Diary

2.9K 542 328
                                    

.
.
.
.

Sequel atau spin off dari

Osamu not Atsumu : Osamu Diary


Sudah seminggu sejak kepergian nya.
Waktu itu dokter menjelaskan penyebab kematian Osamu, benturan akibat kecelakaan waktu itu membuat pembuluh darah di kepalanya terhambat dan menjadi gumpalan. Saat di tes sinar X, luka itu tak terlihat dan justru semakin besar seiring berjalannya waktu.
Gumpalan itu seperti bom waktu,bisa pecah kapan saja dan mengakibatkan kematian mendadak.

Kadang aku lupa jika dia sudah pergi untuk selamanya.

Seperti pagi ini, aku dikamar mandi lupa membawa handuk ku.

"Samuuu!! bawakan handuk ku!!"

Teriakku dari dalam kamar mandi, sebuah tangan terulur dari celah pintu yang sedikit terbuka dengan handuk dipegangnya.

Bukan orang yang ku panggil yang membawakan ku handuk, tapi Bunda. Segera aku ambil mengenakannya dan ke kamar.

Saat itu aku sadar rumah ini menjadi lebih sunyi. Tidak ada pertengkaran pagi hari antara aku dan Samu lagi. Rasa sesak menyelimuti dadaku, rasa tidak terima masih belum hilang.

Setelah berpakaian rapi bunda mengetuk pintu kamar ku.

"Tsumu, ayo sarapan dulu sebelum berangkat"

Ku bukakan pintu, disambut dengan bunda yang tersenyum. Namun senyuman nya begitu memilukan.

Aku telah membuat kesalahan.

Kami beriringan menuju ruang makan, bunda terhenti melihat ke dinding dimana poto keluarga kami terpajang.

"Samu, putra Bunda... Andai saja.... Kita masih bisa makan bersama lagi....."
Gumam bunda namun bisa ku dengar.

Bunda menyiapkan piring lebih dan diletakkan di tempat biasa Samu berada.

Jujur saja aku tidak berselera makan, hanya saja bunda sudah memasak mau tidak mau aku memakan.

Setelah sarapan aku berangkat sekolah. Biasanya kami berangkat bersama, kilasan kenangan saat nyusuri jalan yang biasa kami lalui bersama menuju sekolah terputar dibenak ku.

Dikelas aku lebih banyak diam hanya sesekali berbicara dengan yang lain saat mereka bertanya.

Latihan.

Ini berat bagiku,saat dimana aku percaya akan ada seseorang yang memukul bola yang ku arahkan padanya. Orang itu tidak di sana. Semua mata yang di berada di sana menatap ku.

Bulir bening keluar tanpa kuinginkan. Tangan ku bergetar, kenapa?

'Kenapa aku selalu lupa jika Adikku Samu sudah tiada?'

'kenapa aku masih menganggap nya masih disini?'

'aku percaya di saat aku mengarahkan bola padanya, dia akan datang! Dia akan memukul bolanya! Dia akan mencetak angka!'

"Maaf...A...aku...lupa...dia...tidak ada..." Dengan suara bergetar aku meminta maaf kepada teman satu tim ku.

Aku menepi dari lapangan, tidak ingin mengganggu latihan yang lainnya.

"Miya Atsumu"

Aku menghapus air mataku, bersikap seperti biasa kembali saat ketua tim memanggil nama lengkap ku.

Kak Kita menepuk punggung ku, seperti isyarat untuk ku berhenti menangis dan menyuruh ku untuk bersabar.

"Jika kau seperti ini dia tidak akan bisa tenang, dia akan menyesal dan tak bisa pergi ke surga. Jangan membuatnya seakan ini kesalahan mu, dia sudah terbebas dari dunia ini. Kau jangan mengikat nya"

Osamu not Atsumu -end- (haikyuu fanfic)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum