"Dia harus ikut." Zeus meminta anak berkaca mata untuk menolong anak perempuan itu juga. Mereka pun menuju rumah sakit terdekat.

*****

Bau obat-obatan tercium dihidung kecil anak perempuan itu. Ia menangis tersedu-sedu jika mengingat tragedi yang baru saja ia alami. Badanya gemetar dengan hebat, berulang kali dokter dan suster bertanya keadaanya, namun ia nampak sangat ketakutan. Polisi pun datang untuk menyelidiki kasus anak perempuan yang hampir tertabrak rell kereta itu, tapi ia tidak mau bercerita.

Dokter pun meminta kepada dua anak laki-laki yang sehat untuk membujuknya bicara. Namun lagi-lagi anak perempuan itu tak mau bicara. Polisi pun berusaha mencari tahu kebenaran lewat korban lain yang bernama Zeus, polisi mendengarkan kronologi awal bagaimana ia bisa melihat anak perempuan itu berada ditengah rell kereta. Polisi meminta Zeus untuk mendekati anak perempuan bersurai cokelat itu yang nampak trauma berat.
Zeus pun berjalan menuju ranjang anak perempuan itu, ia mendekatinya dengan senyum manis yang terukir jelas diwajahnya. Ia berharap anak perempuan itu lekas sembuh dari ketakutan dan menjadi anak pemberani yang mau bercerita tentang kronologi kejadian yang ia alami.

"Hey..." sapa anak laki-laki itu dengan ramah.

"Kamu sudah sembuh?" anak perempuan yang sedari tadi terdiam dan tak mau bicara itu bersuara merdu.

"Aku jagoan, mana mungkin aku sakit. Sebaliknya bagaimana keadaanmu?" anak berperban putih di dagu dan membawa infusan itu nampak menyombongkan diri.

"Aku baik-baik saja. Aku hanya takut dengan orang asing." anak perempuan itu menundukan kepalanya, berharap ayah dan ibunya segera menjemput.

"Mereka baik kok, tidak menggigit. Bahkan mereka merawatku dengan baik." anak laki-laki itu menunjuk perban yang melilit dagunya.

"Maaf." suara anak perempuan itu berucap dengan pelan, sembari menunduk dan menangis.

"Maaf buat apa?" tanya anak laki-laki dengan raut wajah polos.

"Kalau bukan karna aku, kamu gak bakal terluka." isakan terdengar dari anak perempuan itu.

"Gak apa-apa kok, aku kuat. Kamu jangan nangis yah, nanti aku dimarahi Pak Polisi loh." ucap Zeus dengan penuh harapan agar anak itu berhenti menangis.

"Iya, aku gak nangis kok." anak perempuan itu mengelap ingusnya yang keluar dengan tangan kecilnya serta menghapus air matanya yang menetes.

"Nah gitu dong jangan cengeng. Oh iya nama kamu siapa?" tanya Zeus dengan raut wajah penasaran.

"Ny.. Calista." anak perempuan itu menyebut namanya dengan sangat pelan hingga tak terdengar jelas ditelinga Zeus.

"Wow namamu cantik sekali Calista. Nama aku Zeus Latendra, dan dipojok sana adalah dua sahabat karibku, yang berkacamata namanya Aresya dan yang menggunakan iket namanya Artemis." Zeus menunjuk dua anak laki-laki yang tengah duduk dipojok ruangan bersama pak polisi.

"Panggil aku Art cuk! Bukan Artemis!" anak yang menggunakan iket protes dengan ucapan Zeus.

"Hahahaha, bukanya namamu Artemis?" Zeus tertawa dengan renyahnya tak peduli dengan luka didagunya, Calista pun tersenyum melihat Zeus tertawa.

"Kamu cantik kalau senyum. Aku suka lihat senyum kamu!" mendengar ucapan Zeus, Calista hanya terdiam dengan pipi yang merah.

