hari minggu pertama setelah libur musim panas usai. jinyoung berdiri didepan salah satu toko, ia menggunakan kaos putih polos dan jaket abu kebiruan. walaupun cuaca masih cukup panas dan membuat gerah jinyoung tetap memilih menggunakan jaket karena ia terlalu bingung harus pakai apa saat ini.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ada apa dengan hari ini?
kencan, ini kencan pertama jinyoung setelah sekitar dua minggu menjadi kekasih pria bernama kim yonghee. ya, setelah permintaan yonghee yang tiada henti untuk mengajak jinyoung kencan akhirnya pria itu mengabulkan permintaan kekasihnya.
butuh lebih sejam untuk jinyoung memilih pakaiannya sekarang, untungnya jinyoung datang beberapa menit lebih awal dari perjanjian. alhasil ia tidak membuat yonghee menantinya dan dia yang menanti yonghee dengan perasaan berdebar. detak jantung jinyoung tak kunjung normal memikirkan bagaimana ia akan melalui hari ini bersama yonghee- kekasihnya.
terlalu sibuk mengatur detak jantungnya, jinyoung sampai tak menyadari pergerakan seseorang yang menghampirinya. pria itu berdiri tepat dihadapan jinyoung yang sibuk menunduk menatap ujung sepatunya.
“hei...” yonghee, pria dihadapan jinyoung menyapa pria itu pelan, membuat jinyoung mengangkat kepalanya dan mulai gugup tak beraturan. jinyoung menatap yonghee gugup.
pria yang berstatus sebagai kekasihnya itu menggunakan kemeja lengan pendek dengan outer tanpa lengan bewarna putih. rambutnya diatur dengan rapi dan wajahnya menampilkan senyuman yang mampu membuat pipi jinyoung memerah dengan sempurna. kekasihnya terlihat sangat luar biasa tampan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
plak
jinyoung memukul pipinya sendiri, verusaha menyadarkan dirinya yang terlalu terpukau oleh ketampanan yonghee. yonghee yang melihat itu langsung mengubah ekspresinya menjadi kaget, ia tak mengira jinyoung akan menampar dirinya sendiri.
“kau tak apa?” tanya yonghee ragu. jinyoung menggeleng, “tak apa, ayo pergi.” ucapnya lalu melangkah lebih dulu. yonghee kemudian menyusul langkah kaki jinyoung, mensejajarkannya dan menggengam tangan jinyoung.
“hei, orang-orang melihat.” jinyoung berbisik, matanya sibuk melihat sekeliling dan tangannya berusaha lepas dari genggaman yonghee.
“aku tau.” ucap yonghee santai dan dengan senyuman lebarnya membuat jinyoung terdiam begitu saja. bagaimana bisa ia sesantai itu?
□
mereka menghabiskan waktu ke taman bermain, makan direstoran baru yang sedang ramai dan pergi ke game center saat matahari mulai terbenam. hari itu, jinyoung benar-benar menikmati waktunya dengan yonghee. di usianya yang ketujuh belas jinyoung menemukan kenyamanan baru yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. kenyamanan berada disisi yonghee.
mereka berjalan beriringan dengan tangan yang saling menggenggam, keduanya berjalan menuju rumah jinyoung. setelah puas menghabiskan waktu seharian dengan berbagai macam keseruan akhirnya mereka memutuskan untuk pulang dan tentu saja yonghee dengan senang hati mengantarkan jinyoung pulang.
sepanjang perjalanan jinyoung banyak tersenyum bahkan sampai tertawa terbahak karena yonghee tak hentinya menceritakan berbagai kejadian lucu yang pernah dialaminya. rasa gugup jinyoung yang awalnya sulit dikendalikan kini telah menguap begitu saja seiring berjalannya waktu mereka hari ini.
namun senyuman jinyoung itu seketika sirna saat matanya menatap beberapa sosok yang dikenalnya. itu teman satu sekolah mereka, kelompok pengganggu yang paling sering mengusik siswa lainnya. dengan cepat jinyoung menghempaskan genggaman yonghee pada tangannya dan menjauh beberapa langkah. yonghee yang tak menyadari siapa yang mendekat kearah mereka menatap jinyoung bingung.
“ji-”
“oi yonghee sedang apa kau disini?” jinyoung itu bukan siswa yang bisa dirundung, dia juga bukan siswa pencari masalah. namun ia sangat paham bahwa kelompok itu selalu siap menganggu siapa pun yang mereka temui. jadi jinyoung ingin berusaha menghindarinya, jangan terlibat dengan mereka.
yonghee menatap kelompok yang terdiri dari 6 orang yang sibuk menatap keduanya. yonghee sendiri tak asing dengan kelompok ini, bagaimana pun dia adalah anggota kedisiplinan sekolah yang sering berhadapan dengan mereka.
“lihat siapa ini? kenapa kalian jalan berdua malam-malam begini?” ucap orang yang memanggil yonghee sebelumnya. “hei kenapa kau cepat-cepat melepas tanganmu tadi?” seseorang yang lain menunjuj jinyoung dan mendekat kearahnya perlahan. namun yonghee dengan cepat menarik jinyoung agar berdiri tepat di belakangnya.
“oooo apa ini?” ucap mereka kompak setelah melihat adegan itu. yonghee menatap tajam kepada sosok dihadapannya. “kalian pacaran? wah, sekolah kita memang khusus pria tapi siapa sangka anggota kedisiplinan ternyata penyuka sesama pria hahahahaha.” ucapan salah satu dari ke-enam orang itu memancing tawa yang lainnya, membuat jinyoung merasa akut dibelakang yonghee.
“kenapa? kau mau mencobanya? kalian bisa saling berpasangan, jumlah kalian genap.” yonghee mengucapkan kalimat itu dengan senyuman yang berbeda dari biasanya.
“kalau kalian mau menyebarkan berita aneh tentang kami, sebarkan saja. tapi jangan berharap kalian bisa menggangguku dengan itu.” jinyoung menarik tangan yonghee saat mendengar kalimat itu, apa maksud yonghee?
“kalau kalian menyebarkan berita kami berpacaran karena melihat kami berjalan bergandengan malam ini. aku juga bisa menyebarkan hal yang sama. aku melihat kalian berjalan bersama malam ini. bahkan saling merangkul, pasangan yang sangat serasi.” yonghee melirik salah seorang yang merangkul temannya. mendengar kalimat itu ia dengan cepat melepas rangkulan tangannya dan bahkan mendorong temannya agar menjauh darinya.
“menurutmu orang lebih percaya pada berandal seperti kalian atau anggota kedisiplinan sepertiku, hm? jadi lebih baik diam saja dan lakukan kebiasaan kalian yang lain. jangan mencoba menggangguku, atau kalian yang akan rugi.” yonghee dengan percaya diri mengucapkan kalimat itu dan berhasil. membuat ke-enam sosok itu bungkam. mereka akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan keduanya.
“bagaimana kau bisa berbicara seperti itu? apa kau tidak takut?” tanya jinyoung tak oercaya pada yonghee. pria itu mengangkat bahunya, “kenapa harus takut? mereka itu hanya pintar menggertak. kalau ada masalah harusnya dihadapi saja jangan menghindar dan melarikan diri seperti tadi.” yonghee menarik hidung jinyoung, bermaksud menghukum pria itu karena melepaskan genggamannya dan ketakutan sendiri.
“kalau kau lari tak akan ada yang selesai.” yonghee kembali menggenggam tangan jinyoung dan melangkahkan kakinya, membuat jinyoung tertarik dan mengikuti langkah yonghee.
sejak saat itu jinyoung mengerti bahwa yonghee adalah sosok yang tak pernah kabur dari masalahnya. seberat apapun masalah itu, yonghee selalu mengajadapinya dan berusaha keras menyelesaikannya.
itulah sosok yonghee yang sangat jinyoung kenal.
□
maaf ya alurnyamajumundursemoga ga bingung ° ͜ʖ ͡ – ✧