Part. 1

78K 1.6K 82
                                    

Author POV.

Calia menunggu ruang lobi bandara Aeroporto Leonardo da Vinci di Fiumicino bandara internasional Italia.

Hari ini adalah kepindahannya ke Italia ke rumah bibi-nya Annete, bibi-nya hanya tinggal dengan suaminya sedangkan anak-anak bersekolah di Amerika.

Ibunya memintanya untuk menemani bibi-nya yang sendiri setelah di tinggal suaminya dinas ke luar negeri.

"CALIA"

Calia tersenyum lebar melihat bibi-nya yang berjalan kearahnya sambil melambaikan tangannya.

"Maaf kamu lama nunggu bibi ya ?"

Calia tersenyum lembut melihat bibi-nya yang terlihat menyesal.

"Enggak pa-pa kok Bi, pesawat ku baru aja mendarat 30 menit yang lalu"

"Ha tetap aja bibi tidak enak pada mu"

"Udah ah dari pada bibi minta maaf terus mendingan sekarang kita pulang aku laper nih Bi"

Calia merangkul tangan bibi-nya dan berjalan sambil tersenyum kearah mobil tua milik paman-nya Josh.

Ya walaupun bibi-nya orang Indonesia asli suaminya adalah orang Italia.

"Oh iya Bi, bibi sekarang tinggal di mana bukannya dulu bibi Roma sekarang bibi tinggal di mana ?"

Calia bertanya pada bibi-nya saat melihat mobil bibi-nya berjalan ke Roma ibu kota Italia tapi berjalan kearah hutan.

"Oh ibu mu belum bilang ya sekarang bibi tinggal di Locorotondo, desa yang cukup jauh dari Roma dan dekat sama hutan dan lembah di sana"

"Loh kenapa bibi pindah ke desa kecil, kalau di kota kan lebih enak mau ke mana aja deket kalau di desa kan jauh Bi, mau ke minimarket aja harus jalan dulu pinggiran kota" keluh Calia.

"Hahaha dasar anak bodoh, di desa itu lebih bagus jauh dari polusi udara, apa lagi di desa itu udaranya masih seger enak buat bersantai apa lagi desa tempat bibi tinggal terkenal sama pohon anggurnya di sana juga ada perusahaan pembuat anggur terbaik di Italia, bibi yakin kami enggak akan nyesel kalau lihat desanya"

Calia hanya tersenyum sebenarnya dia sama sekali tidak permasalahkan tinggal di kota atau di desa, hanya saja menurutnya akses ke desa jauh dari mini market dan rumah sakit jadi membuat orang sedikit susah.

"Iya bibi" balas Calia lembut.

Annette tersenyum manis melihat keponakan yang dulu imut kini menjadi wanita cantik dengan tubuh sempurna yang membuat laki-laki bergairah.

"Oh iya tapi sebelum kita kerumah bibi ada beberapa hal yang tidak boleh kamu langgar" kata Annette serius.

"Apa aja Bi ?"

"Jangan pernah keluar rumah lewat dari jam 12 malam dan di desa bibi ada hutan lebat dengan garis polisi di pinggir hitamnya, nama hutannya foresta della morte ( hutan kematian ) hutan itu paling terlarang di masuki oleh orang asing atau orang asli negara ini, tidak pernah ada keluar saat di masuk dalam hutan, dan beberapa hari kemudian mereka akan di temukan di pinggir hutan dengan kondisi yang mengerikan"

"Kondisi mengerikan seperti apa bi ?" Jujur saja dia penasaran dengan cerita hutan kematian yang itu.

"Beberapa anak muda di desa pernah nekat untuk masuk dan membuktikan kebenaran tentang hutan itu, tapi mereka tidak pernah keluar di cari seperti apa pun mereka tidak terlihat sedikit pun bahkan jejak mereka juga hilang, tapi setelah itu beberapa hari kemudian tiba-tiba saja mereka terlihat di pinggir hutan dengan keadaan yang sudah tidak bernyawa dan keriput bahkan saat di otopsi jenazah mereka semua tidak ada darah sedikit pun yang tersisa di tubuh mereka"

"Bibi itu tidak masuk akal, bagaimana bisa mereka tidak ada darah setetes pun di mayat mereka, sedangkan orang yang mati di bunuh selama seminggu pun masih ada darah di tubuhnya"

"Itu lah yang masih menjadi rahasia sampai sekarang, tidak ada yang tahu mahkluk seperti apa yang ada di hutan itu, bahkan dulu ada anggota pemerintah yang masuk kehutan itu dan mereka bilang mereka seperti berhalusinasi hingga mereka hanya berjalan di tempat yang sama terus" kata bibi Annette.

"Aku jadi penasaran dengan hutan itu bi"

"Jangan pernah masuk kedalam sana, jika kamu hilang nanti bagaimana bibi sama paman mu tanggung jawab sama orang tua mu nanti" tekan Annette.

Calia terkekeh pelan melihat bibi-nya yang marah padanya.

"Hahaha enggak lah bi, sampai kapan pun aku enggak akan masuk ke dalam hutan itu, aku masih sayang nyawa Bi"

Calia menurunkan kaca mobil bibi-nya, dia kagum saat melihat desa indah dengan hamparan pohon anggurnya, Calia menutup matanya dan menghirup dalam-dalam udara segar desa, desa indah dengan bangun yang seperti abad pertengahan dan udara bersih khas desa.

Benar-benar tempat yang cocok untuk bersantai dari semua kesibukan setiap harinya.

Benar kata bibirnya dia tidak akan pernah menyesal datang ke desa ini.

Tempat yang benar-benar berbeda jauh dengan ibu kota yang sibuk dan polusinya yang buruk.

Tempat yang benar-benar berbeda jauh dengan ibu kota yang sibuk dan polusinya yang buruk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Bagaimana bagus kan ?" Tanya bibi Annette sambil tersenyum.

"Iya Bi, baru kali ini Lia lihat desa sebagus ini" katanya.

"Iya kan, desa ini termasuk 11 terindah di Italia, banyak turis yang datang kesini sekedar untuk melihat-lihat desa dan anggurnya atau bahkan ada yang penasaran dengan hutan foresta della morte" kata bibi Annette.

Mobil bibi Annette berhenti di rumah sederhana dengan lantai dua di dekat atas bukit, Calia keluar dari mobil dan melihat setiap rumah yang jaraknya tidak terlalu berjauhan satu sama lainnya.

"Memang masih ada yang penasaran sama hutan serem kaya gitu Bi ?"

"Masih, ada beberapa pemuda yang menyebut diri mereka sendiri pencari hantu, tapi saat mereka masuk ke hutan itu mereka bernasib sama dengan lain"

Calia hanya mendengar dengan serius sambil mengeluarkan kopernya yang berada di belakang mobil, dia terkekeh geli saat mendengar nama pencari hantu.

"Hahaha memangnya di hutan kaya gitu ada hantunya apa ? Yang ada hewan buas banyak" dia tertawa geli membuat bibi Anne tersenyum.

"Ya bibi juga bingung sama anak-anak itu, mereka bilang di hutan itu ada roh jahat lah ada iblis bahkan ada yang bilang ada vampir" balas bibi Anne.

"Hahaha ya tuhan ini tahun 2020 dan masih ada aja yang percaya hal seperti"

Calia tertawa hingga perutnya sakit, bibi Anne hanya menatap keponakan dan membuka pintu rumahnya.

"Udah jangan banyak tertawa ayo cepat masukan ke dalam koper mu dan setelah itu kita makan siang" kata bibi Anne.

"Siap bos"

Calia mengakat tangannya dan menaruhnya di kepala membuat gerakan hormat layaknya tentara.

"Hahaha dasar anak nakal"

Bibi Anne membantu Calia membawa kopernya masuk kedalam rumah sebelum menutup pintunya.


...................


TBC

Jangan lupa fote dan komen ya....

Fote 100 dan komen 50 mami lanjut ya say kalau enggak mami males lanjut ini cerita.



Sex with Vampire Where stories live. Discover now