Desa Kurawan

31 2 0
                                    


































cerita asli milik pak S. tijab

cerita ini milik saya 🙇🙇😂🙇










Selamat membaca 🙇




Kamandanu dan Mei Shin sudah sampai di desa kurawan. Mereka sampai malam di rumah ayahnya Mpu Hanggareksa. Lalu bagaimana dengan paman Wirot? Ia menuju goa tempat gurunya dulu tinggal. "Kenapa tidak bilang-bilang kalau angger akan pulang?" Bibi yang setia menemani ayahnya menyambutnya dengan pelukan hangat. "Setidaknya bibik bisa menyiapkan keperluan angger" Wanita paruh baya itu sangat merindukan momongannya. Cukup lama juga Kamandanu tidak pulang ke rumah, jadi rumah terasa sangat sepi tanpa adanya kedua anak Mpu Hanggareksa. "Maaf bi, ini sangat mendadak" ucap Kamandanu sedikit merasa bersalah. "Ayo masuk Mei Shin". Kemudian mereka masuk ke dalam rumah agar tidak ada yang melihat kedatangan mereka, Kamandanu tidak ingin membuat keributan di rumah ayahandanya.

"Siapa ngger?" Tentunya menjadi pertanyaan buat Nyi Rongkot,  siapa wanita cantik bersama anggernya itu. Tidak biasanya momongannya itu membawa seorang wanita, apalagi sembunyi-sembunyi ditengah malam begini?. "Ooh dia" Kamandanu mengerti, ia baru saja akan menjelaskan kepada nyi Rongkot siapa wanita yang datang bersamanya. "Namanya Mei Shin, dia baru datang ke sini" Kamandanu membantu nyi Rongkot menyiapkan air hangat untuk di minum. "Jadi, karena tidak ada siapa-siapa yang dia kenal, makanya aku bawa ke sini bik" Kamandanu sedikit menjelaskan kepada Nyi Rongkot mengapa ia membawa Mei Shin kemari. 

"Silahkan duduk" nyi Rongkot mempersilahkan duduk tamunya itu, tidak mungkin mereka mengobrol sambil berdiri bukan?. "Mei Shin? Namanya kok angel disebut" nyi Rongkot merasa asing dengan nama itu. Nama yang agak susah diucapkan, apakah nama baru di pulau Jawa ini? Tentunya raut wajah nyi Rongkot membuat Kamandanu dan Mei Shin sedikit tertawa kecil, wanita paruh baya itu hanya sedikit heran saja. 

"Dia orang Mongol bik, jadi wajar namanya angel disebut" Kamandanu menutupi mulutnya agar tidak tertawa, rasanya bersalah menyelimuti hatinya jika ia menertawai orang yang telah ia anggap sebagai ibunya itu. "Ooo begitu, pantas saja, tapi nama itu terdengar bagus ndok"  nyi Rongkot hanya maklum saja, ia hanya penasaran saja. Setahunya nama orang Jawa tidak seperti itu, dari pada sesat dijalan lebih baik bertanya,,,, ia kan? 😅😂😅

"Terima kasih bik" Mei Shin merasa senang jika ada yang menyukai namanya. Nama pemberian orang tua, pasti memiliki arti nama yang baik, sesuai harapan ayah dan ibunya 

"Lalu bagaimana dengan keadaan ayahanda bik?" Kamandanu menanyai kabar ayahnya, mungkin ayahnya ada di rumah? Tapi sepertinya tidak. Ia hanya waspada saja,  Karena cukup lama juga ia mengembara, setelah terakhir ia berpamitan dengan ayahnya, dan kini ia datang dengan membawa seorang wanita? Apa kata ayahnya nanti? Apakah ayahnya akan memarahinya? Menghukumnya? Atau bahkan membunuhnya? Entahlah, yang pasti ia menjelaskan secara baik-baik dengan ayahnya. Agar ayahnya tidak salah faham, dan hubungannya dengan ayahnya tidak buruk seperti dulu.

"Ayahanda angger sedang keluar, menerima pesanan pembuatan senjata untuk desa sebelah" jawab nyi Rongkot sambil tersenyum kecil. "Mungkin, dua atau tiga hari lagi akan pulang ngger" lanjutnya lagi, ia menyerahkan sebuah kain penghangat untuk momongannya itu agar tidak dingin, juga menyerahkannya pada Mei Shin. 

"Mei Shin akan tinggal di sini bik, nanti akan aku jelaskan pada ayahanda masalah ini" Kamandanu menatap Mei Shin yang masih menikmati minuman hangat yang disajikan nyi Rongkot tadi.

Kamandanu & Sakawuni (Versi)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon