[Epilog] • My Everything

Start from the beginning
                                    

"Em... jam setengah 3?"

Jeno langsung terkejut. "Gila, Na, gue aja tidur ga bisa lebih dari jam 1 lo setengah 3??" Aku hanya mengangguk. Lalu berbalik ke arahnya. "Mau ngobrol dulu ga? Sampe gue ngantuk."

Third person POV
"Lo mau ngenalin Eunbi ke Yeonji?" Tanya Jeno yang dibalas anggukan mantap oleh Jaemin. "Eunbi belom dapet kerjaan, dia udah lulus duluan sih. Jadi dia free setiap hari." Balas Jaemin. "Ya.. Yeonji jadwalnya padet juga. Apa pas lo sidang aja gimana?"

"Boleh. 2 minggu lagi. Hubungin Yangyang sono, kosongin jadwal lo 2 minggu lagi. Ntar tiba tiba lo ga dateng, gue pastiin besoknya kepala lo putus."

"Iya iya ah, udah diatur tadi sama dia." Balas Jeno kesal. Jaemin tertawa dengan volume kecil, ia tidak mau membangunkan satu rumah dengan suaranya. "Bener kata mereka, lo tambah ngeselin habis balik dari Toronto." Jaemin hanya memandang saudara kembarnya. "Sebagai informasi, dari dulu saya tidak pernah berubah, Mr. Lee." Balas Jaemin sok formal, yang membuat Jeno tambah kesal. "Kita sedarah tapi beda marga."

"Ya iyalah! Marga gue masih kedaftar di kartu keluarga Na! Lo udah kedaftar di kartu keluarga Lee!"

"Ya abis lo gue minta pindah keluarga ga mau."

"Ga, selamanya marga gue Na. Di kartu keluarga gue, kepala keluarga Na Goongmin, ibu Im Yoona, saudara Na Jeno. Gue ga terima marga lain."

"Tapi lo dulu pernah jadi Jung, ngingetin aja."

"...ya itu kan dulu."

___

"Ayo lah maaa, mama ga sibuk kan? Lusa Jeno pasti libur. Apalagi aku pengangguran gini. Sudah lama juga loh maa."

Sulit ditebak memang, kini Jaemin tengah merengek pada Yoona, persis anak kecil. Donghae dan Jeno yang melihat pun agaknya takjub. Jarang sekali seorang Na Jaemin bertingkah seperti ini. Sedikit dejavu 7 tahun yang lalu, tingkah Jaemin setelah ia dinyatakan amnesia. "Nana, lusa mama sibuk-"

"Lusa Chuseok ma, toko pasti libur kan? Dulu mama pernah janji kita pergi sekeluarga loh! Mau nagih janji! Masa mama lupa??"

Lusa, bertepatan dengan Chuseok, adalah hari ulang tahun Goongmin. Ya jelas Yoona menolak itu awalnya. Ia tidak siap. Apalagi didepan anak anaknya. Dulu ia memang pernah mengunjungi Goongmin, tapi kini dia malu, apalagi setelah kejadian yang menimpa Jaemin. Yoona merasa bersalah pada Goongmin, tidak memperhatikan Jaemin. Tidak kunjung dapat jawaban dari Yoona, Jaemin mulai menyerah. Ia menghela nafas berat. "Ya sudah.." lirihnya, lalu beranjak dari tempatnya, menuju kamarnya. Baru saja ia melangkahkan kaki ditangga, satu suara membuat senyumnya mengembang lebar dan langsung lari berbalik.

"Iya, ayo pergi. Mama, Jeno, kamu. Sudah lama juga kan tidak kumpul satu keluarga?"

Jaemin langsung menghamburkan pelukan pada Yoona. Untung saja Yoona dalam keadaan duduk. Jika tidak, ia pasti sudah jatuh ke belakang. Jaemin memeluknya sangat erat. "Thank you mom!" Serunya bahagia. Ia memekik kegirangan. Ya, siapa yang tidak bahagia ketika suatu keluarga nantinya akan berkumpul setelah bertahun tahun? Meski satu anggotanya sudah berbeda alam, tapi akan masih kerasa kan kehadirannya? Jangan tanya, Jaemin memang menganut satu kepercayaan ;

"Kalau memang ada tempat dihati, meski sudah beda alam tetap akan terasa kehadirannya."

Dan bagi Jaemin, keluarga kandungnya sudah memiliki tempat tersendiri dihatinya.

___

"Halo pa, ini Nana."

Ketiganya berjongkok didepan kuburan yang bertuliskan Na Goongmin itu. Mata Yoona sudah memanas. "Nana bawa mama sama Jeno hari ini.." lirih Jaemin. Jeno sendiri masih terdiam. Selama hidupnya, baru kali ini ia mengunjungi makam ayahnya seperti ini. Ya, pertama kalinya. Ia tahu letak kuburannya, tapi ia tidak berani datang kesana sendirian. Inginnya mengajak Jaemin dulu, tapi Jaemin sudah pergi duluan. Ia ingin menangis, tapi tidak bisa.

Jumeaux • njm ft. ljn ✓On viuen les histories. Descobreix ara