30. if it's not You, it's not anyone

Comenzar desde el principio
                                        

Chaeyoung tertawa saat membaca qrt dari Mina, meletakan ponselnya, tidak berniat membalas

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Chaeyoung tertawa saat membaca qrt dari Mina, meletakan ponselnya, tidak berniat membalas. Mengambil sesuatu dari laci meja yang ada disamping tempat tidur

Chaeyoung meregangkan otot-otot tubuhnya, ia bangkit untuk mencari Mina karena saat Chaeyoung membuka mata, ia tidak mendapati wajah Mina.

Chaeyoung membuka tirai kamarnya untuk melihat dunia luar.

Tanpa mencuci muka, ia menghampiri Mina yang asik menatap keluar jendela. Tanpa mengagetkan Mina, ia memeluk Mina dari belakang.

"Morning baby" ucap Mina.

"Morning babe" Chaeyoung mencium pundak Mina.

"Gak kerja?" Tanya Chaeyoung, ia meletakan kepalanya dileher bagian belakang Mina.

"Lu yang minta gue sehari aja gak kerja, jadi gue turuti"

"Maaf. Gue cuma rindu seharian dirumah, ya walaupun gak ngapa-ngapain tapi kalo ada lo gue jadi gak kesepian"

"Jadi lo kesepian?"

"Yea" Chaeyoung mencium leher belakang Mina.

"Babe"

"Hmm?"

"Ehm kamu ada sosial media? Twitter contahnya"

"Kenapa?"

"Ditanya nanya balik. Jawab"

"Ada"

"Nama akunnya apa?"

"bichdidiask" Mina menghela nafas lega. Lalu mencubit tangan yang melingkar indah di perutnya.

"Bikin panik" Mina kembali mencubit tangan Chaeyoung.

"Maaf"

"Kenapa sih gak bilang langsung? Seatap juga"

"Biar ada guna gue punya twitter" Mina berbalik agar dapat menatap Chaeyoung. Kini mereka berhadapan.

"Katakan secara langsung" ucap Mina. Chaeyoung menggelengkan kepala, menolak.

"ish Chaeyoung ini loh gak romantis" Mina mengeluarkan pout bibirnya.

Chaeyoung ragu mengeluarkan cincin yang ada disakunya, ia terlalu gugup.

"Mina tutup mata dulu" pinta Chaeyoung. Mina menuruti apapun pinta Chaeyoung.

'napa sih gugup banget tinggal bilang lo mau nikah sama gue gak? oalah chaeyoung yang pinternya gak ketulungan jadi bego kalo udah didepan Mina' pikir Chaeyoung.

"Babe, are you ok?" Tanya Mina karena tidak terjadi apa-apa setelah ia menutup mata.

"Kapan aku boleh membuka mata?" Tanya lagi.

"Buka sekarang" Mina menahan tawanya karena melihat Chaeyoung memberikan sebuah cincin dengan menutup wajahnya dengan tangan yang tidak memegang cincin.

"I don't know if this is wrong, because someone else is telling me that it's wrong. But I don't care..."

"Gimana ya bilangnya selanjutnya, ya ampun gue jadi bego" Chaeyoung menarik tangan kiri Mina, melepas cincin yang ia berikan dulu dan mengganti dengan yang baru.

"Lo mau gak nikah sama gue?" ucap Mina yang masih menahan tawanya. Chaeyoung hanya mengangguk meng-iyakan. Kini Chaeyoung menutup wajahnya dengan kedua tangannya lalu memberi jarak antara dia dan Mina.

"Ayo katakan, biasanya juga ngagetin"

"Stop jangan mendekat" ucap Chaeyoung saat merasa Mina mendekat.

"Kenapa?"

"Pokoknya jangan ok. Bentar ok" Chaeyoung berbalik agar membelakangi Mina. Ia tidak sanggup tidak tersenyum, rasanya seperti saat ia difollowback Justin bieber ditwitter atau mungkin bahagianya lebih dari itu. Mina yang melihat sisi lain dari Chaeyoung hanya tersenyum, tersenyum bahagia.

"Kamu gak akan kehilanganku" Mina melangkah lagi.

"Stop. Jangan jadi Tuhan" Mina melangkah lagi. Senyum diwajahnya tidak sanggup ia tahan.

"Chaeyoung"

"Hmm" Chaeyoung mungkin sudah tidak gugup, ia kembali dengan datarnya namun merah merona diwajah dan kupingnya tidak dapat ia hindari.

"Gak usah ditahan kalo mau senyum. Senyum lo itu indah loh" mendengar itu rasanya Chaeyoung ingin sekali melompat dari rooftop apartementnya. Wajah datarnya tidak dapat menahan senyumnya.

"Bentar gue masih gugup" tubuh Mina kini sudah berada dekat dengan tubuh Chaeyoung.

"Wajah kamu merah banget loh" ucap Mina

"Gue tau dan berhenti berbicara" Chaeyoung mundur perlahan, Mina melangkah terus melangkah sampai akhirnya membuat Chaeyoung terduduk disofa, membuat Mina tersenyum nakal, Chaeyoung menelan ludahnya dan tersenyum bodoh saat Mina mulai duduk dipangkuannya. Mina memang berhenti berbicara tapi tidak berhenti melangkah.

'Someone pick me up. Help me' otaknya Chaeyoung bergeming. Mina semakin mendekatkan wajahnya dan...

Pintu apartment terbuka dan memperlihatkan Sana yang menutup mata Dahyun. Saida mundur perlahan dan kembali menutup pintu.

"Sebaiknya kita pergi sebelum Mina membunuh kita" ucap Sana melangkah untuk pergi namun ditahan oleh Dahyun.

"Telat Kak Mina sudah melihat kita"

Saida kembali masuk dan melihat Mina menatap kearah mereka dengan senyuman yang tidak dapat diartikan.

-Flashback off-

Mina tersenyum menatap wanita yang kini tidur dan menjadikan tangan kanan Mina sebagai bantal.

"Baby" Mina mencium bibir Chaeyoung.

"Tanganku kebas, bisakah kamu pindah keatasku" Chaeyoung perlahan pindah posisi matanya masih tertutup. Mina mengusap punggung Chaeyoung tanpa busana. Chaeyoung mengangkat kepalanya lalu tersenyum pada Mina, tentu saja Mina tersenyum.

"Aku rasa aku siap"

"Siap? Melakukannya lagi? Tidak lelah?" ucap Mina dan berusaha untuk mencium bibir Chaeyoung tapi Chaeyounglah yang mencium bibir Mina.

"Bukan sayang"

"Lalu?"

"Bayi" Chaeyoung tersenyum.

"Yakin?" Chaeyoung mengangguk dengan semangat.

"Baiklah" Mina menyisir rambut Chaeyoung dengan jari-jarinya.

"Namanya ichigo Myoi fix no debat" terlihat Chaeyoung tersenyum seperti anak kecil.

-END-

HANDLE IT (MiChaeng)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora