Intro : "Wahyu di Penghujung Tahun"

10.5K 1.3K 229
                                    

.
.
.

Legenda Desa Rejowerno, 26 November 1766.
  
  

PENUNGGANG BANGKAI KEMATIAN
  
  
 

  Dahulu kala, hiduplah seorang wanita tua yang tak memiliki seorang anak. Wanita tua ini mengalami kecelakaan pada saat mengandung di umur 27 tahun,  selain menyebabkan keguguran, kecelakaan itu juga membuatnya mandul. Dia beserta suaminya berdoa siang dan malam memohon pada Tuhan agar mereka memiliki keturunan dari garis darah mereka.

    Warga desa prihatin dengan keadaan dua orang itu hanya bisa memberikan kata kata semangat dan ikut berdoa bersama agar Tuhan memberikan mereka keturunan yang baik. Mereka mengadakan syukuran dan selamatan pada bulan bulan yang mereka anggap suci. Warga desa mengingatkan pasangan itu jika kuncinya adalah sabar.

    Mereka terus menunggu hingga sang suami meninggal dunia. Sang wanita tua sangat bersedih atas penderitaan yang terus ditimpakan Tuhan untuknya. Namun, di awal tahun 1766, wanita tua itu dinyatakan hamil.

    Tabib setempat berkata jika itu adalah keajaiban karena pada kenyataannya, wanita tua itu mandul. Warga desa ikut gembira, namun, beberapa juga mempertanyakan itu. Bagaimana seorang wanita tua yang dinyatakan mandul bisa hamil? Juga siapa bapak dari anak itu? Karena suaminya jelas telah meninggal dunia setahun sebelumnya.

    Gunjingan itu segera diberhentikan oleh kapala desa. Beliau mengatakan jika itu perbuatan yang tercela dan dia tak mau warga desanya menjadi orang yang memiliki sifat itu. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan perut si wanita tua semakin besar. Tabib memperkirakan jika anak itu akam lahir pada akhir November atau awal Desember. Warga desa turut bahagia walau sedang dilanda fenomena aneh dimana ternak ternak mereka tiba tiba hilang tanpa sebab.

    Suatu pagi, beberapa orang warga desa pergi ke kaki bukit untuk mengambil air dari sungai karena air di sumur utama tercemar bangkai binatang liar. Ketika sedang mengambil air, tanpa sengaja mereka melihat si wanita tua tampak meletakkan sesajen di kaki bukit. Wanita itu menyembelih seekor ayam jantan dan meminum darah itu langsung dari leher si ayam.

    Seketika warga desa tau jika wanita itu menggunakan ilmu hitam agar dia memiliki keturunan yang diharapkan. Warga desa pun melaporkannya pada sang kepala desa dan beliau memutuskan untuk mengeksekusi mati wanita tua itu pada tanggal 26 November 1766, bermaksud menunggu sampai sang bayi tak bersalah lahir.

    Namun di hari yang ditentukan, sang wanita menolak dan berkata ingin membawa mati bayinya bersama dengannya, dan barang siapa yang berani memisahkan dia dan bayinya akan terkena kutukan. Sebelum eksekusi dilakukan, sang wanita menggeram dan berteriak,
 

  "SINTEN SINTEN TIYANG REJOWERNO INGKANG GADAH PUTRA SENG LAHIR ING TANGGAL 26 NOVEMBER, KULO KUTUK DADI KETURUNANE KULO!"
 
(Siapapun orang Rejowerno yang memiliki putra yang lahir di tanggal 26 November, saya kutuk menjadi keturunan saya)
  
 

    Semenjak itu, kutukan si wanita tua benar benar terjadi. Warga desa yang memiliki putra yang lahir di tanggal 26 November akan mendapati putra mereka memiliki rupa yang persis sama dengan si wanita tua, seakan dia adalah putra dari si wanita tua tersebut. Sikapnya juga persis sama dengan si wanita tua, bahkan mereka diyakini juga menyembah setan seperti yang dilakukan si wanita tua di akhir hidupnya.

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.1 : Penunggang Bangkai KematianWhere stories live. Discover now