[04]. Permen?

211 105 16
                                    

Abel terbangun dari tidurnya kala merasa seluruh badannya pegal karena terlalu lama tidur sembari duduk.

Wajahnya ngeselin, tapi kelihatannya dia sesang gembira, entah karena apa. Abel merentangkan tangannya ke atas lalu berdiri sambil berdecak pinggang.

"Nyenyaaaaaak gue tidur. Sampe jam..." Ucapnya menjeda lalu melirik jam yang melingkar dipergelangan tangan kirinya.

"Jam..."

"Tadi gue tidur jam..." Abel tengah berpikir.

"Au ah males mikir!"

"Huaaaa gue mimpi dikasih lolipop sama pangeran!!!" Ujarnya dengan sumringah berseri ria.

"Nyata banget asli." Lanjutnya lalu meraba sekitar tubuhnya, merogoh saku rok dan menghela nafas kasar setelahnya.

"Nggak jadi nyata, lolipop nya nggak ada." Ucapnya berubah murung lalu mengedarkan pandangan.

"Loh gue dimana?"

"Aku siapa? Kamu siapaa?"

"Kok gue bisa disini sih? Perasaan tadi gue tidur meluk guling..." Ucapnya dengan nada pelan diakhir karena masih berpikir keras.

"Lahiya mana tuh si embé! Beraninya ribut sama gue!!" Ucapnya seketika emosi kala mengingat dirinya tengah ribut dengan kakak kelasnya itu.

Telat atuh Abel....

"Arrgghhh! Kalo mama papa tau abis gue!!!"

"Gimana dong?"

"Ah gimana dongg huee!!!"

"Au ah kesel gue sama si embé! Kalo ketemu, udah gue cubit aja tuh ketek nya biar tau rasa, berani macem-macem sama seorang Abelalala huh!"

Abel mengedarkan pandangannya lalu terhenti pada meja didepannya yang terdapat sebuah...

Permen.

"Wait..." Ucapnya pelan, tatapannya tak henti memandang ke arah permen itu dengan berbinar.

Tangannya gemetar, perlahan mengambil permen itu lalu menutup mulutnya dengan satu tangan kirinya mencegah teriakan keluar.

"Haaa!! OMO OMO JINJJA!!"

"Aaaaa!" Teriaknya ingin keras namun ia tahan dan celingukan ke kanan, ke kiri, ke belakang dan keatas nya melihat apa ada orang atau tidak.

Ya siapa tau kan, diatas ada mbak kuntie.

Abel kembali menatap permen ditangannya dengan mata yang berbinar. "Permen kesukaan gue ini mah... maygat maygat maygatt!!!" Saking senangnya, itu.

"Ini buat gue kan?" Tanya nya dengan oelan, laly kembalu celingukkan. Takut-takut ada yang mengintipnya.

"Tunggu..." Dirinya berpikir keras hingga kepalanya asapan.

"Yeh! Siapa tau ini punya Pak Tio kan! Ah gagal deh gue makan permen kesyukaan gueh!" Ucapnya dengan lebay.

"Tapi..."

Negeri Dalam Batu [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang