Cemburu

55 27 3
                                    

Jam baru menunjukkan pukul sembilan pagi, tetapi Aresh yang seharusnya masih berada di kasurnya saat ini karena ia memiliki kelas siang dan juga tidak biasanya ia bangun sepagi ini bila kelasnya tidak ada yang berjadwal pagi membuat beberapa penghuni kontrakan seperti Jefri dan Tritan pun memandang Aresh curiga karena tidak sekali atau dua kali Aresh berkelakuan aneh setiap teman Arin yang bernama Ezra kerap datang ke kontrakan untuk pergi bareng mengantar Arin ke kampus atau hanya sekedar iseng membawakan martabak manis.

"Ngapain jam segini udah nongkrong di teras?" tanya Jefri saat mendapati Aresh melakukan stretching di teras depan.

"Kenapa sih emangnya?" sewot Aresh yang langsung membuat Jefri mengernyit semakin bingung, akhir-akhir ini Aresh sungguh sensitif seperti perempuan yang sedang pms.

"Berangkat sama Ezra lagi?" suara Joni yang berdiri di depan pintu rumah bersama Arin yang sudah rapih membuat Aresh langsung kembali ber-stretching membuat Jefri yang berdiri di sebelahnya hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Aresh.

"Arin"

Seluruh kepala yang berada di teras pun menengok ke arah sumber suara, dimana Ezra sudah menanti Arin di luar pagar dengan vespa birunya membuat Aresh berdecih sambil terus mengeluarkan gerakan aneh yang mengundang lirikan dari Joni.

"Pergi dulu ya semua" pamit Arin.

"Izin jemput Arinnya ya abang-abang" pamit Ezra dengan senyumannya yang langsung mengundang rotasi malas dari kedua bola mata Aresh.

Aresh yang melihat adegan dimana Arin dibantu oleh Ezra untuk memasang helm pun langsung mengeluarkan decihan lain dari bibirnya yang membuat Joni dan Jefri saling pandang disusul derai tawa mereka yang membuat Aresh menatap keduanya dengan bingung.

"Apa yang lucu?" tanya Aresh.

"Lo yang lucu" sahut Joni masih dengan tawanya yang belum reda.

"Hah? Gua? Kenapa?"

"Kalau cemburu tuh bilang" jawab Jefri sambil menepuk pucuk kepala Aresh.

"IH SIAPA YANG CEMBURU" teriak Aresh karena usai mengutarakan tersebut Jefri melenggang pergi meninggalkan Aresh dan Joni yang masih tertawa sambil menunjuk-nunjuk muka Aresh.

"Ih bang Joni gak ada yang lucu" kesal Aresh karena Joni tidak berhenti menertawainya.

"Sumpah, kalau emang suka sama si Arin jujur aja sama anaknya jangan sampe keduluan orang lain" ucap Joni.

"Gua gak bener-bener serius kok sama peraturan waktu itu" tambah Joni sambil menyeka sudut matanya yang basah karena tawanya yang tidak berhenti sejak tadi.

"Kalau suka bilang jangan sampe nyesel"

Aresh yang mendengar ucapan Joni pun hanya bersidekap dan meninggalkan Joni yang masih terus meledeki Aresh dengan tawanya. Attar yang sudah duduk manis di depan tv melihat Aresh berjalan dengan kesal pun melirik Jefri meminta sebuah penjelasan yang langsung direspon dengan senyum Jefri yang menampilkan lesung pipinya.

"Biasa, belom nyadar kalo suka"

"Oh karena si Arin di datengin mulu sama temen cowoknya ya?" tanya Attar yang langsung diberikan anggukan mantap oleh Jefri.

"Aresh" panggil Attar.

"Kenapa?" sahut Aresh dari dapur.

"Sini deh mau ngomong"

Aresh yang masih kesal dengan sikap Joni yang menertawakannya tanpa henti pun berjalan dengan susu coklat di tangannya dan duduk di sebelah Attar yang mulai menyesap kopinya kemudian berganti menatap Aresh dengan serius.

Aresh - [Hendery]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang