Kita

2 0 0
                                    

"Ay, kamu kenapa siih?!" cecar Blythe, yang kerap dipanggil dengan Bli, ia mulai kehabisan kesabaran pada cowo tampan tinggi rupawan di depannya.
"Bli, gue muak, gue cinta sama lo, tapi ini udah terlalu nyakitin.." ujar Ay, terdengar nada akhir yang seakan pasrah pada apa yang diliatnya barusan.
"Kalo gitu.. Lo mau kita.. Udahan?"
Ay langsung menatap Bli, sudah memperhitungkan kalau Bli akan bertanya persis seperti itu.
"Kalo kita udah.. Apakah perasaan ini bakal jadi lebih baik? Atau malah lebih sakit dari yang lalu?" jawaban Ay dengan tatapan kosongnya, seakan mengisyaratkan Bli untuk berhenti menanyainya. Ia tau, tatapan itu adalah tatapannya saat pertama kali bertemu dengan Ay, yang ternyata korban kekerasan ibunya, yang tiba-tiba menjadi psyco semenjak ditinggal kabur ayahnya. Dari keluarga itulah, Ay tumbuh dewasa. Dengan pengetahuannya tentang kasih sayang, adalah menyakiti.
"lo.. Mau gue beliin ayam lagi?" ujar Bli perlahan.
"kalo sampe gue kembali kaya dulu.. Usaha kita selama ini sia2 Bli.. Dan, gue bakal selalu nyakitin lo kaya dulu" ujar Ay masih dengan tatapan kosongnya namun, kali ini dengan tangan yang bergetar. Bli yang melihatnya tentu langsung paham, ia harus segera mencari 'mainan' untuk Ay. Gue harus cari yang gimana? Udah malem gnii, emang ada toko yang jual ayam hidup?  Tanyanya pada diri sendiri. Akhirnya dia putuskan untuk memberanikan diri menangkap hewan yang baginya lebih menakutkan dari kuntilanak. 'cicak' ayo Bli.. Ini demi hiduplo juga, ujarnya dalam hati. Setelah tertangkap, Bli langsung cepat2 membawanya ke hadapan Ay, Ay yang melihat Bli terheran-heran.
"kok.. " Bli langsung memotong pertanyaan Ay
"shutt.. Buruan nih ambil" sambil menaruh cicak ke tangan Ay.
"buat apa?" tanya Ay
"mainan" jawab Bli langsung, seketika
Ay tertawa, tak menyangka Bli menganggap ia kembali seperti Ay yang dulu.
"kenapa ketawa?" tanya Bli heran
"kecil bangeet ini" ujar Ay sambil melihat cicak pemberian Bli.
"haahh!?" raut Bli berubah pucat, sedangkan Ay tertawa terbahak-bahak.
"gue udah ga kaya dulu Bli.. Lo harus percaya gue" Ay mengambil pisau didapur, dan menyembelih cicak pemberian Bli. Bli yang terbiasa melihat 'kelakuanAy' terheran
"k-kok tumben ga.. Sadis?"
Ay tersenyum pada Bli
"kan aku udah bilang Byy, aku udah engga kaya dulu, Aku minta kamu percaya boleh?" Bli semakin terheran pada perubahan sikap Ay, tadi gelagatnya minta putus, batinnya.
"karena.. Cuma kamu yang bisa ngerti aku Byy.. Aku udah ga punya siapa-siapa"
"Ay.. Tolong dengerin gue, suatu hari nanti.. Gue bakal pergi juga Ay.. Dan gue berharap, lo persiapin itu, jangan bergantung sama gue lagi yaa?"
Wajah Ay berubah, menjadi datar tanpa ekspresi
"lo.. Suka sama orang?" tanya Ay yang membuat Bli terkejut "siapa?" lanjutnya.
"ternyata emang dari awal percakapan ini tertuju pada sikap lo, yang berubah karna menyukai orang lain, dan lo masih ga sadar juga?" cecar Ay
"ngga gitu Ay.. " ucap Bli frustasi.
"trus mau lo apa Bli?!"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 17, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

honestly, you hurt me.Where stories live. Discover now