Capítulo 07 : un melocotón en flor

Mulai dari awal
                                    

Mingyu gila, tentu saja. Selama ini dia tidak pernah mendapat privilege bisa merasakan secara langsung feromon seorang Omega. Meski di lingkungan tempat mengajar ada beberapa Omega, namun rata-rata dari mereka sudah memiliki mate sehingga Mingyu tak memiliki sedikitpun kesempatan. Termasuk bercinta dengan seorang Omega karena selama masa rutnya tiba hanya satu Beta male yang menjadi tempat pelampiasaan berahinya.

Kini, tepat di depan mata kepala Kylan Mingyu, sudah berdiri Qaaley Wonwoo yang dipercaya sebagai Beta namun ternyata seorang Omega dalam kondisi heat menyerahkan diri agar dilahap sisi liar sang Alpha. Entah menguntungkan atau sebaliknya, tapi berat bagi Mingyu mengambil langkah apalagi bertahan dalam situasi yang mana Wonwoo tak mau berhenti mengecup dada bidang dan leher kokoh yang separuh badan bertelanjang tanpa sehelai benang.

Kulit tan eksotis nan menggiurkan milik Mingyu tersiram temaram lampu, benar-benar meninggalkan kesan seksi seratus kali lipat dari biasanya. Wonwoo bisa merasakan lesakan libido yang semakin menghimpit dari pemuda bongsor di hadapannya. Apalagi aroma kuat yang pelan-pelan dia suka. Rupanya feromon Mingyu sudah berkawan dengan sistem indera pembau Wonwoo sampai akhirnya mulai terbiasa.

"Luces bien, Kylan. Maduro y tan guapo." (You look good, Kylan. Mature and so handsome).

"Estás como una puta cabra, Qaaley." (You're fucking crazy, Qaaley).

"Tuhan pasti dalam keadaan bahagia saat menciptakan wajah tampanmu. Hihi, Kylan ... si beruang mabuk kesayanganku."

"Tak sadarkah jika kau lebih mabuk dari orang mabuk? Ayo bangun! Dan tolong segera hentikan lelucon konyolmu ini, Qaaley," Mingyu menepis Wonwoo yang masih bersemangat menciumnya.

Tapi nihil, upaya Mingyu mencoba waras dan bersusah payah menahan feromon yang semakin terangsang malah diperparah gerakan serampangan Wonwoo. Di mana pemuda manis itu melucuti blazer yang menutupi tubuh kurusnya. Entahlah, Mingyu tidak tahu apakah Wonwoo menyadari betapa si Alpha dominan tak berkutik kala puting berwarna merah jambu Wonwoo menonjol dari balik kemeja putih tipis itu.

Mingyu bisa saja mengisapnya persis bayi yang kelaparan, namun lagi-lagi memilih bertahan agar tidak ada penyesalan di hari yang akan datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mingyu bisa saja mengisapnya persis bayi yang kelaparan, namun lagi-lagi memilih bertahan agar tidak ada penyesalan di hari yang akan datang. Tubuhnya mungkin tidak dapat dibohongi, tapi Mingyu masih memiliki akal pikiran dan tanggungjawab untuk tidak mengikuti nafsu apalagi sampai merenggut pengalaman heat pertama Wonwoo.

"Percuma saja aku menahanmu. Kau benar-benar tidak menyadari sekacau apa dirimu sekarang," bisik Mingyu menopang tubuh Wonwoo yang hampir oleng saat melucuti satu persatu kancing kemeja. "Aku tidak akan bertindak gegabah. Jika kau tidak bisa diajak kerjasama, jangan harap malam ini kau akan selamat. Dengarkan aku, kucing nakal ... simpan wajah penuh nafsumu. Kau bisa menyentuh dirimu sendiri bersama feromonku, tapi tidak bersetubuh denganku. Jangan sampai kau ingkari janjimu siang tadi."

Begitu hendak pergi meninggalkan kamar seusai merebahkan Wonwoo di kasur, langkah Mingyu terhenti oleh genggaman tangan yang menahannya. Sudah pasti itu milik si Omega yang takkan membiarkannya kabur, namun aneh alih-alih diterkam atau kemungkinan paling buruk Mingyu diperkosa Wonwoo, keadaan mereka kini sedikit berbanding terbalik. Di mana Mingyu bisa mendengar isak tangis Wonwoo yang mengiris.

LluviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang