[Epilog] • My Everything

Începe de la început
                                    

"Papa, selamat ulang tahun.." ucap Jaemin dengan volume kecil. Ulang tahun ayahnya, dirayakan bersama lagi setelah bertahun tahun lamanya. Ia menggigit bibirnya, mencoba menahan tangisnya. Tangan Yoona terulur, mengusap nisan batu yang terukir nama Goongmin itu. Air matanya jatuh, membasahi tanah dibawahnya.

"Maaf, maaf aku gagal jaga anak anak kita. Maaf, aku minta maaf Goongmin.."

Tangis Yoona mulai deras. Jeno segera memeluk ibu kandungnya itu, mencoba menenangkannya. Sementara Jaemin, pandangannya terkunci pada tanah dibawahnya. Tanpa ada yang tahu dia sudah mulai menangis. Entah kenapa, air matanya jatuh sendiri. Ia menangis dalam kediamannya.

Jeno hanya diam. Tidak melakukan apa apa. Namun dalam hati, dia terus merapalkan doa agar ayahnya tenang disana. Jeno memilih memendam, dari pada mengeluarkan.

Ketiganya berlanjut seperti itu selama beberapa menit. Tidak ada suara selain isakan dari Yoona. Hingga beberapa saat, Jaemin akhirnya mengangkat kepalanya. Tangisannya makin deras, meski tidak mengeluarkan suara, begitu matanya bertatapan dengan sosok yang mirip dengan dirinya. Dan Jeno sadar akan itu. Netranya bergerak mengikuti arah mata sang adik, namun tidak ada apa apa disana. Namun begitu melihat air mata Jaemin yang terus turun, ia menyimpulkan sendirinya.

"Ada papa disini, Na?" Jaemin menoleh. Merasa agak kaget saat Jeno bertanya itu. Bahkan Yoona juga langsung menoleh padanya. "J-jen.." lirih Yoona. Jaemin hanya mengangguk. "Papa disini.. aku bisa ngerasain.." tidak, Jaemin bukan seperti Mark, namun dirinya cenderung peka akan hal hal seperti 'itu'. Bukan hanya dirinya, Sungchan juga sebenarnya peka, itu mengapa dia bisa memiliki firasat seperti itu, dahulu.

"Dimana, Na?" Tanya Yoona. Jaemin tidak menjawab. Sesaat kemudian, Jeno yang tidak menangis mulai menangis. Tangisan Yoona mengeras. "M-maaf pa, tidak bawa kue. Lain kali, Nana bawain, kok." Ujar Jaemin seperti berbicara pada orang lain. "M-maaf Goongmin.." lirih Yoona terus menerus. Jeno hanya terdiam. "Jeno ga pernah ngunjungin papa, Jeno anak yang tidak berbakti ya.. pa?" Ujarnya dalam hati.

"Papa, selamat ulang tahun.." Jeno masih menundukkan kepalanya. Tangisan Jaemin sudah mereda. Tangannya terulur, mengusap beberapa daun yang jatuh disekitaran makam ayahnya.

"Nanti suatu saat ayo kumpul lagi.."

___

"Student Na Jaemin, Congratulations on Graduating."

Tepuk tangan mulai terdengar. Jaemin berdiri, dan maju ke arah panggung. Setelah bersalaman dengan para dosen, ia segera turun. Namun sebelum itu, maniknya menangkap beberapa orang yang ia kenali di bangku tamu. Ia tersenyum tipis. Tidak menyangka mereka benar benar datang.

Teman teman, keluarganya ada disana, melihatnya maju kedepan. Agak terharu, karena saat sidang, hanya Jeno, Yoona, Donghae, Jessica, Jaehyun, Eunbi, Jisung, Kevin, dan Shotaro yang datang, sisanya mereka sibuk. Namun hari ini semuanya datang. Jauh jauh dari Korea ke Kanada. Dan Shotaro, anak itu rela terbang lagi ke Kanada, padahal ia baru pulang dari sana.

Rasanya ia ingin acara cepat selesai dan menghampiri keluarganya, namun tidak ada yang bisa ia lakukan selain duduk diam dan memperhatikan acara.

"You'll return to Korea after this? Or stay in Toronto?"

Jaemin menoleh pada teman sejurusannya. "I'll return to Korea. I miss it." Balasnya. Alex namanya. Keduanya berbincang, sampai tak terasa acaranya sudah mau selesai. Tidak peduli, banyak juga yang mengobrol satu sama lain, bahasanya juga beragam. Keduanya diam begitu sudah masuk ke sesi penutupan.

"First off, starting from today, when you walk out of this room, you are officially no more a medical student. Congratulations on your graduation, my students!"

Jumeaux • njm ft. ljn ✓Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum