"Yaudah sekalian aja, kan arah sekolah kalian sama kampus kita searah." Junkyu terlihat bersiap-siap membereskan barangnya sedangkan Jihoon menatapnya aneh.

"Ngapain ke kampus lagi?"

"Kan katanya mau ke perpus cari buku buat laporan?"

"Oh iya"

Setelah itu mereka berempat jalan berdampingan, Haruto sibuk dengan ponselnya sedangkan Doyoung sesekali melirik Jihoon yang sedikit demi sedikit menjauhinya.

"Kak Junkyu, mau donut ga?" Tanya Doyoung sembari mengeluarkan donut dari totebagnya, mata Junkyu berbinar melihatnya lalu dia mengangguk cepat.

Junkyu mengambil donut yang Doyoung sodorkan, baru saja mau membuka plastiknya, Jihoon sudah lebih cepat merebut donut tersebut dari genggamannya.

"Ih apaan sih ji, balikin gak!" Junkyu mencoba merebut lagi donutnya tapi Jihoon malah meloncat menjauh.

"Jangan dimakan, ada racunnya nih." Ujar Jihoon sambil menggoyang-goyangkan donutnya diudara.

"Lo apaan sih? Gak usah suuzon gitu dong!"

Junkyu berjalan cepat kearah Jihoon mencoba mengambil donutnya, tapi Jihoon malah berlari yang membuat Junkyu spontan mengejarnya.

Doyoung dan Haruto sedikit terkekeh melihat tingkah keduanya, tapi sesaat kemudian Doyoung memudarkan senyumannnya ketika melihat ada mobil yang melaju kencang dari arah kanan.

Sontak, Doyoung berlari mengejar keduanya yang membuat Haruto kaget dan bingung.

"Kak Jihoon! Kak Junkyu! Awas!"

Jihoon dan Junkyu menoleh kearah Doyoung yang berlari cepat kearah mereka berdua.

Tin! Tin!

Mereka berdua menoleh kearah kanan dan melotot melihat adanya mobil yang melaju kencang. Doyoung dengan cepat mendorong punggung Junkyu, tapi karena Jihoon berada di depan Junkyu jadinya hanya Jihoon saja yang terdorong kedepan dan dalam sekejap mata—

Brak!

Mobil tersebut berhasil menabrak tubuh Doyoung dan Junkyu.

Haruto melepaskan plastik minimarket ditangannya, matanya melotot tak percaya, dengan segera dia berlari kearah tubuh keduanya yang terbaring bersimpah darah.

Banyak orang juga yang sudah menelpon ambulance dan mengerubungi tubuh keduanya. Sedangkan Jihoon, masih berada ditempatnya dengan dada yang naik turun tak terkendali.

Doyoung baru saja menyelamatkannya... Kim Doyoung, orang yang dia tuduh terus dan dia benci baru saja mempertaruhkan nyawanya untuknya.

Jihoon menatap mobil yang baru saja menabrak keduanya, mobil tersebut langsung saja kabur dari tempat kejadian, tapi Jihoon sangat tahu persis mobil siapa itu.

Dari bentuk mobilnya dan juga plat mobilnya, Jihoon sangat hapal itu milik siapa.

"Yoon Jaehyuk... "

;grudge

Suara langkah kaki ribut memenuhi lorong rumah sakit, Haruto dan Jihoon sekarang berada didepan ruang UGD, mereka disuruh menunggu diluar oleh suster disana.

Haruto terus berjalan kesana kemari sambil menggigit kukunya, sedangkan Jihoon hanya duduk diam sambil termenung.

Keduanya belum memberitahu siapapun, bahkan mereka tidak membuka ponsel mereka sama sekali.

2 jam sudah berlalu, Jihoon yang baru saja kembali habis membayar biaya rumah sakit terkejut karena tiba-tiba pintu terbuka dan menampilkan dokter yang keluar dari sana, Jihoon dan Haruto dengan cepat mendatangi dokter tersebut.

"Gimana dok keadaan temen saya? Selamat kan? Mereka selamat kan?" Tanya Haruto bertubi-tubi.

Dokter tersebut membuang nafasnya pelan, "Untuk pasien bernama Kim Junkyu mendapat luka yang terbilang cukup ringan, dia sekarang sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat inap. Sedangkan untuk pasien bernama Kim Doyoung..."

Jihoon menggigit bibir bawahnya ketika melihat gelengan kecil dari sang dokter, "Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin."

Setelah mendengar itu, air mata yang Jihoon tahan sedaritadi, lolos keluar begitu saja.

;grudge

"Lo tau gak kalau lo salah target?!"

"Iya, maaf"

"Gila, dia hampir mati tadi!"

"Tapi kan gak jadi mati"

"Tapi sama aja bodoh!"

"Gue lebih tua dari lo ya!"

"Argh! Terserah!"

;grudge

grudge | treasure ✔Where stories live. Discover now