Mom
Ga usah pulang dulu.
Mama ga dirumah.
Kunci juga ga sengaja
kebawa mama.
Sana main ke cafe atau
mana.

Nana
Yah mom??
Males sama si Jeno??

Dasar anak pungut

Nana
Hai bapak Jeno,
sudahkah anda berkaca?

Dad
Kids..

Nana
Oops..
Sorry dad

Maaf, pa

hyung
This family is a comedy
in real life

Hyung saja yang receh

Dan sampai saat ini, si kembar juga tidak sadar.

"Jen."

Jeno menoleh pada Jaemin yang tengah memandangi para barista yang bekerja. Sibuk, kesana kesini. Johnny juga sepertinya tidak ada. Mungkin antara dia sedang di belakang, atau ada urusan pribadi. "Mau bantu ga?" Tanya Jaemin yang membuat Jeno bingung. "Hah?" Tanyanya balik.

"Bantu mereka. Ga tau tiba tiba pengen aja."

"Kangen itu Na."

Baru Jaemin menatap Jeno. "Iya kayanya. Gue kangen kerja dibalik counter bareng Yangyang." Balasnya sambil tersenyum. "Wajar lah, udah berapa tahun Na. Ya, kalo lo mau bantu silahkan."

___

"Mau kemana lagi Na?"

Sudah 2 jam mereka di kafe, dan mereka sudah mulai bosan. Jaemin sempat membantu sebentar, sedangkan Jeno tadi ada telfon dari kliennya tiba tiba.

Jaemin melirik ke arah jam tangannya. 15.00 KST. "Itu.. lo mau ke rumah ga?" Tawar Jaemin. Jeno langsung memandanginya bingung. "Kan kita ga bisa ke rumah dulu? Kunci dibawa sama mama." Balas Jeno. Jaemin hanya memutar bola matanya. "Bukan rumah itu. Rumah kita dulu. Yang deket sini." Jeno hanya diam. "Jen?" Panggil Jaemin lagi. Jeno baru menoleh padanya. "Ayo, gue kangen juga."

Sekitar 5 menit mereka sampai menggunakan mobil. Jaemin langsung keluar dan membuka pintu utama. Rumah itu sudah ia renovasi, tapi masih meninggalkan kesan lamanya. Perabotannya sudah ia ganti beberapa. Setiap minggu nya juga akan ada pembantu yang datang membersihkan rumah itu. Jaemin benar benar menjaga rumah itu layaknya berlian. Ya wajar, bagi Jaemin, rumah yang ia masuki sekarang adalah kenangan berharga. Ia pernah mendengar bahwa rumah ini sudah dibeli oleh ayahnya sebelum ayahnya menikah dengan Yoona. Artinya rumah ini benar benar menyimpan banyak kenangan Goongmin.

"Na, kamar masih sama kan? Gue mau tidur sebentar." Jaemin menoleh pada Jeno. Lalu mengangguk dan berjalan menuju kamar itu. Ia memang berencana masuk ke kamar itu sebelumnya. Papannya masih sama, Nana&Nono&Jisungie. Jeno berhenti sejenak menatap papan itu. Jaemin pun sadar. "Ga usah protes, ini juga dulu pernah jadi kamar Jisung." Ujar Jaemin lalu membuka pintunya. Ia langsung menaruh jaketnya dibelakang pintu. Lalu merebahkan diri diatas kasur. Jeno pun sama. Ia tidur disamping Jaemin.

"No."

Jeno menoleh. Sudah lama ia tidak mendengar sapaan itu.

"Inget ga, waktu itu gue minta sama papa buat atapnya dijebol supaya bisa liat bintang?"

Jeno tersenyum kecil. Ingatan itu masih terasa di kepalanya.

"Papaaa, atap kamar rusak aja! Supaya bisa lihat bintang!"
"Nanaa, jangan aneh aneh! Dingin! Malam itu dingin!"

"Trus ditolak mentah mentah sama mama. Kalo papa cuma bilang, disuruh buat sendiri waktu udah besar." Balas Jeno. Jaemin pun ikut tersenyum. "Nonooo, gue tuh kangen sama lo tau gak! Waktu gue ketemu lo pertama kali tuh pengen banget maki lo, teriak Nono didepan lo. Eh, anaknya malah lupa sama Nana nya." Ujar Jaemin menatap Jeno. "Ya maaf, lagian lo bisa aja bilang itu. Kenapa ga bilang?" Tanya Jeno. "Kan lo udah tau jawabannya, No." Jawab Jaemin. Jeno baru saja mau membuka mulut, tapi panggilan dari handphonenya membuatnya menutup mulut seketika.

Jumeaux • njm ft. ljn ✓Where stories live. Discover now