"Gombal kali kamu Zeus." Artemis mendekat bersama Aresya ke ranjang milik Calista.

"Maneh bieu dibullyyah sama anak-anak Nalendra?" tanya Aresya kepada Calista.

"Bully itu apa?" tanya Calista dengan wajah polosnya.

"Abdi ge teu apal. Disuruh tanya sama Pak Polisi." Aresya menunjuk Pak Polisi yang berada dipojok ruangan. Sedangkan Pak Polisi hanya bisa tepok jidat, akhirnya pun Pak polisi berjalan mendekati Calista sembari membawa kertas dan bolpoin.

"Adek manis, kenapa kamu bisa ada direll kereta? Kok kamu mainya jauh banget?" tanya pak polisi. Calista pun mulai bercerita dari awal sampai akhir tentang kehidupanya hingga berakhir di rell kereta. Setelah itu pak polisi izin pamit, ia akan melihat CCTV di SD Nalendra dan menemukan anak-anak nakal yang bermain dengan nyawa manusia.

Zeus pun nampak iba dan kasihan dengan Calista, ia tidak menyangka jika Calista bisa diperlakukan buruk oleh teman-temanya.

"Calista, kamu harus janji sama aku. Nanti setelah ayah dan ibu mu menjemput, kamu harus bercerita kepada mereka. Kamu harus pindah sekolah ke tempat yang bagus lagi. Disana kamu harus bahagia dan jadi anak yang kuat. Kamu harus jadi anak pemberani, kalau ada yang jahatin kamu harus lawan yah. Jika suatu saat kita ketemu lagi, aku yakin kamu jodohku." Zeus berbicara dengan raut wajah serius. Sedangkan Calista mengangguk patuh dengan ucapan Zeus, baginya penolong hidupnya adalah Zeus, jika tidak ada dia mungkin ia sudah mati.

"Iya bener Calista, kamu gak boleh diem aja. " Artemis menimpali dengan senyum kudanya.

"Ceuk urang mah, kamu kudu kuat tong lemah!" Aresya berbicara dengan logat sunda yang kental dan tak kalah serius.

"Harus kuat kaya Naruto yah? Pake jurus seribu bayangan!" Artemis bergaya bak anime Naruto dari Jepang.

"Kalau gitu Calista harus jadi Sinobi dan pindah ke Desa Konoha." Zeus tertawa dengan ucapanya sendiri. Ia merasa geli mendengar ungkapan Artemis jadi ia menambahi kekonyolan itu. Tepat Zeus tertawa seorang pria dewasa masuk kedalam ruangan, ia menatap kesal kepada anak laki-laki yang tengah tertawa itu.

"Kau berbuat masalah lagi Ze? Anak kurang ajar kamu!" laki-laki itu menyeret Zeus untuk keluar dari ruangan Calista.

"Enggak Pah, Zeus gak nakal. Kali ini Zeus nolongin orang!" laki-laki berkumis dan bertubuh tegap itu tak mendengar ucapan anaknya.

"Ayo pulang, kalian juga ikut Om pulang!" laki-laki itu meneriaki Artemis dan Aresya untuk ikut bersama mereka. Sementara Calista masih termenung menunggu ayah dan ibunya menjemput.

"Calista ingat janjimu yah!" teriak Zeus yang sudah keluar dari ruangan.








Tamat deh prolognya, gimana seru gak sih? Bagaimana menurut kalian kasus perundungan/pembullyan yang dialami Calista? Dia di jauhi, diejek karena dia blasteran Yunani-Indonesia yang terkenal langka dan unik? Hem kira-kira gimana yah kelanjutannya? Apakah Calista dan Zeus bisa ketemu lagi di masa depan? Kuy siap-siap koreksi ...

Follow wp: @yulia_moirei
Follow IG: @yulia_moirei
Follow Yt: @yuliamoirei
Follow ig novel : @geng_astrapi

ASTRAPI (ON GOING)Where stories live. Discover now