Relationship Goals?

17 1 0
                                    

Puluhan pasang mata itu tak dapat mengalihkam atensi dari seroang pemuda yang begitu atraktif tengah berdiri di depan ruang kelas. Tubuh atletis, wajah tampan dengan hidung mancung dan mata bulat yang menggemaskan. Semua itu ditunjang dengan pakaian modis dari merek ternama yang dikenakannya.

Siapa yang tak kenal dengan Arjuna Giandra. Pemuda dua puluh tahun itu pasti tengah menunggu kekasihnya menyelesaikan perkuliahan terakhir hari ini. Sudah menjadi hal yang biasa bagi para mahasiswa di kampus melihat Juna yang sedang  bucin pada Edel, kekasihnya.

Keduanya digadang gadang sebagai pasangan paling romantis sepanjang tahun yang bahkan beritanya tersebar hingga kampus tetangga. Saking bucinnya Juna pada Edel, pria itu bahkan rela menunggui di kampus hingga sang kekasih selesai memgampu jadwal kuliah padahal dirinya sedang tidak ada kelas.

"Sayang, kamu udah dari tadi, ya? Maaf, ya aku lama. Tadi nyalin catetan Aska dulu soalnya." Gadis cantik dengan rambut sebahu datang tiba-tiba membuat Juna menoleh. Namun, penjelasan terakhir dari Edel membuat raut Juna yang semula bersemu kini menjadi keruh.

Ia hanya menjawab seadanya kemudian menarik tangan Edel agak paksa untuk mengikutinya. Si gadis hanya pasrah mengimbangi langkah lebar Juna menuju parkiran. Ia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Juna membanting pintu mobil agak keras. Pemuda itu hanya diam, tetapi dari kilatan matanya Edel dapat melihat emosi yang meluap pada diri kekasihnya. Menghela napas panjang, gadis berambut cokelat terang itu mencoba meraih tangan kekar pacar kesayangannya itu. Berusaha memberi ketenangan sebelum pertengakaran lebih lanjut terjadi dalam hubungan mereka.

"Sayang, kamu kenapa, sih? Aku salah, ya?" tanya Edel begitu lembut dan hati-hati. Menjalin kasih selama hampir dua tahun membuatnya cukup hafal akan sifat dan tabiat sang pacar.

"Nggak apa-apa." Juna menepis tangan Edel begitu saja, lalu menyalakan mesin mobil untuk kemudian melaju dengan cepat meninggalkan area kampus. Edel yang kebingungan hanya diam tanpa berani mengajukan tanya lebih lanjut.

***

Tiba di halaman kost Edel, Juna memilih diam dan membiarkan gadisnya agar segera turun dari mobil. Namun, perasaan tidak enak lantaran didiamkan membuat Edel mencari cara mencairkan perasaan Juna. Alih-alih langsung turun, Edel justru menatap lurus pada Juna yang tengah terdiam dengan tatapan tajam ke depan. Enggan melihat wajahnya.

"Sayang, ngomong dong ... aku nggak tahu salahku di mana kalau kamu diem aja kayak gini," ucap Edel seraya mengusap pelan lengan kiri Juna.

Tampak berhasil, karena kini pemuda itu menoleh dengan kilatan penuh emosi memandang gadis bertubuh mungil di sampingnya. "Berapa kali sih, gue bilang? Gue nggak suka lo deket sama Aska atau siapapun itu cowok selain gue!" Ujar Juna setengah berteriak membuat Edel berjengit kaget. Namun, ia mencoba tenang karena bagaimanapun, ini bukan pertama kalinya Juna seperti ini padanya.

"Tapi, Yang, Aska itu temen aku. Kita udah kenal dari SMA loh, aku juga udah berkali kali bilang ke kamu 'kan?" jelas Edel masih dengan suara lembut mencoba menenagkan Juna.

Namun, pria yang dirundung emosi itu seolah menutup mata. Ia justru semakin meluap melihat Edel tampak membela Aska dan membenarkan hal yang tidak ia sukai. "Gue nggak peduli, Del, lo kenal sama dia berapa lama. Yang jelas, sekarang lo punya gue, dan gue nggak suka lo deket sama cowok lain selain gue," tegas Juna sekali lagi dengan emosi yang membuncah.

"Aku sama Aska cuma temen, Jun! Kamu ngertiin kenapa, sih!" Kini si gadis turut terpancing emosinya. Bahkan tidak ada panggilan sayang dalam kalimatnya seperti tadi.

"Bangsat! Lo sama gue juga berawal dari temen!" teriak Juna yang sudah tidak dapat lagi membendung emosi.

Edel tak mau kalah. Meski air mata mulai membumbung pada kelopak matanya, ia tetap menatap dengan berani pada Arjunanya. "Tapi Aska beda! Aku nggak pernah suka sama dia sejak awal, nggak kayak ke kamu!" Kini terikan Edel kian nyaring. Jika saja suasana depan kost tidak sepi, dapat dipastikan orang akan mendengar pertengkaran mereka di dalam mobil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Things that you (might) likeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang