CHAPTER 3

17 1 0
                                    

Kegiatan rutin dengan cepat ditetapkan, yangmana yang akan diikuti Thral selama beberapa tahun kedepan. Dia akan diberi makan saat fajar, tangan dan kakinya menepuk-nepuk dalam gemerincingnya rantai yang akan membawanya pergi keluar ke halaman Durnholde, disanalah ia akan dilatih. Awalnya, Blackmoore sendiri yang memulai pelatihannnya, menunjukkan padanya pergerakan-pergerakan dasar, sering dia memujinya secara berlebihan. Terkadang, juga, temperamen Blackmoore naik dan apapun yang dilakukan Thrall tidak cukup untuk menenangkannya. Beberapa kali, perkataan bangsawan itu terdengar kurang jelas, pergerakannya serampangan tidak teratur, dan dia mencaci orc itu dengan alasan tak jelas pada Thrall. tapi Thrall dengan lapang dada menerimanya, bahwa dia masihlah tak layak. Jika Blackmoore mencacinya, itu berarti karena dia memang pantas menerimanya: sementara pujian-pujian itu hanyalah secuplik kebaikan yang muncul darinya.

Beberapa bulan kemudian, kali ini, Seseorang melangkah masuk, dan Thrall berhenti untuk menemui Blackmoore seperti biasanya. Orang ini, yang dikenal Thrall sebagai seorang sersan, adalah sosok yang uberukuran besar dalam standar manusia. Dia berdiri tegap setinggi enam kaki, dengan dada bidangnya yang tertutupi rambut keriting merahnya. Rambut yang ada di kepalanya berwarna merah terang, rambut bagai kain pel kusutnya itu begitu cocok dengan janggut panjangnnya. Dia memakai syal hitam yang diikat mengelilingi lehernya dan salah satu telinga dipakaikan sebuah anting besar. Dihari pertama pelatihan dengannya, dia datang untuk mengenalkan Thrall dan para petarung lain yang akan dilatih bersamanya, dia menatap mereka satu persatu dengan tatapan yang tajam sambil meneriakkan suatu tantangan.

"Kalian lihat ini?" dia menunjuk dengan jari pendek besarnya, kearah sebuah anting yang berkilau di telinga kirinya. "Aku belum pernah melepas ini selama tigabelas tahun. Aku telah melatih ribuan orang baru seperti kalian, para anjing kecil. Dan dari setiap grup aku selalu menawarkan tantangan yang sama: Rebut anting ini dari telingaku dan aku akan membiarkanmu menghajarku sepuasnya hingga aku hancur." Dia menyeringai, menunjukkan beberapa gigi yang hilang. "Saat ini kalian masih belum paham, mungkin, tapi dari waktu ke waktu, saat kalian berlatih bersamaku, kalian akan paham, kalian akan rela menjual ibumu sendiri hanya demi sebuah kesempatan memukulku. Tapi jika aku memang terlalu lamban hingga aku tidak bisa menangkis serangan dari kalian, para gadis, maka aku siap menyobek telingaku dan menelannya ke mulut ini."

Dia berjalan pelan di barisan para pasukan dan berhenti tiba-tiba didepan Thrall. "IIu berlaku dua kali untukmu, kau, si goblin raksasa," Bentak sersan itu.

Thrall menundukkan pandangannya, bingung. Dia telah diajari untuk tidak diperbolehkan, tak akan pernah, mengangkat tangannya untuk melawan manusia. Meski dia ditantang untuk melawannya. Jadi tak mungkin dia akan mencoba merebut anting sersan itu dari telinganya.

Sebuah tangan besar bergerak dari bawah dagu Thrall dan mengangkatnya keras. "Lihat aku ketika aku bicara padamu, mengerti?"

Thrall mengangguk, sekarang dia benar-benar kebingungan. Blackmoore tak mau balik membalas tatapannya. Orang ini baru saja memerintahkannya melakukan sesuatu, tepat seperti yang telah dikatakannya tadi. Apa yang harus dilakukannya sekarang?

Sersan itu membagi mereka dalam beberapa pasangan kelompok. Jumlahnya ganjil, dan Thrall berkelompok sendirian. Sersan berjalan kearahnya dan melemparkan sebuah pedang kayu kepadanya. Dengan sendirinya, Thrall menangkapnya. Sersan itu mendengus mengakuinya.

"Koordinasi mata dan tangan yang baik." Katanya. Seperti yang lainnya, dia membawa sebuah tameng dan memakai baju armor besar lengkap yang melindungi kepala dan badannya. Sedang Thrall tak memakai apa-apa. Kulitnya sendiri sangat tebal, membuat pukulan yang mengenainya hampir tak dirasakannya, dan dia tumbuh sangat cepat sehingga pakaian apapun atau armor yang dipakaikan untuknya pasti akan menjadi kekecilan dengan cepat pula.

"Kita lihat bagaimana kau mempertahankan dirimu!" dan dengan tanpa peringatan, Sersan menyerang Thrall.

Dalam hitungan detik, Thrall bergerak mundur menghindari dari serangan itu. Kemudian dia merasa ada sesuatu yang bangkit dalam dirinya. dia sudah tidak lagi berada di titik ketakutan dan kebingungan, Akan tapi kepercayadirian. Dia berdiri tegak, dalam keadaan yang paling tegap, dan menyadari bahwa dia telah tumbuh sangat cepat sehingga ukurannya bahkan lebih tinggi dara lawannya. Dia mengangkat tangan kirinya, yangmana dia bayangkan suatu hari akan membawa sebuah tameng yang jauh lebih besar dari milik manusia, menahan serang dari pedang kayu itu, lalu meluncurkan pedang kayu miliknya dengan ayunan yang bagus. Jika sersan itu tidak bereaksi dengan sangat cepat, pedang Thrall mungkin akan menghantam helm nya. Sekalipun dengan perlindungan helm itu, Thrall tahu bahwa kekuatan hantamannya mungkin dapat membunuh si Sersan.

WARCRAFT: LORD OF THE CLANS - TERJEMAHAN BAHASA INDONESIA (fan translate)Where stories live. Discover now