1. Ms. Bitch

427 50 26
                                    

Di sebuah ruangan, di satu perusahaan properti terkemuka di Seoul, seorang wanita sedang mengintimidasi seisi ruangan. Sepi dan dingin, itulah yang bisa diungkapkan dari keadaan ruangan saat itu. Seakan angin pun enggan menginterupsi kegiatan wanita yang duduk tegak di singgasananya. Eksistensinya bagai singa betina penguasa savana, membuat yang melihat enggan menyapa. Matanya tajam bagai mata elang pencabut nyawa. Jari-jari cantiknya menari elok di permukaan papan ketik, namun mematikan.

Dia mengeluarkan aura hitam legam, mengerutkan dahi sekuat mungkin hingga kedua alis-alis cantiknya hendak menyatu. Kopi di mejanya sudah dingin tanpa disentuh sedikit pun. Tidak, dia tidak ada waktu meminumnya sebelum dia berhasil mengirim surat elektronik pada seseorang dan memastikan orang itu membacanya. Puluhan surat elektronik dikirim bertubi-tubi pada tujuan yang sama, dia bersumpah akan membuat orang itu membacanya. Hingga suara ponsel berbunyi barulah dia memutus atensi dengan layar laptop. Sebuah decakan keluar mulus dari mulut manis itu karena menganggu aktivitas pentingnya. Punggungnya bersandar pada kursi yang empuk guna menyamankan otot-otot yang tegang sedari tadi. Dia tidak mengerti, kenapa orang yang muncul di layar ponselnya suka sekali menghubungi saat dia sedang kesal.

"Aku sedang sibuk, sangat sibuk, dan akan sibuk sampai 2 hari ke depan. Jadi tolong tinggalkan pesan saja daripada kau menggangguku," katanya malas sebelum si penelepon mengunggkapkan maksud dan tujuan.

Suara di seberang sana terdengar melengking, hingga dia harus menjauhkan ponsel dari telinga.

"Kau memaksaku kesana dan mencicipi eksperimenmu lagi? Aku lebih baik keluar makan siang bersama si cupu Siwan daripada mencicipi makananmu. Dia akan membelikanku daging panggang yang enak dan mahal."

Suara di seberang kembali melengking dan wanita itu kembali menjauhkan ponsel dari telinga kesayangannya. Bahkan dia mendapat ancaman yang tidak terduga dari sang penelepon.

"Ingat, sampai di sana aku akan menghancurkan setiap inci dari eksperimenmu itu! Kau akan menyesal bajingan kecil!" ucapnya sebelum mematikan panggilan dengan gerakan kasar. Ponsel malang itu juga dilempar asal di atas meja sedangkan sang pemilik bangkit dari kursi kebesarannya.

Dia melangkah menuju pojok ruangan tempat kumpulan blazer cantiknya digantung. Memilih sebentar, jari-jari lentik itu mantap menggenggam blazer hitam pekat. Sangat cocok dipadu-padankan dengan kemaja putihnya. Ujung bibirnya tertarik ke atas saat melihat pantulan diri yang sangat percaya diri di depan cermin. Dia sangat puas.

"Perfect!"

Setelah itu dia menyambar kunci mobil dan ponselnya yang tadi dia lempar. Seperti biasa, ketika pintu kayu mengkilap itu terbuka, semua pasang mata yang ada di setiap bilik akan melirik. Rasanya seperti selebriti. Bukan kah itu menarik? Dia melangkah melewati setiap bilik dengan percaya diri sembari memasang kaca mata hitamnya.

"Mau kemana dia jam segini?"

"Kemana pun itu bukan urusanmu, sebentar lagi jam makan siang, dia pasti akan bertemu dengan om-om gandengan barunya."

"Sok tahu."

"Teruslah kau memujanya karena dia tidak akan mau makan siang denganmu apalagi berkencan denganmu. Kau itu cupu, Siwan."

Begitulah kira-kira percakapan para penghuni bilik yang sialnya masih cukup keras untuk didengar. Si wanita hanya tersenyum miring, mendapati dirinya kembali menjadi buah bibir. Ada rasa kepuasan tersendiri yang dia rasakan, dan dia sangat suka itu.

Jung Eunha, seorang wanita dengan tinggi 165 cm, memiliki lekuk tubuh bagus yang menjadi idaman pada pria. Kedua kaki rampingnya sangat pas bersanding dengan rok kulit pendek serta heels hitam yang menambah kesan seksi. Jangan lupakan kemeja putih. Dia sangat suka kebersihan. Last but not least, rambut pirang karamel yang terurai panjang adalah ciri khasnya.

Stubborn Sexy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang