Mei

58 6 0
                                    

Mei, 26

Manika memasukkan buku dan alat tulisnya buru- buru ke dalam tas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Manika memasukkan buku dan alat tulisnya buru- buru ke dalam tas. Dengan langkah cepat, ia berjalan keluar kelas dan memesan ojek online untuk menuju ke rumah Nathan. Hatinya nggak tenang setelah mendapatkan pesan dari Angkasa-- Teman Nathan-- kalau laki- laki super sibuk itu tumbang ketika rapat BEM.

Sejak dosen masuk sampai kelas selesai, Manika nggak bisa konsentrasi sama sekali. Di dalam pikirannya hanya Nathan. Khawatir setengah mati, takut kalau Nathan kenapa- napa. Kaget juga, soalnya Nathan masih kelihatan baik- baik aja kemarin. Bahkan, mereka masih keluar bareng untuk makan sate di deket rumah Manika malem- malem. 

Setelah sampai, Manika langsung turun dan bayar ojek onlinenya. Lalu, ia melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam rumahnya Nathan. Diketuk beberapa kali, nggak ada jawaban. Manika jadi bingung mau nekat masuk tanpa permisi atau enggak. 

Beberapa detik bergulat dengan pikiran sendiri, pintu rumah Nathan terbuka.

" Neng!"

" Teh Iis, Nathan gimana?" Tanya Manika pada asisten rumah tangganya Nathan. Teh Iis mempersilakan Manika untuk masuk dan naik kelantai atas. Tepatnya, ke kamarnya Nathan.

" Katanya mas Angkasa, tadi teh si aden pingsan. Dibopong juga sama mas Angkasa dan temen- temennya kesini. Mana pada kasep pisan, Neng. Teteh tuh seneng sek-"

Manika menepuk jidatnya sedikit keras. Sedikit merutuki sikap teh Iis yang sangat keluar konteks seperti saat ini. " Iya teh, Manika tau. Nathannya gimana maksud Manika..."

" Hehe...Maafin teteh ya, neng. Baru bangun kayaknya, neng. Tadi sempat mau disuapin makan juga sama non Mima, tapi den Nathannya enggak mau. Teteh teh nggak berani naik daritadi. Takut ganggu si aden." Jelas Teh Iis panjang lebar pada Manika.

Karemima, adik perempuan Nathan yang umurnya satu tahun lebih tua dari Manika. Sedikit urakan, tapi nggak urakan- urakan amat. Pokoknya, kepribadiannya bener- bener berbeda banget sama Nathan. Kalau Nathan kalem dan rapih, Karemima itu lebih suka kebebasan dan nggak begitu tertata. Anaknya demen hura- hura dan nongkrong sana sini, pokoknya beda banget sama Nathan yang kalau nongkrong sesuai mood doang.

" Terus Mimanya kemana sekarang, Teh?"

" Nggak tau, Neng. Sebelum tau aden sakit sih bilangnya nggak pulang sampai besok. Mau joget malem- malem katanya teh. Tapi tadi sih sedenger teteh, non Mima mau keluar sebentar terus nanti pulang lagi."

Hatinya sedikit lega ketika mendengar penuturan dari teh Iis barusan. Setidaknya, ada Mima yang bisa nemenin dan rawat Nathan selama orangtua mereka dinas diluar kota. 

" Yaudah, teh. Manika masuk dulu, ya. Buburnya minta tolong dipanasin lagi aja, Teh. Biar Manika yang suapin Nathan nanti." Pinta Manika yang langsung mendapat anggukan dan acungan jempol dari teh Iis. 

Dengan gerakan perlahan, Manika membuka pintu kamar Nathan. Mencoba sehati- hati mungkin, supaya yang di dalam enggak keganggu. Manika jadi makin khawatir pas liat Nathan tiduran dengan keadaan lemes dan nggak berdaya. Bahkan, laki- laki berambut kecoklatan itu nggak ganti bajunya sama sekali. 

[2]Boyfriend Series: Jonathan | Jung Jaehyun✓Where stories live. Discover now