Rolas

1 0 0
                                    

Aku tidak ingin menjadi seorang yang spesial. Aku hanya ingin menjadi orang biasa. Karena dengan biasa aku tidak akan terlalu dibutuhkan atau terlalu terasingkan. Mereka hanya akan melihatku sesekali, tanpa terlalu memperhatikanku. Aku tidak akan dielu-elukan karena kespesialanku itu  yang kemungkinan akan membuat iri hati lain.

Aku mungkin akan memiliki banyak teman, tapi tidak menjamin mereka akan selalu disisiku, atau mungkin juga dengan tidak sedikitnya lawan yang kumiliki. Saat aku akan mengambil suatu putusan, mereka akan memberiku saran, tapi mereka tidak akan memaksaku.

Mungkin bukan memaksa, lebih dengan menggunakan seseorang yang menganggapku spesial, seperti mereka akan mengatakan ''tidakkah kamu ingin melihat kami bahagia, itu adalah jalan terbaik untukmu, ayolah apalagi yang kamu tunggu, kesempatan itu tidak akan datang 2 kali, jangan buat kami kecewa''.

Hal itu mungkin terdengar biasa bagi mereka. Tapi itu membuatku seperti orang tak tau terimakasih jika aku tidak mengikuti saran itu. Namun akan membuat diriku sendiri tidak nyaman jika mengikuti saran itu. Pun ketika mereka akan membuat keputusan, mereka hanya akan menanyakan bagaimana pendapatku, jika itu baik maka akan diambil, jika tidak maka akan dibiarkan.

Aku tidak perlu merasa sedih jika pendapatku ditolak, atau mungkin bahagia jika diterima. Yang pasti mereka hanya akan memberiku saran tanpa membawa sesuatu yang spesial itu untuk mengikuti saran mereka.

Sungguh aku tak menyukai hal seperti itu, karena itu hanya sarankan? Sesuatu yang bisa diambil jika menurut penerima baik, atau dibiarkan jika menurut penerima ada pilihan yang lebih baik.

Tentu saja saran itu tidak ada yang salah. Semuanya benar. Semuanya membangun. Apalagi jika yang memberinya seseorang yang menggapmu spesial, mereka tidak akan memberimu saran yang menyulitkanmu bukan?

Tapi, siapa yang tahu akan masa depan? Yang akan menjalaninya adalah diri kita sendiri. Jika kita mengambil saran dari mereka hanya karena rasa tidak nyaman karena khawatir membuat mereka kecewa, ketika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi kita tidak bisa menyalahkan mereka karena kitalah yang memutuskan untuk mengambilnya.

Penyesalan ada pada diri kita, mungkin juga pada diri mereka. Hati kita yang sakit pasti akan menyalahkan mereka, kita akan mengeluh pada mereka, memuntahkan segala kesalahan pada wajah mereka. Mereka mungkin akan menerima atau malah memdebat kita. Lain hal ketika kita mengambil putusan itu sendiri, tentu saja setelah mempertimbangkan saran dari mereka. Ketika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, kita tidak punya alasan untuk mengeluh pada mereka. Kita akan menanggung semua itu sendiri. Menyesali mengapa tidak memilih saran dari mereka.

Sekali lagi, siapa yang tau kehidupan kita di masa depan? Tidak ada. Karena itulah, perlu keteguhan hati saat akan mengambil suatu putusan agar tak menyesalinya dikemudian hari. Yakinlah bahwa yang kamu ambil ini adalah yang terbaik untukmu. Terus berusaha dan jangan lupa untuk berdoa. Dengan segala pertimbangan itu, lebih baik bukan jika hanya menjadi orang biasa bagi orang lain?

-fiw
25 Sep 2022-

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 25, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kataku Dan Kata MerekaWhere stories live. Discover now