2

4.5K 758 232
                                    


"Hiks...hiks... Bunda... Tidak bermaksud begitu..."

Saat ini sang bunda menyesali apa yang dilakukannya pada putra keduanya itu.

"Anak itu — "

"Tidak ayah, biarkan Samu menenangkan diri. Ayah juga, dinginkan kepala ayah..."

Ucap Atsumu menenangkan ayahnya.

___________________________×Atsumu

Kami kembar, ku pikir yang ku suka dia juga akan menyukainya.

Hari itu aku tidak sengaja melihat nilai ujian Samu. Nilainya lebih rendah dari milikku, aku berinisiatif untuk mengajarinya.

"Samu, Kalau ada yang tidak kau mengerti tanyakan saja pada ku" ucapku dengan senyuman.

"Pergilah..!"

Ah... Dia menolaknya.

Saat latihan.

"Samu! Harusnya tangan mu begini, dan ayunkan dengan kuat"

Instruksi ku padanya saat latihan.

"Iya..iya..!"  Jawabannya singkat.

.  .  .  .

"Huoo!!! Nice kill Samu!!" Teriakku saat samu berhasil mencetak angka.

"Tch!"

'haaah..... Dia masih saja begitu' batin ku.

Sampai hari dimana kami berdua bertengkar. Pada akhirnya bunda memarahi kami.

Setelah hari itu aku bertekad untuk menjadi kakak yang bisa diandalkan nya. Aku bahkan belajar dengan giat,agar aku bisa membantu Osamu saat dia tidak mengerti pelajarannya.

Aku mendengar kalau Osamu diam diam menyukai gadis dari kelas sebelah, aku pun bermaksud untuk menjadi mak comblang diantara mereka berdua. Tapi justru itu menjadi awal kerenggangan antara kami.

Sial!

Gadis itu malah menyukai ku.

Osamu pasti salah paham lagi. Sepulang sekolah aku tidak bersama nya, dia pulang lebih dulu. Diperjalanan pulang aku melihat Osamu dengan seorang anak kecil, anak itu meminta bantuan Osamu untuk mengambilkan layangan nya yang tersangkut di pohon.

Aku berlari dengan cepat menghampiri mereka berdua.

"A– biar aku saja yang ambil"

Osamu hanya memutar bola matanya dengan malas.

Saat memanjat pohon, aku kehilangan keseimbangan dan dahan yang menjadi pijakan ku patah.

*Bruk!

"Aw...aw... Aduh bokongku! Nah, ini layangan mu!"

Ucap ku memberikan layangan anak itu, dia menunduk dan berterima kasih.

"Ayo pulang! Bunda pasti khawatir melihat mu seperti ini"

Osamu mengulurkan tangannya membantu ku berdiri. Dia sudah tak marah? Aku tersenyum dan berjalan pulang dengan tertatih dengan bantuan Samu.

Saat sampai dirumah...

"Kami pulang...!" Ucap ku dan Samu kompak.

"Selamat datang.... Ya ampun Tsumu... Apa yang sudah terjadi padamu nak...? Ayo... Cepat ganti baju mu dan kita obati luka mu"

Normal saja bukan bagi seorang ibu mencemaskan anaknya yang datang dengan pakaian yang robek.

Bunda memapah ku hingga ruang tengah, mengobati luka di bahu kiri ku. Entah apa penyebab luka itu,mungkin dahan pohon yang patah tadi?.

"Katakan! Kenapa kamu bisa sampai terluka begini?"

"A– itu tadi, saat pulang sekolah tsumu bantu Samu mengambil layangan seorang anak" ucapku menceritakan yang terjadi diperjalanan pulang.

"Samu, Kenapa kamu membiarkan kakakmu terluka? Kenapa kamu menyuruh nya mengambilkan layangan di pohon?"

Osamu hanya terdiam, dia tidak membuka mulutnya nya. Dia tidak mencoba menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya? Dia pergi ke kamarnya dan tidak keluar sampai waktunya makan malam.

Dan hal itu terjadi.

Baru kali ini aku melihatnya begitu marah. Osamu, kami terlahir hanya beda beberapa menit. Aku pikir dia tidak apa-apa, dia tidak pernah marah saat aku mengambil barang milik nya.

Aku tidak pernah berpikiran kalau Samu sangat membenci ku. Dia selalu acuh terhadap semua hal. Aku melakukan semua ini untuk nya, aku tidak pernah ada pikiran jika itu membuatnya tidak nyaman.

Seandainya kami bisa membaca isi hati satu sama lain. Jika saja aku tau apa yang Samu pikirkan.

Sudah hampir 2jam Samu Pergi dari rumah. Motornya tidak ada.

Langit malam dengan awan kelabu yang sudah siap menumpahkan air nya menambah gelap suasana malam itu.

Aku mencemaskan nya? Tentu saja, dia adikku.

'Samu dimana kau sekarang?'

Hatiku merasa tidak tenang, ada perasaan tidak nyaman didalam dada ku.



– continue

Osamu not Atsumu -end- (haikyuu fanfic)Where stories live. Discover now