam untukmu. Dia mengatakan kalau dia minta maaf, kejadian yang terjadi tadi malam tidak seperti tang kamu pikiran, dan dia benar-benar minta maaf atas itu" ucap varun. Kenapa sara tidak mengatakan sendiri padaku, kenapa harus melalui varun, apa dia marah padaku..?

Tentu saja dia pasti marah atas apa yang aku lakukan padanya tadi malam. Seharusnya aku Tidak berkata kasar, dan seharusnya aku juga harus mendengarkan penjelasannya dulu.

"Aku akan menemuinya" kataku.

"Dia tidak ada disini, dia kembali ke mumbai. Dia dipulangkan dari sini karena dia menyelamatkan nyawa ayahmu, dia melakukan operasi terhadap ayahmu tanpa minta persetujuan dari pihak rumah sakit. Dan sekarang dia dipulangkan ke mumbai"

"Apa...!! Dia pulang ke mumbai, kenapa dia tidak memberitahuku. Kapan dia berangkat??" ucapku. Aku sangat terkejut mendengar ini, bagaimana bisa dia tidak memberitahuku.

MENCINTAIMU? (English-Indonesia)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon