"Biar saja, setidaknya kau tidak sendirian" ia mengikuti langkah kaki ku yang kupercepat. Keras kepala sekali anak ini.

Didepan pintu kelas ada Y/N dan teman-temannya. Ia menoleh padaku dan memberikan senyuman jahatnya itu. "Ohh sapinya sudah bersih" ledeknya. Aku memilih masuk lewat pintu depan daripada harus menerima bullyan Y/N lagi.

Tiada hari yang ia lewati tanpa membully ku. Selalu ada saja yang ia lakukan. Dan terkadang hal-hal tersebut diluar nalarku.

Pernah sekali ia menyiramiku dengan air kotor. Membuatku 2 hari tidak masuk sekolah karena alergi. Di lain hari ia sengaja membuatku menghirup bubuk kapur dan aku menjadi sesak seharian penuh.

Aku duduk di bangku ku, menatap Y/N yang tengah bercanda. Y/N sejujurnya sangat cantik, dan ia memiliki senyuman yang manis.

Rambutnya hitam legam sering ia biarkan terurai, mata coklatnya di padukan dengan bulu matanya yang lentik membuat proporsi wajahnya pas.

Ia dikenal banyak orang sebagai bidadari. Meski semua orang tahu ia membully ku, tetap saja mereka membiarkannya karena ia cantik.

"Ya, bukannya Y/N keterlaluan.. memangnya dia tidak in-" aku menyumpal mulut Chan dengan kertas. Aku benar-benar ingin diam sendiri.

Bel pulang sekolah berbunyi, sedangkan aku masih harus membereskan ruang kelas karena jadwalku.

"Wah, Boo Seungkwan" ucap Y/N. Tangannya mengambil kacamataku secepat kilat. Aku berusaha menggapainya tapi sebelum tanganku sampai, Y/N menjatuhkan kacamataku hingga pecah.

"Michigesseo?! Memangnya kenapa meski kau membiarkanku sendirian sehari saja?!" bentakku. Aku kehilangan kesabaranku lalu menyambar kacamataku dan pulang.

Terbayang muka Y/N yang kaget melihatku membentaknya. Kacamata ini berharga untukku dan dia seenaknya menjatuhkannya.

Saat aku berjalan pulang aku melewati sebuah toko yang kacanya memantulkan diriku dengan jelas. Siswa yang tidak tahu fashion, berpakaian culun dan berponi tebal.

Apakah aku seburuk ini? Pantas saja Y/N begitu senangnya membully ku. Dan ia tidak pernah menyentuh Chan sedikitpun.

Aku kembali berjalan pulang, yang ada dipikiranku saat ini bagaimana bisa semuanya terjadi?. Aku lelaki, seharusnya aku lebih kuat dan mampu melawan Y/N seperti tadi.

Brakk!
Aku membanting pintu kamarku dan duduk dimeja belajar. Sebuah foto polaroid jatuh karena bantingan pintuku tadi. Polaroid fotoku, Chan, dan Y/N.

Benar Y/N. Dulu kami bertiga berteman sangat akrab. Ia bagaikan bidadari yang turun sengaja untuk menemani kami menjalani hari terberat selama masa trainee dan saat entertainment yang menaungiku juga Chan bangkrut.

"Kau selalu mengerjapkan matamu, kenapa?" tanya gadis itu dengan suara lembutnya. Chan mengangguk dan menatapku "Apa matamu sakit?" imbuhnya.

Aku mengangkat bahuku, mataku rasanya mudah berair dan sulit fokus. "Ya sudah nanti pulang sekolah kita ke optik ya..". Sekali lagi aku begitu bersyukur dengan adanya gadis manis ini.

Mataku baik-baik saja, namun sepertinya bertambah minus. Y/N mengambil sebuah kacamata dengan frame bulat. "Kau harus pake kacamata ya.. aku yang belikan agar kau pakai terus" ucapnya.

Kacamata yang ia jatuhkan tadi juga pemberiannya. Ia memberiku kacamata itu dan berkata bahwa aku terlihat lucu mengenakannya. Sejak saat itu aku selalu memakainya kemanapun.

Semenjak masuk SMA, Y/N berbeda. Ia berkumpul dengan geng wanita cantik sekolah dan menjadi seperti itu. Sasarannya selalu aku. Aku tidak paham apa maunya dan kemana perginya Y/N yang dulu.

Aku membalik polaroid itu dan menyimpannya. "Seungkwan, kau kenapa? Chan menelpon Eomma barusan" tanya Eomma dari balik pintu kamarku

"Gwenchana Eomma, Tapi aku lelah.. boleh kah aku seminggu tidak masuk? Harinya longgar" jawabku. Eomma tidak menjawab cukup lama.

Krieettt
"Ne, beristirahatlah anak Eomma" ia memelukku dari belakang dan mengelus rambutku. Eomma meninggalkanku sendirian, ia tak memaksaku untuk bercerita.

Kacamata yang Y/N jatuhkan kusimpan di meja belajarku. Mataku menatap kacamata itu. "Apa ia benar-benar merundungku karena itu adalah sifat aslinya?" gumamku.

Seminggu tidak sekolah kugunakan untuk merubah diriku. Walau nantinya aku masih ia rundung, aku berharap aku mampu melawannya.

Mulai dari pergi ke gym, menata ulang rambut, membeli lensa menggantikan kacamata tebalku. Dan mungkin aku berencana membeli beberapa baju yang berbeda.

Chan beberapa kali menghubungiku sekedar bertanya kabar. Aku selalu menjawabnya tunggu seminggu lagi aku akan masuk sekolah.

"Kau sudah pulang?" tanya Eomma. "Iya eomma" jawabku singkat. Eomma menatapku "Seungkwan ah, kau benar-benar tidak apa-apa turun sebanyak ini?" ia menatapku khawatir.

"Aku tidak apa-apa, kan aku juga makan terus eomma" aku tersenyum padanya mencoba membuatnya tidak khawatir.

Esok sudah waktunya aku masuk sekolah. Aku sudah siap melawan apapun yang akan dilakukan Y/N. Ia mau membully ku sekeras apapun kini aku bisa membalasnya.

Sejak pagi-pagi sekali aku bersiap untuk pergi ke sekolah. Hari ini aku akan berpakaian seperti biasanya. Seragam dan rompi, rambutku pun kubiarkan berponi. Bedanya aku hanya tidak memakai kacamata.

Semua mata tertuju padaku. Berbeda sekali saat aku masih memakai kacamata tebal.

"Nametagnya Seungkwan, apa dia benar-benar Boo Seungkwan?" tanya beberapa orang. Mereka masih terus menatapku dan berbicara seenaknya.

Senyumku mengembang saat menemukan Chan berjalan sendirian. Aku segera berlari menghampirinya dan merangkulnya. "Yo, Bro!" sapaku.

Chan terdiam sesaat menatapku "Yo! Boo Seungkwan!" ucapnya riang.

"Hei sapi, kau turun berapa kilo?"

------

Save the day!

[M] Seventeen Sweetness #2 update tiap kamis

Long Short Story Seventeen update tiap senin

Please wait for my others story❤️

[M] Seventeen Sweetness #2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang