Kembali Lagi

16 3 3
                                    

Sepertinya gua harus kembali.

Gua memejamkan mata, membayangkan setiap momen yang telah gua alami bersama dengan June. Setiap momen yang tidak akan pernah terulang kembali, jika gua memilih untuk kembali. Setiap momen yang hanya akan ada di ingatan gua dan hilang dari ingatan June. Setelah ini, June tidak akan pernah mengingat gua lagi.

Lama gua berpikir, tiba-tiba suara June terdengar memanggil dari luar.

"Ya, kok lo kabur?" tanya June. "Lo punya solusi apa?"

Gua hanya terdiam. Tanpa terasa air mata mengalir di pelipis mata gua. Jika gua bisa memiliki anak bersama June, gua akan menamakannya Juna, June dan Arya.

Gua memejamkan mata lagi, membayangkan waktu pemilihan kuliah di SMA, masa gua belum bertemu dengan June. Jantung gua berdegup kencang.

Mata gua masih tertutup. Gua terlalu takut untuk membuka mata dan tak akan melihat June lagi. Gua berhitung dalam hati, mencari waktu yang tepat untuk membuka mata.

Satu

Dua

Tiga

...

Dua Puluh Emat

"Ya, Arya."

Belum genap 60, terdengar suara ibu memanggil nama gua.

"Ya, Arya, bangun katanya mau ke sekolah," panggil ibu lagi.

Gua membuka mata dan benar gua berada di kamar lama gua. Bekas air mata terasa masih menetes di pipi.

"Ya, Arya, banguun," teriak ibu.

Ibu yang sedari tadi sudah memanggil-manggil akhirnya berteriak, karena gua yang tak kurun menjawab.

"Iya bu," Arya lagi siap-siap.

Tak lama gua bergegas pergi ke sekolah. Gua berjalan ke sekolah dengan kaki yang lunglai tak bertenaga, seolah hati, pikiran, dan tenaga tertinggal semua di belakang bersama dengan June. Jika sebelumnya gua kembali, karena gua kecewa dengan masa depan gua, kali ini gua kembali untuk melindungi masa depan orang lain, orang yang gua cintai.

Di sekolah gua ketemu lagi sama Roni dan Boris. Melihat gua begitu lesu, dia mencoba menyemangati dan mendekati gua, tetapi tak berhasil. Mereka tak tahu dan tak akan mengerti apa yang telah menimpa dan terjadi pada gua.

Saat pemilihan univeristas gua memandangi logo Universitas Biru (UBi), tempat gua pernah berkuliah selama 4 tahun.

"Kok dilihatin aja? Kamu mau masuk UBi kan? Kalau kamu pasti keterima deh," ucap Bu Linda, guru BK.

"Gak bu. Saya mau masuk UjeK aja. Jurusan Ilmu Komputer," jawab gua.

"Loh kamu yakin? Kalau urusan sains dan teknologi kan UBi juaranya di negeri ini," balas Bu Linda.

Ucapan Bu Linda hanya gua jawab dengan anggukan pelan. Kenapa UjeK? Karena jelas gua mau menghindari Amanda. Kenapa Ilmu Komputer? Ya karena gua gamau ngulan belajar fisika lagi dari awal.

Kembali (END) (SELESAI)Where stories live. Discover now