#9. A bridge, Na Jaemin.

101 24 0
                                        

Jaemin menyumpah sepanjang jalan, setelah ia ditabrak oleh sepeda pagi tadi hingga bemper belakang mobilnya ringsek, hari ini pula ia diberikan kerjaan yang banyak sekali.

Seolah semesta sedang mengajaknya bertarung.

Ia memutar cincin di pergelangan tangannya, sialan. Ia bahkan hari ini tidak ke rumah Hyunjin.

Na Jaemin, si fresh graduate jurusan Management. Seorang artisan juga fotografer paruh waktu yang sekarang sibuk di perusahaan milik orang tuanya sebagai co-manager.

Banyak yang iri dengan kemulusan jalan hidup Jaemin, tapi menurut Jaemin tidak ada sensasinya sama sekali.

Sudah tiga tahun kalau Jaemin tidak salah hitung, sejak kelulusan SMA nya. Ia baru di wisuda bulan kemarin, bersama Hyunjin. Namun Hyunjin harus ambil S2 agar lebih mudah mendapatkan pekerjaan, meski Jaemin bilang urusan menafkahi itu urusan laki-laki tapi Hyunjin tetap kekeuh dengan pendiriannya. Jaemin malas berdebat jadi ia mempersilahkan Hyunjin untuk sekolah lagi.

Kehidupan 100% normal, meski ia masih penasaran dimana gerangan Kim Minjoo berada, setiap malam Jaemin mencoba menghubungi Minjoo namun selalu menyambung ke voice mail dan itu membuat Jaemin keki.

Rutin satu bulan sekali Jaemin datang ke rumahnya yang dulu—ia tinggal di apartement sekarang—selain untuk menjenguk ibunya ia juga ingin tahu apa Minjoo sekali-kali pulang ke Jakarta? Tapi sialnya bukan Minjoo yang pulang tetapi Mingyu dan ibu Minjoo yang menyambangi gadis itu.

Sosial media Minjoo semua mati, mungkin Minjoo membuat akun baru. Jaemin seratus persen pusing karena Minjoo menghindarinya tanpa Jaemin tahu alasannya apa.

Tiga tahun lalu, kehidupan Jaemin berubah drastis, bahkan sejak ia pulang dari rumah keluarga Kim waktu itu ia sibuk menelfon Minjoo setiap hari, setiap jam, bahkan setiap menit. Ia tidak bisa memberi tahu Hyunjin soal bertapa senewennya ia ditinggal oleh Minjoo.

Tiga tahun berlalu, meski frekuensi Jaemin menelfon Minjoo sudah berkurang ia tidak se-senewen dulu namun, ia masih menyempatkan setiap malam untuk menelfon gadis itu, meski Jaemin tahu telfonnya tidak akan pernah diangkat.

Jaemin rasa nanti jika Minjoo pulang, Jaemin akan menghantam kepalanya dengan batu bata.

Mineure.+ N. JaeminWhere stories live. Discover now