Sesaat kemudian ia menoleh dan dengan cepat mengecup pipi lelaki itu otomatis membuat Haruto berhenti dan melebarkan matanya. Jeongwoo tertawa geli lalu melepaskan tangan Haruto darinya, "Payah! Dicium pipi doang langsung ngefreeze." Dengan ekspresi meledeknya lantas ia langsung pergi menuju dapur.

"Where's my morning kiss, then?"

Jeongwoo yang sedang menyiapkan bubur yang tadi ia beli di seberang apartemen mereka hanya menjawab tanpa melihat ke Haruto. "Tadi udah."

Kissed my cheeks?

Haruto yang sudah duduk di meja makan hanya melipat kedua tangannya di atas meja lalu menaruh kepalanya pada tangannya sendiri. Lelaki itu mengerucutkan bibirnya setelah mendengar jawaban itu. "Big no. It's not that kind of morning kiss for me, you know?"

Jeongwoo menaruh kedua mangkuk bubur tersebut di atas meja seraya menaikkan sebelah alisnya. Lelaki itu mengambil tempat berhadapan dengan Haruto lalu bertanya, "I'm sorry, Mr. Watanabe. Is it an obligation for me to give morning kisses after marrying you?"

Haruto dengan posisinya melirik ke Jeongwoo lalu mengangguk. "Yes."

Atas jawaban dari Haruto membuat Jeongwoo membulatkan matanya ke lelaki di depannya. Detik berikutnya ia ikut melipat kedua tangannya di atas meja. Tangan kanannya menumpu pada tangan kirinya sambil jemarinya mengetuk-ngetuk tangannya sendiri. Jeongwoo mengalihkan pandangannya dari Haruto jadi ke meja seraya berucap sendiri, "I didn't know how could I marry this kind of man?"

Jeongwoo dengan tatapan seriusnya kini kembali menatap Haruto. "Did you hipnotize me?" tanyanya.

Haruto mengusap wajah Jeongwoo setelah melihat ekspresi wajah lelakinya begitu serius. "Jangan ngaco!" Balasnya membuat Jeongwoo tertawa geli karena menjahili Haruto.

"Ngapain pake hipnotis segala kalo aku punya muka ganteng? Tanpa kayak gituan juga kamu tertarik sama aku dengan sendirinya."

Huh, that's my man...

Jeongwoo let out a chuckle. "You're too confident, Sir." ucapnya meledek.

Haruto mencubit hidung lelaki di depannya dengan gemas. "Itu fakta, sayang." katanya. Jeongwoo terkekeh sambil menggesekkan hidungnya ke jemari Haruto yang masih berada di hidungnya. "Oh, you stated the fact?"

"Tapi, aku suka sama kamu bukan karna kamu ganteng sih." Lanjutnya.

Haruto menarik tangannya dari hidung Jeongwoo. Dia hanya terdiam menunggu lelaki di depannya kembali berucap. "You are the only one who makes me comfortable dari zaman masih jadi temen sebangku. Perhatian kamu ke aku. Cara kamu ngetreat aku. Itu yang buat aku jadi naruh hati ke kamu. Ya.. Meskipun dulu kamu tuh nyebelin sih," He giggled.

Sudut bibir Haruto otomatis terangkat mendengar ucapan Jeongwoo karena senang mendengar ucapan yang keluar dari bibir lelaki di hadapannya. Namun, untuk kalimat terakhir itu membuat Haruto membenarkan duduknya. "Emang aku nyebelin?"

"Iya. Udah nyebelin terus galak pula waktu awal awal kita kenal!"

Haruto menaikkan alisnya ke Jeongwoo dengan tatapan meledek ia menyahut, "Tapi, nyebelin sama galak gini juga kamu suka 'kan akhirnya?

Lacuna [hajeongwoo] || TELAH TERBITWhere stories live. Discover now